Minggu, 23 November 2008

INISIASI PEND. PESERTA DIDIK 1-5



Inisiasi 1
(Perkembangan Fisik dan Sosial)
Salam dan selamat berjumpa dalam kegiatan tutorial online untuk matakuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Seperti Anda ketahui melalui pembelajaran matakuliah ini, Anda sebagai mahasiswa/i S1 PGSD program PJJ yang juga menjadi guru SD diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik usia SD/ MI. Pada pertemuan perdana kegiatan tutorial online ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 2, khususnya subunit 1 dan 2 mengenai perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan emosi) telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial.
Pada bahan ajar cetak unit 2 subunit 1 mengenai perkembangan fisik telah dipaparkan mengenai pengertian dan faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan motorik, dan keterampilan dasar pada masa anak akhir usia SD/ MI. Selanjutnya pada subunit 2 mengenai perkembangan sosial telah dipaparkan mengenai pengertian dan proses sosialisasi, peranan kelompok dan permainan, serta penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali dengan lebih cermat mengenai perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online perdana ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
2. Menjelaskan perkembangan keterampilan motorik
3. Menjelaskan empat keterampilan dasar pada masa anak akhir (usia SD/ MI)
4. Menjelaskan pengertian dan proses sosialisasi
5. Menjelaskan peranan kelompok dan permainan anak
6. Menjelaskan penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI
Dengan memahami perkembangan fisik dan sosial, akan sangat bermanfaat bagi Anda sebagai guru SD dalam memahami peserta didik Anda. Anda dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran maupun bimbingan dalam mengembangkan aspek fisik dan sosial anak usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik peserta didik usia SD/ MI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot dan lemak. Perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam keluarga, jenis kelamin, gizi dan kesehatan, status sosial ekonomi, gangguan emosional, dll. Pertumbuhan dan perkembangan fisik tubuh ini secara langsung akan menentukan keterampilan bergerak anak, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain, serta mempengaruhi cara anak melakukan penyesuaian dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Terdapat perbedaan dalam pertambahan tinggi dan berat, namun umumnya mengikuti pola/ aturan/ hukum arah perkembangan. Perkembangan proporsi dan bentuk tubuh anak dapat dikelompokkan menjadi bentuk tubuh yang cenderung menjadi gemuk (endomorf), kekar (mesomorf), atau kurus (ektomorf). Selanjutnya pada peserta didik di kelas V dan VI (masa puber/ 11-13 tahun) terjadi perubahan fisik yang sangat pesat disebabkan oleh kematangan kelenjar dan hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan seksual. Perubahan ini mengakibatkan anak mengalami ketidakseimbangan, menarik diri, bersikap negatif, kurang percaya diri, perubahan minat dan aktivitas, dll.
Perkembangan keterampilan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan fisik melalui kegiatan syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pada peserta didik usia SD/ MI keterampilan motorik meliputi keterampilan tangan dan kaki. Dalam perkembangan keterampilan motorik dapat menimbulkan masalah apabila terjadi keterlambatan penguasaan keterampilan gerak yang mengakibatkan anak mengalami kesulitan/ hambatan dalam penyesuaian pribadi dan sosialnya.
Selain perkembangan fisik dan motorik, Hurlock (1991) mengemukakan ada empat keterampilan dasar yang perlu dikuasai anak SD/ MI pada masa anak akhir yaitu: keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan menolong orang lain (sosial), keterampilan bermain, dan keterampilan bersekolah (skolastik).
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat di mana anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas perkembangannya. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Proses sosialisasi dilakukan melalui belajar berperilaku dan memainkan peran sosial yang
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat melakukan penyesuaian sosial. Kemampuan peserta didik bersosialisasi antara lain dipengaruhi oleh kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti, dan metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi.
Dalam perkembangan sosial peserta didik usia SD/ MI, kelompok dan permainan anak memegang peranan penting. Melalui kegiatan kelompok dan permainan, anak SD/ MI belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Agar dapat diterima dan tidak ditolak oleh kelompok dan permainan, anak perlu mengadakan penyesuaian sosial. Untuk itu anak perlu mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, menolong orang lain, dll.
Tugas Tutorial Online 1
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pengaruh langsung ataupun tidak langsung perkembangan fisik motorik bagi perkembangan peserta didik secara keseluruhan!
2. Keterampilan dasar apa saja yang perlu dikuasai peserta didik usia SD/ MI? Jelaskan dan beri contoh!
3. Bagaimana peran kelompok dan permainan dalam penyesuaian sosial anak SD/ MI?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 1
1. Amati kegiatan peserta didik di kelas Anda ketika waktu istirahat antar pelajaran di sekolah! Catat tempat lokasi, waktu kejadian, dan subjek peserta didik yang Anda amati!
2. Deskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan peserta didik (satu atau lebih dari satu peserta didik).tersebut!
3. Keterampilan fisik dan sosial apa saja yang dikembangkan melalui kegiatan tersebut? Beri penjelasan singkat!
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
Menuliskan tempat lokasi (misalnya halaman sekolah, ruang kelas, dll),
waktu (hari, tanggal, jam) pengamatan dilakukan,
serta subjek peserta didik (individu ataupun kelompok) yang diamati
1
1
1
2.
Mendeskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan subjek peserta didik yang diamati
2
3.
-Keterampilan fisik motorik yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: keterampilan tangan ketika bermain lempar tangkap bola)
-Kemampuan sosialisasi anak yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: membantu teman yang terjatuh, memberi bola pada teman)
-Keterampilan/kemampuan lain yang muncul dan penjelasannya
(misal: anak belajar kebersihan/cara hidup sehat dengan cara mencu-ci tangan ketika selesai bermain bola)
2
2
1
Jumlah
10
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik


Inisiasi 2
(Perkembangan Intelek dan Bahasa)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang kedua untuk matakuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kegiatan online kali ini kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 3, khususnya subunit 1 dan 2 mengenai perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan moral) telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial. Subunit 4 (perkembangan kepribadian) merupakan akumulatif aspek-aspek perkembangan secara keseluruhan yang bersifat dinamis dalam diri seseorang yang ditentukan oleh penyesuaian seseorang terhadap lingkungannya.
Pada bahan ajar cetak unit 3 subunit 1 mengenai perkembangan intelek telah dipaparkan menganai pengertian dan klasifikasi intelegensi, struktur pengetahuan, tahap perkembangan kognitif, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD/ MI. Selanjutnya pada subunit 2 mengenai perkembangan bahasa telah dipaparkan mengenai pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa, pola perkembangan bahasa anak, serta faktor/ kondisi dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa pada peserta didik usia SD/ MI. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali mengenai perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online kedua ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian intelegensi dan kemampuan berdasarkan klasifikasi IQ
2. Menjelaskan pembentukan (konstruksi) struktur pengetahuan (skema kognitif)
3. Membedakan dengan contoh empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek
5. Menjelaskan pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa
6. Menjelaskan keterkaitan kemampuan bahasa dengan kemampuan berfikir/ intelek
7. Menjelaskan pola perkembangan bahasa anak
8. Mengidentifikasikan faktor dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Dengan memahami perkembangan intelek dan bahasa, akan bermanfaat dan membantu Anda sebagai guru SD dalam memahami peserta didik Anda, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran di SD/ MI menjadi lebih menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan serta karakteristik cara belajar anak.
Perkembangan Intelek
Intelek merupakan kemampuan psikis yang relatif menetap dalam proses berpikir dan membuat hubungan tanggapan, serta kemampuan memahami, menganalisis, mensintesiskan dan mengevaluasinya. Intelek berfungsi dalam pembentukan konsep atau pengertian yang dilakukan melalui penginderaan pengamatan, tanggapan, ingatan, dan berpikir. Kecerdasan intelektual (IQ) dalam populasi dikategorikan atas: genius (>140), sangat cerdas (130-139), cerdas (120-129), di atas normal (110-119), normal (90-109), di bawah normal (80-89), bodoh (70-79), debil (50-59), embecil (25-49), dan idiot (< 24).
Pembentukan struktur pengetahuan dikembangkan berdasarkan konsep dasar teori kognitif Piaget yang mengemukakan bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, ada sistem yang mengatur dari dalam diri anak yang cenderung menetap yaitu skema kognitif dan adaptasi (asimilasi dan akomodasi), kemudian dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Proses asimilasi dan akomodasi terjadi bersamaan dan saling melengkapi (komplementer) dalam pembentukan struktur pengetahuan seseorang. Selain itu Piaget juga mengemukakan adanya urutan yang sama dalam perkembangan kognitif anak, tetapi ada perbedaan dalam waktu untuk mencapai tahap perkembangan kognitif tertentu. Berdasarkan konsep dasar ini, Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi tahap sensorimotor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun), konkret operasional (7-11 tahun), dan formal operasional (11 tahun-dewasa). Dengan mengetahui tahap perkembangan kognitif tersebut, diharapkan Anda dapat mengembangkan kemampuan kognitif / intelek anak dengan tepat sesuai usia perkembangan kognitifnya.
Perkembangan Bahasa
Bahasa (lisan, tertulis, isyarat) merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pikiran, perasaan, pendapat, dll) dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama oleh suatu komunitas/ masyarakat. Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai media komunikasi untuk mengungkapkan pikiran, maka bahasa erat kaitannya dengan berpikir.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Perkembangan bahasa anak sebenarnya sudah dimulai sejak anak lahir dengan menggunakan bahasa atau prabicara yang paling sederhana yaitu ”menangis”, kemudian perkembangan dalam bentuk ”celoteh/ocehan”, kata/ kalimat sederhana disertai gerakan tubuh/ syarat sebagai pelengkap bicara. Setelah anak sekolah, perkembangan bahasa bukan sekedar mendengarkan dan bicara saja, tapi anak belajar untuk membaca dan menulis. Isi pembicaraan anak umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu bicara yang berpusat pada diri sendiri, dan yang berpusat pada orang lain. Menurut Owen (Semiawan, 1998) perkembangan bahasa (isi maupun cara) pada setiap usia memiliki kekhasan tersendiri (penjelasan lebih rinci dapat Anda pelajari pada bahan ajar cetak).
Hambatan atau kesulitan perkembangan bahasa, juga berbagai aspek perkembangan lainnya biasanya berkenaan dengan keterlambatan perkembangan aspek tersebut sehingga anak menjadi kurang percaya diri, yang akan mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya yang erat kaitannya dengan perkembangan kepribadian.
Tugas Tutorial Online 2
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pembentukan struktur pengetahuan dalam perkembangan intelek/ kognitif peserta didik!
2. Jelaskan dengan contoh keempat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget!
3. Jelaskan secara singkat perkembangan bahasa peserta didik usia SD/ MI!
4. Apa dampak keterlambatan aspek perkembangan tertentu terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 2
1. Jelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan perkembangan bahasa anak! Beri contoh!
2. Bagaimana mengajarkan peserta didik di kelas 1 SD mempelajari bahasa (membaca dan menulis) permulaan yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget?
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
-Menuliskan secara singkat perkembangan intelek khususnya dalam kemampuan berpikir dan pembentukan struktur pengetahuan
-Menuliskan fungsi bahasa sebagai alat/media komunikasi
-Menjelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan bahasa: bahasa sebagai alat komunikasi atau mengungkapkan pendapat/pikiran atau pikiran yang ingin diungkapkan diekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya.
-Contoh: apabila perkembangan bahasa anak baik (dapat menggunakan bahasa yang baik dan jelas), maka ia tidak akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikirkan. Demikian juga apabila pikiran anak kacau, maka susunan kalimat yang diekspresikan juga kacau.
1
1
2
1
2.
-Bahasa permulaan adalah bahasa yang dipelajari di kelas I dan II SD khususnya dalam menguasai keterampilan membaca dan menulis sebagai dasar untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya
-Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ada empat tahap yaitu tahap sensorimotor, pra-operasional, konkret operasional, dan formal operasional
-Peserta didik SD kelas 1 (usia 6-7 tahun) baru melewati tahap sensorimotor dan memasuki tahap konkret operasional. Jadi mempelajari sesuatu perlu banyak menggunakan indera (sensori) dan gerakan (motorik), serta benda-benda yang konkret
-Mengajarkan membaca dan menulis di kelas 1 SD harus banyak menggunakan permainan, benda-benda konkret atau alat peraga, serta kalimat yang mengandung makna/arti bagi anak.
-Contoh: mengajarkan membaca dan menulis dimulai dengan kalimat yang berarti seperti ”nama saya .....”, kemudian ”nama ibu/bapak/ kakak/adik/teman saya .....”, dst
1
1
1
1
1
Jumlah
10


Inisiasi 3
(Analisis/ interpretasi sosiometri)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang ketiga untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada Unit 4 subunit 4. Seperti yang telah Anda ketahui, dalam modul 4 telah dibahas tentang teknik-teknik non-tes untuk memahami peserta didik. Materi ini dibahas lebih lanjut dalam setiap subunit, yaitu subunit 1 tentang teknik observasi, subunit 2 tentang teknik angket, subunit 3 tentang teknik wawancara, dan subunit 4 tentang teknik sosiometri. Pada bahan ajar cetak subunit 4 telah dipaparkan tentang pengertian sosiometri, bagaimana kriteria hubungan sosial yang ada, bentuk-bentuk penentuan hubungan sosial, hal-hal yang perlu diingat dalam melaksanakan sosiometri, dan bagaimana langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri.
Nah Saudara Mahasiswa, pada kegiatan tutorial online kali ini materi yang akan dibahas secara mendalam adalah analisis/ interpretasi data yang terkumpul melalui teknik sosiometri. Oleh karena itu, penting untuk Anda membaca kembali bahan ajar cetak Anda mengenai teknik sosiometri itu sendiri sehingga dalam mengikuti kegiatan tutorial ini Anda tidak mengalami hambatan-hambatan yang cukup berarti. Kegiatan tutorial online ketiga ini bertujuan agar Anda mampu menganalisis atau menginterpretasikan data yang telah terkumpul melalui teknik sosiometri. Hal ini dapat berguna untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok yang terjadi di antara para peserta didik dan juga dapat membantu Anda untuk mengetahui popularitas seorang peserta didik dalam kelompoknya serta menolong Anda untuk melihat kesulitan hubungan peserta didik terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.
Analisis hasil sosiometri
Langkah ini merupakan langkah ketiga dalam penyelenggaraan sosiometri. Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam menganalisis hasil sosiometri adalah:
1. Memeriksa hasil angket sosiometri,
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri,
3. Membuat sosiogram,
4. Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat dengan rumus:
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
1.−=nmemilihyangJumlahpi
Keterangan:
i.p = indeks pemilihan
n = jumlah anggota dalam kelompok
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri.
Berikut ini paparan tahap-tahap analisis hasil sosiometri:
1. Angket sosiometri
Langkah pertama dalam analisis sosiometri adalah memeriksa angket sosiometri. Berikut ini contoh angket sosiometri:
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : ................................................................................................... L / P
Kelas : .............................................................................................................
Tanggal : .............................................................................................................
Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok
Pilihan I : ............................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
Pilihan II : ...........................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : .................................................... L / P : ........................................
Umur : .................................................... Alamat : ........................................
Isilah titik dibawah ini dengan sejujurnya:
1. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak belajar bersama:
a. ........................................................., alasannya ............................................
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
2. Pilihlah seorang teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelompok belajar:
..........................................................., alasannya ................................................
3. Pilihlah teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelas:
..........................................................., alasannya ................................................
4. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak bermain-main bersama (misalnya: kesenian, olahraga, dan lain-lain):
a. ........................................................., alasannya ............................................
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
5. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang kurang anda senangi:
a. ........................................................., alasannya ............................................
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
6. Pilihlah seorang teman anda dalam kelas ini yang paling tidak anda senangi:
..........................................................., alasannya ................................................
2. Matrik sosiometri
Data yang diperoleh dari angket sosiometri kemudian dirangkum dalam matrik sosiometri, yaitu suatu tabel yang berisi nama pemilih, nama yang dipilih beserta urutan pilihan dan jumlah pilihannya {f = (Pilihan I x 3)+(Pilihan II x 2)+(Pilihan III x 1)}
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
MATRIK SOSIOMETRI
YANG DIPILIH
PEMILIH
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
X
1
1
2
1
1
X
-
1
-
2
2
X
-
2
-
-
3
X
3
3
3
2
3
X
Pilihan I
3
2
-
-
-
Pilihan II
1
-
3
-
1
Pilihan III
-
-
-
2
3
Jumlah (f)
11
6
6
2
5
3. Sosiogram
Sosiogram adalah penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan. Sosiogram dibuat berdasarkan pada data matrik sosiometri, yang dapat dipakai untuk melihat hubungan sosial secara keseluruhan. Sosiogram dapat dibuat dalam bentuk lajur, lingkaran atau bentuk bebas. Dari sosiogram dapat diketahui dengan jelas tentang:
1. Status sosiometri dari setiap subyek
2. Besarnya jumlah pemilihan untuk setiap subyek
3. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu
4. Kualitas arah pilihan
5. Intensitas pilihan
6. Ada dan tidaknya pusat pilihan
7. Ada tidaknya isolasi
8. Kecenderungan timbulnya kelompok
Cara membuat sosiogram:
1. Buatlah sebuah sumbu ordinat dan dibuat skala yang mencakup frekuensi pemilihan terbanyak.
2. Letakkan setiap individu setinggi frekuensi pemilih yang diperoleh. Misalnya A pemilihnya 5 angka maka A diletakkan pada garis yang setinggi frekuensi 5.
3. Buat garis pilihan yang ditandai dengan panah:
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
A B berarti A memilih B
A B berarti A dan B saling memilih
A B berarti A menolak B
A B berarti A menolak B dan B menolak A
A B berarti A memilih B dan B menolak A
Bentuk hubungan
1. Berbentuk segitiga (triangle). Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat.
A
C
2. Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab kalau A (yang berkedudukan sebagai pusat) tidak ada maka kelompok itu akan pecah (disintegrasi).
A
B
3. Berbentuk jala (network). Hubungan cukup menyeluruh, baik, kuat, dan hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya bubar karena hubungan ini mempunyai intensitas cukup kuat.
E
A
D
B
C
4. Berbentuk rantai (chain). Hubungan searah atau sepihak, tidak menyeluruh, kelompok demikian ini keadaannya rapuh
A → B → C → D
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
SOSIOGRAM
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
___________ : pilihan pertama D C B E 11 6 5 A2
----------------- : pilihan kedua
...................... : pilihan ketiga
4. Indeks pemilihan
Dari contoh di atas, kesimpulan secara umum diperoleh bahwa A adalah anak yang paling populer dalam kelompok tersebut, dengan mendapat jumlah pemilih 4 terdiri atas 3 pilihan pertama dan 1 pilihan kedua. Dengan demikian tingkat popularitas A dalam kelompok dapat dicari melalui perhitungan indeks pemilihan, yaitu: 1154.=−=pi
Jadi indeks pemilihan untuk A = 1. Berarti semua anggota kelompok telah memilih A.
Dari antara kelima anggota kelompok tidak ada yang terisolir, dapat dilihat lagi pada sosiogram di atas.
Pada sosiogram juga tampak tiga pasang anak yang saling memilih, yaitu untuk pilihan pertama, A – B; untuk pilihan kedua, C – E; sedang untuk pilihan ketiga, D – E. Disamping itu ada dua klik yang mencolok yaitu A – C – E dan C – D – E yang saling memilih triangle.
Berdasar pada tujuan sosiometri yaitu membentuk kelompok belajar maka ada beberapa alternatif yang dipertimbangkan untuk membuatkan kelompok belajar ini, disamping juga perlu dipertimbangkan dengan alasan setiap pilihan. Misalnya:
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Kelompok I : A – B – C
Kelompok II : C – D – E
Kelompok III : C – B – E
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
Untuk mencatat data sosiometri secara individu maka dapat digunakan kartu sosiometri untuk setiap siswa dan kartu sosiometri ini disimpan dalam kartu pribadi.
KARTU SOSIOMETRI
NO. ……………….. Nama siswa ………………………………….. L / P
Kegiatan Belajar kelompok
Jumlah siswa 5 orang
Dipilih oleh 1. ………………………. 2. ………………………
3. ………………………. 4. ……………………….
Jumlah pemilih 4 orang
Indeks pemilih 1
Teman yang dipilih I. …………………………………………………...
II. …………………………………………………..
III. ………………………………………………….
Komentar ……………………………………………………...
………………………………………………………
Untuk membantu Anda mengetahui bagaimana penguasaan Anda dalam materi ini, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut:
1. Jelaskan dengan singkat, apakah yang dimaksud dengan matrik sosiometri?
2. Apa yang Anda ketahui tentang sosiogram? Paparkan dengan singkat.
3. Berikan sebuah contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan seseorang dalam kelompok sosialnya.
4. Apakah kegunaan kartu sosiometri?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas yang ada.
Selamat belajar! Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas Tutorial (Alternative Assessment) 3
1. Buatlah sebuah angket sosiometri dan sebarkan pada sebuah kelompok (minimal berjumlah 5 orang).
2. Analisislah hasil angket sosiometri tersebut melalui langkah-langkah analisis sosiometri yang telah Anda pelajari.
Rubrik
Tingkat penilaian dan bobot
Kurang
Cukup
Baik
Kriteria
2
4
6
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan tidak lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan kurang lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan lengkap
Pernyataan/ pertanyaan tidak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan agak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan sesuai dengan kriterium pemilihan
Angket sosiometri
Tulisan tangan dan tidak rapi
Tulisan tangan, rapi
Ketikan komputer/ mesin ketik
Penyebaran angket sosiometri
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak ada
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak jelas
Penjelasan petunjuk pengisian angket jelas
Penjelasan tentang sosiogram
Menjelaskan hanya satu bagian dari sosiogram
Menjelaskan dua bagian dari sosiogram
Menjelaskan tentang pengertian sosiogram, hal-hal yang dapat diketahui melalui sosiogram, dan bagaimana cara membuat sosiogram
Tidak memberikan contoh kasus
Contoh kasus yang diberikan kurang jelas
Kasus yang diceritakan berurutan
Contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan
Penjelasan tidak menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
8 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
tetapi tidak lengkap/ salah
Tidak memberikan kesimpulan
Memberikan sedikit kesimpulan
Memberikan kesimpulan
Penjelasan tentang kegunaan kartu sosiometri
Tidak menjelaskan tentang kegunaan kartu sosiometri
Penjelasan sedikit/ kurang jelas dan tidak menyertai contoh kartu sosiometri. Atau hanya contoh kartu saja, tidak disertai penjelasan
Menjelaskan dengan menyertai contoh kartu sosiometri


Inisiasi 4
(Rancangan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik terutama kreativitas dan bakat)
Saudara mahasiswa, kita bertemu kembali dalam kegiatan tutorial online yang keempat. Pada pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada Unit 5 subunit 4, yaitu model pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas. Selain model pembelajaran, akan diuraikan pula kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan bakat dan kreativitas peserta didik usia SD/ MI. Anda diharapkan membaca kembali bahan ajar cetak Unit 5 agar Anda tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas pada tutorial online kali ini.
Sebagai seorang guru SD/ MI, Anda diharapkan memiliki kemampuan merancang kegiatan untuk mengembangkan potensi terutama bakat dan kreativitas peserta didik. Kemampuan ini dapat Anda gunakan dalam membuat desain pembelajaran yang menarik bagi peserta didik usia SD/ MI.
Konsep dan Pokok-pokok Kurikulum Berdiferensiasi
Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah dan di dalam masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensinya. Disadari adanya kenyataan bahwa setiap siswa memiliki minat dan kemampuan yang berbeda-beda. Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap kenyataan ini (Munandar 1999).
Pendidikan berdiferensiasi, yaitu memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward dalam Munandar, 1999).
Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum berdiferensiasi adalah (Clark dalam Munandar, 1999):
- Materi yang dipercepat dan/ atau yang lebih maju.
- Pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi.
- Tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informasi lebih tinggi dan beragam.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
- Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami suatu topik/ bidang dapat diperpanjang.
- Menciptakan informasi dan/ atau produk baru.
- Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih menantang.
- Pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
- Kemandirian dalam berpikir dan belajar.
Sisk (Munandar, 1999) menjelaskan lebih lanjut asas-asas kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institute:
- Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema, atau masalah yang luas.
- Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
- Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling memperkuat dalam suatu bidang studi
- Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri dalam suatu bidang studi.
- Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan diri sendiri
- Mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, yang produktif, kompleks, dan abstrak.
- Memusatkan pada tugas yang berakhir terbuka (open-ended).
- Mengembangkan keterampilan dan metode penelitian.
- Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir lebih tinggi dalam kurikulum.
- Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan teknik, bahan, dan bentuk baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman diri, misalnya untuk mengenal dan menggunakan kemampuan mereka, mengarahkan dan menghargai kesamaan dan perbedaan antara mereka dan orang lain.
- Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifik melalui baik penilaian diri maupun melalui alat baku.
Modifikasi Kurikulum Berdiferensiasi
Maker (Munandar, 1999) menekankan modifikasi kurikulum yang mencakup materi yang diberikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan, dan modifikasi lingkungan belajar.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Modifikasi materi kurikulum
Siswa berbakat memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep yang lebih maju. Guru dapat menyediakan materi yang lebih kompleks. Ada program dalam memodifikasi materi, seperti kelas yang maju lebih cepat, pengelompokkan silang tingkat, belajar mandiri, sistem maju berkelanjutan, dan pemadatan kurikulum.
Metode proses/ metode pembelajaran
Guru dapat menggunakan teknik mengajukan pertanyaan tingkat-tingkat, simulasi, membuat kontrak belajar (perjanjian antara guru dan siswa tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa), penggunaan mentor, dan pemecahan masalah. Guru juga dituntut lebih tekun dalam memantau kemajuan siswa secara perorangan.
Modifikasi produk belajar
Memberikan alternatif kepada siswa mengenai produk yang akan dihasilkan dan kesempatan untuk merancang produknya sendiri (misalnya melalui jurnal, menulis untuk koran sekolah, melakukan drama, wawancara, atau kritik untuk menyampaikan pengetahuan yang telah mereka peroleh dalam satuan pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu). Guru memerlukan sarana untuk menyalurkan produk-produk siswa tersebut. Guru dapat mengadakan pekan raya sains, konferensi penemu muda tingkat sekolah, atau pameran-pameran.
Modifikasi lingkungan belajar
Lingkungan yang mendukung berkembangnya bakat dan kreativitas adalah lingkungan yang memungkinkan semua siswa merasa bebas untuk belajar sesuai dengan caranya sendiri. Guru yang mengajar bagaimana menggunakan bahan, sumber, waktu, dan bakat mereka untuk menguasai bidang-bidang minatnya. Lingkungan yang berpusat pada siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Parke dalam Munandar 1999):
1. Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
2. Pola duduk yang memudahkan belajar.
3. Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas.
4. Rencana belajar yang diindividualkan berdasarkan kontrak belajar dengan tiap siswa.
5. Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa (misalnya dalam menyusun aturan kelas, menentukan kegiatan belajar, waktu dan kecepatan belajar, dan evaluasi belajar)
Lingkungan yang berpusat pada siswa, memungkinkan siswa menjadi pelajar yang aktif, mandiri dan bertanggung jawab, dan semua siswa dimungkinkan untuk memperoleh pembelajaran yang sesuai minat dan tingkat kemampuannya masing-masing.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Pembelajaran Bakat Khusus
Berdasarkan lima bidang bakat, berikut ini kita akan bahas tentang pengembangan bakat akademik khusus yang dikaitkan juga dengan bakat kreatif siswa SD/ MI melalui kegiatan pembelajaran:
• Pengembangan bakat sains (IPA)
Karakteristik siswa berbakat sains antara lain: kepekaan terhadap masalah, kemampuan untuk mengembangkan gagasan baru, kemampuan untuk menilai (Guilford dalam Munandar, 1999), kemampuan mekanikal tinggi, ketekunan, semangat, kemampuan visual spasial, kemampuan untuk mengkomunikasikan, keuletan, dan pencetus ide.
Sisk (Munandar, 1999) mengemukakan hasil identifikasi guru-guru mengenai keterampilan dan kegiatan yang perlu dilakukan siswa berbakat sains: membaca dan menafsir tulisan ilmiah untuk memperoleh informasi ilmiah; melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan hipotesa; menguasai dan menggunakan teknik dan alat ilmiah; menyeleksi data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti; menarik kesimpulan dan prediksi dari data yang diperoleh; mengungkapkan gagasan kuntitatif dan kualitatif; menggunakan dan menerapkan ilmu untuk melakukan perubahan sosial; merumuskan hubungan dan gagasan baru dari fakta dan konsep yang diteliti. Hasil lokakarya ini, dapat memberikan informasi bagi guru dalam merancang model pembelajaran dalam bidang sains.
• Pengembangan bakat matematika
Karakteristik siswa berbakat dalam bidang matematika (Greenes, dalam Munandar, 1999): fleksibilitas dalam mengolah data, kemampuan luar biasa untuk menyusun data, ketangkasan mental, penafsiran yang orisinil, kemampuan luar biasa uantuk mengalihkan gagasan, dan kemampuan luar biasa untuk generalisasi. Greenes menambahkan bahwa siswa berbakat matematika lebih menyukai komunikasi lisan daripada tulisan.
Saran bagi guru dalam merencanakan model pembelajaran bagi siswa yang berbakat matematika: mendorong pertimbangan dan pemikiran mandiri, mendorong siswa untuk menggunakan berbagai metode untuk memecahkan masalah yang sama, mendorong siswa untuk melakukan pengecekan, memberikan masalah yang menantang dan luar biasa.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
• Pengembangan bakat bahasa
Karakteristik siswa berbakat bahasa: mempunyai ingatan yang luar biasa, belajar membaca sendiri pada usia dini, mempunyai perbendaharaan kata yang luas, dapat memecahkan masalah dengan cara yang majemuk, mempunyai jangkauan perhatian yang luas, mempunyai rasa humor seperti orang dewasa, memberikan pendapatnya saat diminta atau tidak, bicara terus menerus, selalu mengajukan pertanyaan, memahami buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi, mengajukan beberapa pemecahan untuk masalah yang sama.
Saran pembelajaran untuk mengembangkan bakat ini adalah memadukan kegiatan membaca dan menulis, memberikan bahan membaca yang beragam untuk setiap siswa, membantu siswa untuk menjadi pembaca yang efektif, menentukan kebutuhan pembelajaran dari individu dan kelompok, memberikan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara, mendorong untuk membaca kritis dan membaca kreatif, dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah.
• Pengembangan bakat IPS
Karakteristik siswa berbakat dalam IPS: pemahaman konseptual yang lebih maju dari anak seusianya, memiliki gudang pengetahuan yang baru dan sangat spesifik, menyukai tugas yang sulit atau majemuk, menentukan standar tinggi untuk proyek mandiri, dianggap sebagai sumber pengetahuan dan gagasan baru oleh teman, pengelola kelompok, menggunakan humor dalam berelasi, menceritakan atau menulis cerita imajinatif, mempunyai minat luas dan sangat terfokus, cepat menyerap pengetahuan, pembaca yang intensif, ekstensif, dan maju (dua tingkat di atas kelasnya), melihat hubungan yang tidak dilihat orang lain, berfantasi jika sedang bosan, dan kepekaan sosial (minat yang sungguh-sungguh terhadap orang dan terhadap akibat interaksi sosial, serta menghargai gagasan dan nilai susila orang lain). Karakteristik ini menggambarkan juga jenis bakat sosial yang memiliki karakteristik kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi dengan orang lain.
Kurikulum yang meliputi topik-topik yang luas, tema dasar yang dikemukakan oleh Gold (Munandar, 1999): menggunakan sumber alam secara bijak, memahami dan mengakui ketergantungan secara global, mengakui harkat dan martabat manusia, menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia, menggunakan kesempatan pendidikan secara demokaratis dan cerdas, meningkatkan keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial dasar, mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif, membagi kekuasaan secara bijak dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan, bekerjasama untuk mencapai
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
kedamaian dan kesejahteraan, dan mencapai kestabilan dan perubahan sosial secara stabil.
• Pengembangan bakat seni dan psikomotorik
Disamping itu pembelajaran yang berkaitan dengan jenis bakat khusus di bidang seni dan kinestetik/ psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada prinsipnya semakin bervariasi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) akan semakin besar kesempatan bagi setiap siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Sekalipun demikian, sekolah perlu mempertimbangkan anggaran yang diberikan oleh pihak yayasan/ pemerintah karena kegiatan ekskul membutuhkan dana tambahan yaitu dalam pengadaan sumber daya manusia (SDM) dan kelengkapan prasarana (misalnya peralatan olah raga, instrumen musik, dan sebagainya).
Kegiatan ekskul yang dapat mengembangkan bakat seni antara lain ekskul vocal group/ paduan suara, ekskul instrumen musik (pianika, suling, angklung), dan ekskul lukis (melatih juga kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3 SD/ MI).
Menurut Goode (2005), banyak bidang perkembangan dan pembelajaran anak terpengaruh secara positif oleh pelatihan di bidang musik. Ia pun menambahkan bahwa irama musik memacu perkembangan motorik anak. Bermain piano pada usia prasekolah mempengaruhi otak selama masa perkembangan korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan mencipta. Latihan musik juga dapat meningkatkan kemampuan belajar atau kemampuan di bidang matematika.
Untuk mengembangkan bakat psikomotorik, kegiatan ekskul yang dapat dikembangkan sekolah adalah ekskul tari tradisional, atau modern dance, ekskul ini dapat juga mengembangkan bakat seni, ekskul di bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengalami/ mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan pengayaan keterampilan motorik, dan ekskul pramuka, selain mengembangkan bakat psikomotorik, pramuka juga dapat mengembangkan bakat sosial.
Guru sangat berperan dalam pengembangan bakat dan kreativitas siswa usia SD/ MI. Sekolah menjadi sarana bagi siswa yang di rumahnya tidak memiliki prasarana yang mendukung pengembangan bakat dan kreativitas.
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas tutorial online 4:
1. Mengapa kurikulum berdiferensiasi mendukung pengembangan kreativitas peserta didik. Jelaskan alasan Anda.
2. Kemampuan apa saja yang diperlukan oleh seorang pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan potensi peserta didik.
3. Bakat sosial harus dikembangkan sejak usia dini karena bakat sosial mendukung keberhasilan penyesuaian diri seseorang di lingkungannya. Seorang pendidik dapat memupuk bakat sosial peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bagaimana cara-cara memupuk bakat sosial peserta didik usia SD/MI melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tugas tutorial alternatif 4
Setelah Anda mengetahui persyaratan kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan potensi peserta didik, Anda diharapkan membuat suatu rancangan kegiatan pembelajaran, yang dapat mengembangkan potensi peserta didik terutama bakat dan kreativitas pada mata pelajaran tertentu yang Anda ampu.
Petunjuk Pengerjaan
a. Rancangan kegiatan yang Anda buat dengan mengacu pada format perencanaan di bawah ini:
Kegiatan
Pokok Bahasan
Sub pokok bahasan
Kompetensi
(potensi yang ingin dikembangkan)
Guru Sisw
a
Waktu
(menit)
b. Uraikanlah secara deskriptif langkah-langkah proses pembelajaran sesuai dengan format perencanaan yang telah Anda susun.
Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan Anda kirim kembali jawaban Anda pada fasilitas yang tersedia.
Rubrik
Tingkat Penilaian dan Bobot
Kurang
Cukup
Baik
No.
Kriteria
1
2
3
4
5
a.
Perencanaan kegiatan
Tidak membuat perencanaan kegiatan
Satu subpokok bahasan dengan satu kegiatan siswa
Satu subpokok bahasan dengan dua kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan tiga kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan lebih dari tiga kegiatan siswa
b.
Deskripsi rencana kegiatan
Tidak membuat deskripsi rencana kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan tidak bertahap dan tidak dilengakpi dengan alat bantu/perlengkapan kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan bertahap namun tidak dilengkapi dengan alat bantu/perlengkapan kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan kegiatan namun penjelasannya tidak bertahap
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan dan penjelasannya bertahap


INISIASI 5
Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Usia SD/ MI
Informasi
Salam bahagia, kita berjumpa kembali melalui tutorial online inisiasi 5 dari unit 6 untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pertemuan kali ini mengajak Anda untuk menyimak materi unit 6 yang akan memaparkan berbagai ragam perilaku anak SD/ MI dengan gangguan sosial–emosional yang erat terkait dengan kemampuan belajar anak.
Materi unit 6 terdiri atas 4 sub unit yaitu sub unit 1 mengenai prinsip-prinsip belajar, sub unit 2 mengenai pandangan para pakar psikologi mengenai belajar, sub unit 3 memaparkan kesulitan dan kegagalan belajar, sedangkan sub unit 4 mengkaji masalah gangguan sosial–emosional anak SD/ MI.
Saudara-saudara mahasiswa PGSD program S1, perhatikan dengan teliti kegiatan tutorial online unit 6. Apakah kasus di kelas yang Anda jumpai sehari-hari seperti gejala-gejala berikut ini. Melalui tutorial online, saudara dipandu untuk mampu mengklasifikasikan tipe perilaku anak SD/ MI. Anda diharapkan mampu mengidentifikasi gejala perilaku anak SD/ MI. Dan pada akhirnya Anda sebagai guru SD/ MI dapat menemukan alternatif cara mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI tersebut.
Sekali lagi Anda kami ajak untuk berkonsentrasi mempelajari unit 6 dari bahan ajar cetak, agar pola mengajar di kelas dapat sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI, agar semua anak mampu meraih prestasi belajar yang terbaik.
Anda sebagai guru bukan hanya menyampaikan pesan, namun Anda harus mengenali karakteristik siswa di kelas dengan cara mengilhami pola belajar yang sesuai.
Permasalahan belajar karena gangguan sosial – emosional
Semua guru ingin murid-muridnya memiliki prestasi belajar yang baik. Situasi sekarang ini akibat era informasi dan teknologi canggih memberi peluang untuk banyak siswa agar menjadi lebih cerdas daripada jaman sebelumnya. Peluang membantu anak menjadi cerdas dan mengembangkan potensi menjadi lebih luas dan lebih terbuka. Media dan sumber belajar demikian pesat berkembang. Namun, kenyataannya tidak selalu seperti yang dicita-citakan seorang guru.
Didukung dengan tayangan audio visual sub unit 4 Anda akan mempelajari berbagai kasus contoh ganguan sosial–emosional anak usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam di kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian, meloncat, bahkan berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan aktivitas secara teratur dan tertib. Anak ini suka mengganggu teman sekelas. Ia adalah anak “Hyperactive/ hiperaktif”.
Tipe anak ini cenderung cepat bosan. Anak ini mudah mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi. Sulit memusatkan perhatian pada kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak seperti ini disebut “Distractibility Child”.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Berikut ini adalah anak pendiam. Ia sangat perasa/ sensitif, anak ini mudah tersinggung. Sikapnya pasif dan cenderung tidak berani bertanya, karena merasa diri tidak mampu. Anak seperti ini kurang bergaul, ia disebut “Poor Self Concept”
Di kelas acapkali dijumpai anak yang cepat bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan pertanyaan guru. Jawaban spontan kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini berteriak pada saat menjawab. Anak seperti ini ingin menunjukkan diri sebagai anak pandai, namun jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya. Jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Ia disebut anak “Impulsive”.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Wah, anak ini tipe perusak. Sikapnya agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan temperamen yang tinggi dan suka merusak. Ia disebut “Distractive Behavior”.
Profil berikut ini adalah anak yang berusia 6 tahun 2 bulan yang duduk di kelas I SD/ MI. Anak ini takut ditinggal sendiri di kelas. Sikap over protective ibunya, membuat anak ini bergantung. Ia termasuk anak yang “Dependency”.
Bayangkan anak yang Anda amati adalah anak yang merasa dirinya bodoh dan malu untuk pergi ke sekolah. Sosial ekonomi orang tua yang menyebabkan anak ini menjadi anak pemalu. Ia memiliki rasa harga diri yang rendah. Ia disebut anak “Withdrawl”.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Oto dan Ito, sama-sama berusia 8 tahun. Namun Oto mengalami kerusakan fisik maupun syaraf. Nampaknya Oto berpenampilan berbeda dengan Ito yang sebaya. Oto perlu penanganan serius yang dilakukan oleh lembaga khusus atau klinik Anak Berkebutuhan Khusus. Anak ini termasuk kelompok “Learning Disorder”.
Benarkah komentar Pak Ridwan pada kasus muridnya yang disebut “bodoh” atau “tolol”. Hasil ulangannya selalu rendah, padahal potensi intelektualnya diatas rata-rata. Upaya dan semangat belajar anak ini juga sangat rendah. Anak ini sering melupakan tugas/ PRnya. Anak seperti ini disebut “Underachiever”.
Karakteristik anak berikut ini adalah anak yang belajar dengan motivasi tinggi. Anak ini cepat merespon dan acapkali enggan untuk menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya. Anak “Overachiever” perlu ditangani oleh para guru dengan cara memotivasi yang baik.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
Sering sebagai guru kelas di SD/ MI menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk menjawab dan tugas/ PRnya sering dilupakan dan acapkali tidak pernah selesai. Anak ini acapkali malas dan menunjukkan tendensi malas. Cara berfikir yang lambat dan cara kerja yang lama, dikelompokkan untuk anak “Slow Learner”.
Tono menunjukkan sikap “Cuek”. Ia kurang peka terhadap lingkungannya. Tono sulit membaca ekspresi guru dan teman-temannya. Tono kaku dalam bergaul dengan teman-temannya. Tono agak diacuhkan oleh teman-teman disekitarnya. Anak seperti ini disebut “Sosial Interception”.
Setelah Anda menyimak panduan tutorial online, silakan Anda membaca modul dengan saksama dan kerjakan soal-soal berikut ini:
Amati dengan saksama siswa-siswi Anda di sekolah atau di kelas dan tuliskan dengan detail tipe kasus tersebut dengan melengkapi pula 4 gejala-gejala perilaku yang khusus. Buatlah kelima soal ini dengan menuliskan tipe karakteristik anak dan sebutkan gejala-gejalanya secara khas.
1. Ciri perilaku Pembosan
2. Ciri perilaku Pemalu
3. Ciri perilaku Penakut
4. Ciri perilaku Bersemangat
5. Ciri perilaku Penyendiri
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Lembar Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2
Pemalu
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
3
Penakut
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
4
Bersemangat
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
5
Penyendiri
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
Untuk mengetahui kebenaran jawaban saudara, kirimkan kembali jawaban tersebut melalui fasilitas yang ada, sesuai dengan format yang disediakan.
Selamat bekerja dan selamat belajar.
Sistem Penilaian
Ada 25 jawaban, bila jawaban tersebut benar sesuai kunci jawaban diberi nilai 4.
Jawaban hampir benar atau mendekati kebenaran diberi nilai 2
Jawaban kosong atau keliru dan sama sekali salah nilai 0
Skor
25 jawaban X 4 = 100
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Kunci Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
Distractibility
1.1. Cepat bosan
1.2. Cepat tertarik pada hal yang baru
1.3. Cepat beralih perhatian
1.4. Sulit berkonsentrasi
2
Pemalu
Poor Self Concept
1.1. Pasif
1.2. Tidak bergaul
1.3. Perasa
1.4. Pendiam
3
Penakut
Dependency
1.1. Bergantung (terutama pada ibu/ pengasuh
1.2. Tidak melakukan apa-apa
1.3. Suka mengeluh
1.4. Minta tolong
4
Bersemangat
Overachiever
1.1. Cepat berespon
1.2. Usaha baik
1.3. Tidak menerima kegagalan
1.4. Optimis nilai tinggi
5
Penyendiri
Sosial Interception
1.1. Sulit adaptasi
1.2. Kurang peka
1.3. Kurang peduli
1.4. Sulit membaca ekspresi orang lain
Ket :
Setiap jawaban benar = 4
Setiap jawaban mirip/ menyerupai = 2
Tidak dijawab = 0
Dikirim ke email Pak.Sumiyarso

Tidak ada komentar: