Jumat, 17 April 2009

MBS

Inisiasi 1
Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online kali ini, Anda akan dipandu oleh tutor Anda untuk matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah.


Pada inisiasi pertama ini, akan kita diskusikan materi yang ada pada bahan ajar cetak. Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam buku ajar cetak, unit 1 materi yang dibicarakan adalah latar belakang MBS dan Konsep Dasar MBS. Namun, dalam kegiatan tutorial online yang pertama ini materi yang dibahas adalah latar belakang MBS.
Oleh karena itu, kompetensi yang diharapkan dari kegiatan tutorial 1 ini Anda diharapkan akan mampu:
1. mendeskripsikan pengertian MBS
2. memberikan alasan diterapkannya MBS
3. mengungkapkan tujuan diterapkannya MBS
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, seperti yang telah Anda pahami bahwa pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai upaya dilakukan dan salah satunya adalah melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. MBS nerupakan pemikiran ke arah pengelolaan pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas.
Dengan demikian Anda perlu menggarisbawahi bahwa MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat melalui pendidikan yang bermutu yang pada akhirnya mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Hal ini sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional bahwa Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif atau insan kamil dan paripurna. MBS tidak saja untuk Indonesia, bahkan pada beberapa negara maju telah diterapkan dan hasilnya telah nyata, seperti di Australia, Finlandia, dan Amerika Serikat.
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 1
Perlu Anda ingat kembali, bahwa Bank Dunia pada 1999, mengkonsepsikan bahwa MBS merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi di bidang pendidikan yang ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi ini diberikan agar sekolah dapat dengan leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
Nah partisipasi masyarakat ini dituntut agar masyarakat lebih memahami pendidikan, membantu, serta mengontrol dalam pengelolaan pendidikan. Untuk itulah sekolah dituntut memiliki tanggung jawab yang tinggi, baik kepada orangtua, masyarakat, maupun pemerintah.
Jadi MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan melibatkan masyarakat dalam kerangka kebijakan nasional. MBS merupakan wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para siswa. Dapat juga dikatakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, mungkin Anda telah mengetahui secara faktual, bahwa telah banyak usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar Anda tentu ingat, faktor yang menyebabkannya yaitru (a) kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi pada output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses pendidikan kurang diperhatikanb, (2) penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan kepada keputusan birokrasi. Oleh sebab itulah sekolah menjadi tidak mandiri, kurang inisiatif dan miskin kreativitas, sehingga usaha dan saya untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu layanan dan keluaran pendidikan menjadi kurang termotivasi, dan (3) peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi dan akuntabilitas. Oleh sebab itulah perlu desentralisasi pendidikan sebagai faktor pendorong MBS ini.
2 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat, konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan evaluasi pendidikan (penilaian). Demikian juga studi yang dilakukan di El Salvador, Nepal dan Pakistan. Rata-rata informasi menunjukkan pemberian otonomi pada sekolah telah meningkatkan motivasi dan kehadiran guru. Sementara di Australia, School Based Management merupakan refleksi pengelolaan desentralisasi pendidikan yang menempatkan sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan yang menyangkut visi, misi, dan tujuan atau sasaran sekolah yang membawa implikasi terhadap pengambangan kurikulum sekolah dan program-program operatif sekolah yang lain. MBS di Australia dibangun dengan memperhatikan kebijakan dan panduan dari pemerintah negara bagian di satu pihak, dan di pihak lain dari partisipasi masyarakat melalui school council dan parent and community association. Perpaduan keduanya melahirkan dokumen penting penyelenggaraan MBS yaity school policy yang memuat visi, misi, sasaran, pengembangan kurikulum, dan prioritas program, (2) school planning review serta (3) school annual planning quality assurance. Akuntabilitas dilakukan melalui external and internal monitoring.
Dengan belajar keberhasilan di negara lain seiring dengan diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka semakin membuka peluang kebijakan pendidikan di Indonesia mengalami desentralisasi pula yang salah satu bentuknya berupa Manajemen Berbasis Sekolah. Sejarah baru pengelolaan pendidikan di Indonesia melalui MBS menjadikan pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada lagi. Yang ada adalah pendekatan profesional.
Nah, kalau kita lihat lebih jauh dalam Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah kabupaten dan kota, mencakup semua bidang pemerintahan termasuk di dalamnya pendidikan dan kebudayaan, maka terdapat otonomi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan yang mengarah kepada pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan pelayanan pendidikan yang berkeadilan.
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 3
Alasan Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, tentunya Anda masih ingat bukan, bahwa MBS diterapkan karena beberapa alasan (1) dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah, (2) dengan pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah, (3) sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya, (4) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, (5) Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya, (6) Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat, (7) Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat., (8) sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan, (9) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat; dan (10) sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat.
Nah, dengan mengetahui alasan mengapa MBS diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, maka Anda semakin yakin bahwa MBS akan meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Namun, implementasi MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta membuat efisien sistem dan menghilangkan birokrasi yang saling tumpang tindih.
4 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Tujuan Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, berbicara tentang tujuan, sangat terkait dengan alasan dan manfaat diberlakukannya MBS dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Anda tentunya telah membaca bahan ajar cetak unit 1, mengapa MBS dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan alasan penerapan MBS, maka Anda dapat membuat sebuah simpulan tujuan penerapan MBS ini.
Untuk mengingatkan kembali, tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Nah, secara lebih rincinya, MBS bertujuan untuk (1) meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia, (2) meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama, (3) meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya dan (4) meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Selanjutnya, kami mempersilakan Anda membaca kembali bahan ajar cetak Manajemen Berbasis Sekolah yang telah Anda miliki , khususnya unit 1 dengan cermat, kemudian kerjakanlah soal-soal berikut
1. Berdasarkan konsep dasar MBS, berilah penjelasan pentingnya MBS dalam upaya peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Mengapa reformasi pendidikan di Indonesia mengarah kepada penerapan MBS apabila dikaitkan dengan otonomi daerah?
3. Salah satu alasan diterapkannya MBS adalah pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Dengan otonomi yang besar kepada sekolah maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah. Bagaimanakah cara sekolah memanfaatkam otonomi yang diberikan ini untuk mengembangkan mutu pendidikan?
4. Apakah tujuan penerapan MBS apabila dikaitkan dengan konsep efisiensi, mutu dan pemerataan bidang pendidikan ?
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 5
Selanjutnya, untuk mengetahui keakuratan hasil jawaban Anda, kami persilakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas mailing list yang telah Saudara bergabung ketika Residensial sesuai dengan alamat mailing list perguruan tinggi tempat Anda kuliah. Saudara mahasiswa, jika ada sesuatu materi yang belum atau kurang jelas dan ingin Anda tanyakan, gunakanlah sarana ini untuk menyampaikan permasalahan Anda tersebut. Perlu Anda ketahui, bahwa materi ini sangat penting untuk Anda kuasai, karena merupakan dasar untuk mempelajari materi yang terdapat pada unit-unit selanjutnya, yaitu unit 2,3,4,5, dan 6.
Nah Saudara, sampai di sini pertemuan tutorial online kita melalui wahana internet, sampai jumpa dan Selamat belajar! Selamat menikmati hari-hari indah Anda !
6 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Alternative Assessment Mbs
Penugasan Tutorial Online Inisiasi # 1.
Saudara mahasiswa, tibalah saatnya Anda mengerjakan assessment sebagai bagian tak terpisahkan dari tutorial online. Diharapkan melalui assessment kali ini, pemahaman Anda terhadap materi perkuliahan semakin mantap dan komprehensif.
Saudara mahasiswa, Anda diminta untuk membaca bahan ajar cetak keseluruhan unit 1. Anda juga diminta memndownload dan membaca artikel “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah-Sebuah Pendekatan Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu” yang ditulis oleh Drs. Umaedi, M.Ed. Anda dapat mendownload artikel ini pada situs di Internet melalui http://www/manajemen berbasis sekolah. htm.
Assessment kali ini, selain Anda diminta untuk membaca juga menuliskan pemahaman Anda dalam bentuk essay. Hal ini dimaksudkan agar Anda memiliki kompetensi dasar dalam memahami pengertian dan latar belakang implementasi MBS. Pengukuran keberhasilan Anda akan dilihat dari hasil tulisan esai Anda.
Selanjutnya Anda harus menulis esei yang isinya berupa paragraf-paragraf yang isinya mencakup jawaban dari pertanyaan:
• Konsep apa yang dapat Anda temukan dalam Artikel yang saudara baca !
(tulislah dalam 1 paragraf)
• Prinsip-prinsip apakah yang melandasi MBS dalam implementasinya di Indonesia ( tulislah 1 paragraf)
• Fakta apa yang melandasi tumbuhnya MBS di Indonesia. ! ( 2 paragraf)
• Kesimpulan ( tulislah 1 paragraf)
Nah Saudara, selamat mengerjakan. Untuk mengetahui rubrik/skala penilaian dapat dilihat pada halaman berikut ini.
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 7
RUBRIK/SKALA PENILAIAN
EVALUASI RUBRIK INISIASI MBS # 1
Nama Mahasiswa : -------------------------------------------------------------------------------
NIM : -------------------------------------------------------------------------------
Tanggal mengirin :--------------------------------------------------------------------------------
Alamat e-mail :--------------------------------------------------------------------------------
Kriteria Penilaian (1) lemah, (2) cukup (fair), (3) baik (adequate), (4) sangat baik (very good), dan (5 sempurna (exellent
A. Content Thoughts (Kemampuan Kognitif dan Pemahaman Isi)
ASPEK YANG DINILAI
SKALA NILAI
Kemampuan mengingat informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan memahami informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menerapkan informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menganalisis informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan mensintesakan 2 informasi/lebih MBS
1
2
3
4
Kemampuan mengkritisi informasi MBS
1
2
3
4
B. Organization and Style Thoughts ( Sistematika Penulisan)
Kemampuan menuliskan ide
1
2
3
4
Kemampuan mengembangkan gagasan
1
2
3
4
Kemampuan menerapkan ejaan dalam bahasa tulis
1
2
3
4
8 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
C. Afection Domain ( Afektif)
Ketepatan waktu mengerjakan tugas
1
2
3
4
Kerapihan dan sistematika
1
2
3
4
Kerjasama dengan teman (peer learning)
1
2
3
4
Nilai mahasiswa untuk tugas ini =
Predikat Nilai berdasarkan konversi angka :
Jumlah skor mahasiswa
12
Angka Pencapaian
Nilai Huruf
4
A
3
B
2
C
1
D
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 9
Inisiasi 2
Prinsip-Prinsip Dan Karakteristik
Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online kali ini, Anda akan dipandu oleh tutor Anda untuk matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Pada inisiasi kedua ini, akan kita diskusikan materi yang ada pada bahan ajar cetak. Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam buku ajar cetak, terdapat bahasan mengenai prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah dan Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah.
Setelah mengikuti inisiasi ini, diharapkan Anda akan dapat menjelaskan prinsip-prinsip dan karakteristik MBS .
Pada masa sekarang, pendidikan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah dan sekolah, melainkan semua lapisan masyarakat turut serta bertanggung jawab atas kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan. Mereka adalah para Stakeholders pendidikan kita. Mereka secara bersama-sama dapat mengelola pendidikan di sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah.
Sebagaimana telah Anda pahami, bahwa tujuan utama Manjemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah terciptanya peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dan kebijakan dari pemerintah yang bersifat top down. Sekolah beserta masyarakat dapat mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan visi sebut secara mandiri.
Anda juga telah memahami bahwa UU. nomor 20/tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Pada Bab XV Pasal 54 menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan,kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan.
Tentunya Anda pernah melihat berbagai partisipasi masyarakat untuk sekolah. Para orang tua dan masyarakat turut bekerja sama untuk bersama-sama mencapai kemajuan sekolah. Mereka yang sedang kerja bakti bergotong royong itu adalah para orang tua murid. Mereka bersama-sama memperbaiki gedung sekolah dan membangun
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 1
taman sekolah agar anak-anak dapat belajar di sekolah dengan suasana yang menyenangkan. Ini adalah contoh peran serta orang tua siswa dalam upaya kemajuan sekolah.
Masyarakat merupakan komponen utama terselenggaranya proses pendidikan. Kontribusi masyarakat di lingkungan sekolah perlu dioptimalkan sebagai upaya pemberdayaan dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah dengan paradigma pendidikan yang baru. Masyarakat dapat memberikan sumbangsihnya kepada sekolah dengan memberikan masukan-masukan terutama dalam penyusunan program-program sekolah. Sekolah dan Komite Sekolah dapat bekerja sama dengan orang tua siswa dalam memecahkan persoalan pengembangan sekolah.
Demikian juga dalam pelaksanaan program sekolah, dukungan masyarakat perlu dikembangkan dengan upaya-upaya pemberdayaan. Rencana Pengembangan Sekolah dibuat bersama-sama oleh sekolah dan masyarakat . Rencana sekolah dapat dipajang secara terbuka, diperbaharui setiap tahun, dan dilaksanakan. Peningkatan peran serta masyarakat dapat berupa peningkatan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran anak.
Nah, Saudara mahasiswa sebagaimana topik kita kali ini, kami persilakan Anda belajar dan mencari sumber-sumber matreri mengenai prinsip-prinsip dalam Manajemen Berbasis Sekolah yang menunjukkan gambaran Prinsip Partisipatif, Prinsip Transparansi,
dan Prinsip Akuntabilitas.
Prinsip-Prinsip MBS
Pada prinsip Otonomi Anda telah memahaminya sebagai kemandirian yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri (pengelolaan mandiri). Dalam hal prinsip pengelolaan mandiri dibedakan dari pandangan yang menganggap sekolah hanya sebagai satuan organisasi pelaksana yang hanya melaksanakan segala sesuatu berdasarkan pengarahan, petunjuk, dan instruksi dari atas atau dari luar. Kemandirian dalam program dan pendanaan merupakan tolok ukur utama kemandirian sekolah. Pada gilirannya, kemandirian yang berlangsung secara terus menerus akan menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Tentu saja kemandirian yang dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/ menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi sumber daya, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah, kemampuan
2 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
adaptif dan antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, serta kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Prinsip kedua sebagaimana telah Anda pahami adalah prinsip Fleksibilitas yang dalam hal ini dapat diartikan sebagai keluwesan-keluwesan yang diberikan kepada sekolah untuk mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya sekolah seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan keluwesan sekolah yang lebih besar, sekolah akan lebih lincah dan tidak harus menunggu arahan dari atasannya untuk mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya.
Dengan prinsip fleksibilitas ini, sekolah akan lebih responsif dan lebih cepat dalam menanggapi segala tantangan yang dihadapi. Seperti pada prinsip otonomi di atas, prinsip fleksibilitas yang dimaksud tetap mengacu pada kebijakan, peraturan dan perundangan yang berlaku. Program dan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) akan berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya, bahkan ketika alokasi anggaran yang dimiliki sekolah jumlahnya sama, tetapi penekanan dan pemilihan prioritas dapat berbeda. Prinsip ini membuka kesempatan bagi kreativitas sekolah untuk melakukan upaya-upaya inovatif yang diyakini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah, terutama proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Peningkatan partisipasi yang dimaksud adalah penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik. Warga sekolah (guru, siswa, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, usahawan, dan sebagainya) didorong untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan (berpartisipasi) dalam penyelenggaraan pendidikan, maka yang bersangkutan akan mempunyai “rasa memiliki” terhadap sekolah, sehingga yang bersangkutan juga akan bertanggungjawab dan berdedikasi dalam mencapai tujuan sekolah.
Jadi, makin besar tingkat partisipasi, makin besar pula rasa memiliki; makin besar rasa memiliki, makin besar pula rasa tanggungjawab; dan makin besar rasa tanggungjawab, makin besar pula dedikasinya. Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam penyelenggaraan sekolah harus mempertimbangkan keahlian, batas kewenangan, dan relevansinya dengan tujuan partisipasi. Peningkatan partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah akan mampu menciptakan: (a) keterbukaan (transparansi); (b) kerja sama yang kuat; (c) akuntabilitas; dan (d) demokrasi pendidikan. Nah, tentunya Anda telah mampu menjelaskan atau memberi contoh –contohnya.
Selanjutnya pada prinsip inisiatif didasarkan atas konsepsi bahwa manusia bukanlah sumber daya yang statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi suber daya manusis
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 3
harus selalu digali, ditemukan, dan kemudian dikembangkan. Dengan demikian, lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan pengembangan sumber daya manusia (human resources development) yang memiliki konotasi dinamis dan menganggap serta memperlakukan manusia di sekolah sebagai aset yang amat penting dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Prinsip tersebut menunjukkan pentingnya faktor manusia pada efektivitas orgnanisasi. Perspektif sumber daya manusia menekankan bahwa orang adalah sumber daya berharga di dalam organisasi sehingga butir utama manajemen adalah mengembangkan sumber daya manusia di dalam sekolah untuk berinisiatif. Berdasarkan perspektif ini, maka MBS bertujuan membangun lingkungan yang sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja dengan baik dan mengembangkan potensinya.
Karakteristik MBS
Sekarang kita kembali ke topik karakteristik MBS sebagaimana Anda telah mempelajarinya pada bahan ajar cetak. Anda telah memahami bahwa MBS memiliki 8 karakteristik. Kedelapan karakteristik tersebut adalah Pertama, sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah untuk mewakili sekelompok harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai sekolah, membimbing warga sekolah di dalam aktivitas pendidikan dan memberi arah kerja.
Kedua, aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi sekolah. Hakikat aktivitas sangat penting bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, karena secara tidak langsung memperkenalkan perubahan manajemen sekolah dari menajemen kontrol eksternal menjadi model berbasis sekolah.
Ketiga, terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan, dan keterampilan-keterampilan manajemen. Oleh karena itu dalam konteks pelaksanaan MBS, perubahan strategi manajemen lebih memandang pada apek pengembangan yang tepat dan relevan dengan kebutuhan sekolah.
Keempat, keleluasaan dan keweangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan sebagainya.
Kelima, MBS menuntut peran aktif sekolah, adiministrator sekolah, guru, orang tua, dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah.
Keenam, MBS menekankan hubungan antarmanusia yang cenderung terbuka, bekerja sama, semangat tim, dan komitmen yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, iklmi orgnanisasi cenderung mengarah ke tipe komitmen sehingga efektivitas sekolah dapat tercapai.
4 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Ketujuh, peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di dalamnya kualitas yang dimiliki administrator,
Kedelapan, dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator multitingkat dan multisegi.
Kami yakin Anda telah memahami dan menjelaskan lebih lanjut dengan contoh-contoh yang ada di sekolah Anda semua. Selanjutnya, kami mempersilakan Anda membaca kembali bahan ajar cetak Manajemen Berbasis Sekolah yang telah Anda miliki , khususnya unit yang membahas prinsip dan karakterisasi MBS dengan cermat, kemudian kerjakanlah soal-soal berikut
1. Berdasarkan apa yang Anda pahami, sebutkan kembali prinsip-prinsip MBS dalam upaya peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Bagaimana prinsip tersebut dapat diimplementasikan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah ?
3. Setelah Anda memahami ada 8 karakteristik MBS, bagaimana menurut pengamatan Anda apabila karakteristik-karakteristik tersebut dikaitkan dengan kondisi riil di sekolah Anda, adakah yang sudah cocok, apabila belum mengapa ?
Selanjutnya, untuk mengetahui keakuratan hasil jawaban Anda, kami persilakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas mailing list yang telah Saudara ikut bergabung ketika Residensial sesuai dengan alamat mailing list perguruan tinggi tempat Anda kuliah.
Saudara mahasiswa, jika ada sesuatu materi yang belum atau kurang jelas dan ingin Anda tanyakan, gunakanlah sarana ini untuk menyampaikan permasalahan Anda tersebut.
Nah Saudara, sampai di sini pertemuan tutorial online kita melalui wahana internet, sampai jumpa dan Selamat belajar! Selamat menikmati hari-hari indah Anda !
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 5
Alternative Assessment
Penugasan Tutorial Online Inisiasi Mbs # 2.
Saudara mahasiswa, tibalah saatnya Anda mengerjakan assessment sebagai bagian tak terpisahkan dari tutorial online. Diharapkan melalui assessment kali ini, pemahaman Anda terhadap materi perkuliahan semakin mantap dan komprehensif.
Saudara mahasiswa, Anda diminta untuk membaca bahan ajar cetak keseluruhan unit 2. Anda juga diminta memndownload dan membaca artikel dari internet,misalnya : dengan membuka search web goofle kemudian ketik manajemen berbasis sekolah+ prinsip-prinsip MBS+ karakteristik +……dan sebagainya atau http://www.google.com ke:www.bappenas.go.id, bisa juga langsung pada yang Anda inginkan melalui google dengan pencarian misalnya : Pendidikan.pdf+strategi+belajar+mengajar, dan sebagainya.
Assessment kali ini, selain Anda diminta untuk membaca juga menuliskan pemahaman Anda dalam bentuk essay. Hal ini dimaksudkan agar Anda memiliki kompetensi dasar dalam memahami prinsip dan karakteristik MBS. Pengukuran keberhasilan Anda akan dilihat dari hasil tulisan esai Anda.
Selanjutnya Anda harus menulis esei yang isinya berupa paragraf-paragraf yang isinya mencakup jawaban dari pertanyaan:
• Konsep apa yang dapat pahami tentang prinsip-prinsip MBS(tulislah dalam 1 paragraf)
• Karakteristik MBS ( tulislah 1 paragraf)
• Gambaran di tempat Anda bertugas ( 2 paragraf)
• Kesimpulan ( tulislah 1 paragraf)
Nah Saudara, selamat mengerjakan. Untuk mengetahui rubrik/skala penilaian dapat dilihat pada halaman berikut ini.
6 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
RUBRIK/SKALA PENILAIAN
EVALUASI RUBRIK INISIASI MBS # 2
Nama Mahasiswa : -------------------------------------------------------------------------------
NIM : -------------------------------------------------------------------------------
Tanggal mengirin :--------------------------------------------------------------------------------
Alamat e-mail :--------------------------------------------------------------------------------
Kriteria Penilaian (1) lemah, (2) cukup (fair), (3) baik (adequate), (4) sangat baik (very good), dan (5 sempurna (exellent
A. Content Thoughts (Kemampuan Kognitif dan Pemahaman Isi)
ASPEK YANG DINILAI
SKALA NILAI
Kemampuan mengingat informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan memahami informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menerapkan informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menganalisis informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan mensintesakan 2 informasi/lebih MBS
1
2
3
4
Kemampuan mengkritisi informasi MBS
1
2
3
4
B. Organization and Style Thoughts ( Sistematika Penulisan)
Kemampuan menuliskan ide
1
2
3
4
Kemampuan mengembangkan gagasan
1
2
3
4
Kemampuan menerapkan ejaan dalam bahasa tulis
1
2
3
4
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 7
C. Afection Domain ( Afektif)
Ketepatan waktu mengerjakan tugas
1
2
3
4
Kerapihan dan sistematika
1
2
3
4
Kerjasama dengan teman (peer learning)
1
2
3
4
Nilai mahasiswa untuk tugas ini =
Jumlah skor mahasiswa
12
Predikat Nilai berdasarkan konversi angka :
Angka Pencapaian
Nilai Huruf
4
A
3
B
2
C
1
D
8 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Inisiasi 3
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online kali ini, Anda akan dipandu oleh tutor Anda untuk matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Pada inisiasi ketiga ini, akan kita diskusikan materi yang ada pada bahan ajar cetak. Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam buku ajar cetak, unit 3 materi yang dibicarakan adalah implementasi MBS. Tentunya Anda telah bisa menjawab persoalan sebagaimana telah tercantum dalam bahan ajar setak bukan? Dalam bahan ajar cetak, tertulis persoalan bagaimana strategi implementasi manajemen berbasis sekolah agar berhasil? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS? Apa ukuran-ukuran keberhasilan implementasi MBS?
Oleh karena itu, kompetensi yang diharapkan dari kegiatan tutorial 3 ini Anda diharapkan akan mampu:
1. Menguraikan strategi implementasi MBS.
2. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi MBS.
3. Mendeskripsikan ukuran-ukuran keberhasilan implementasi MBS.
4. Menjelaskan pentingnya perencanaan pengembangan sekolah.
5. Mendeskripsikan tahap perencanaan pengembangan sekolah.
6. Menjabarkan pelaksanaan dan evaluasi MBS.
Tentunya setelah mempelajari bahan ajar cetak, Anda telah mampu mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tersebut. Namun dalam tutorial online kali ini, akan diingatkan kembali hal-hal yang terkait dengan implementasi MBS.
Saudara mahasiswa, tentunya Anda telah paham bukan bahwa tidak ada strategi tunggal yang dapat menjamin keberhasilan implementasi MBS untuk semua tempat dan kondisi. Strategi implementasi MBS akan berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya, dan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Namun demikian, implementasi MBS akan berhasil apabila bertolak dari strategi yang mengacu kepada prinsip dan karaketeristik MBS itu sendiri.
Faktor-faktor pendukung keberhasilan implementasi MBS ialah: (1) adanya political will dari pengambil kebijakan yang dapat dijadikan dasar hukum bagi sekolah, (2) finansial atau keuangan yang memadai, (3) sumber daya manusia yang tersedia, (4) budaya sekolah, (5) kepemimpinan, serta (6) keorganisasian sekolah. Keenam faktor
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 1
tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain dalam mendukung keberhasilan implementasi MBS.
Sekolah yang telah menerapkan MBS dapat dilihat dari beberapa ukuran atau indikator. Indikator-indikator tersebut dapat dilihat dari 3 pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu pemerataan dan peningkatan akses, peningkatan mutu dan daya saing, serta tata layana pendidikan yang lebih baik. Berdasarkan ketiga pilar tersebut, indikator-indikator keberhasilan implementasi MBS dapat dilihat dari semakin meningkat dan membaiknya: (1) jumlah siswa yang mendapat layanan pendidikan, (2) kualitas layanan pendidikan (seperti pembelajaran), yang berdampak pada peningkatan prestasi akademik dan non akademik siswa dan jumlah siswa yang tingkat tinggal kelas menurun, (4) produktivitas sekolah (efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya), (5) relevansi pendidikan, (6) keadilan dalam penyelenggaraan pendidikan, (7) partisipasi orang tua dan masyarakat dalam pengambilan keputusan, (8) iklim dan budaya kerja sekolah, (9) kesejahteraan guru dan staf sekolah, serta (10); demokratisasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Anda masih ingat bukan bahwa faktor-faktor pendukung keberhasilan implementasi MBS adalah: political will, finansial / keuangan, sumber daya manusia, budaya sekolah, serta kepemimpinan dan keorganisasian. Contoh-contoh indikator keberhasilan implementasi MBS adalah sebagai berikut: (a). Dilihat dari aspek pemerataan dan peningkatan akses adalah meningkatnya nilai APK, APM dan AT. (b) dilihat dari aspek mutu adalah meningkatnya prestasi akademik dan non- akademik siswa, seperti nilai ujian sekolah, meraih prestasi dalam olimpiade matematika, dan sebagainya. (c) dilihat dari aspek layanan pendidikan di sekolah adalah berkurangnya jumlah siswa yang tinggal kelas, drop out, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri sekolah yang melaksanakan MBS dilihat dari berbagai aspek, yaitu (a) aspek organisasi: sekolah menyusun rencana pengembangan sekolah dan dapat menggerakkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan. (b). Pembelajaran: meningkatkan kualitas belajar siswa, menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. (c) sumber daya manusia: memberdayakan staf dan menempatkan personil yang dapat melayani keperluan siswa, menyediakan kegiatan untuk pengembangan profesi staf.
2 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Selanjutnya, kami mempersilakan Anda membaca kembali bahan ajar cetak Manajemen Berbasis Sekolah yang telah Anda miliki , khususnya unit 3 dengan cermat, kemudian kerjakanlah soal-soal berikut
1. Bagaimanakah sekolah mampu mengimplementasikan MBS untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah ?
2. Bagaimana dengan kondisi di lingkungan Anda, deskripsikan berdasarkan pengamatan dan analisis Anda !
Selanjutnya, untuk mengetahui keakuratan hasil jawaban Anda, kami persilakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas mailing list yang telah Saudara bergabung ketika Residensial sesuai dengan alamat mailing list perguruan tinggi tempat Anda kuliah.
Saudara mahasiswa, jika ada sesuatu materi yang belum atau kurang jelas dan ingin Anda tanyakan, gunakanlah sarana ini untuk menyampaikan permasalahan Anda tersebut. Perlu Anda ketahui, bahwa materi ini sangat penting untuk Anda kuasai.
Nah Saudara, sampai di sini pertemuan tutorial online kita melalui wahana internet, sampai jumpa dan Selamat belajar! Selamat menikmati hari-hari indah Anda !
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 3
Alternative Assessment
Penugasan Tutorial Online Inisiasi Mbs # 3.
Saudara mahasiswa, tibalah saatnya Anda mengerjakan assessment sebagai bagian tak terpisahkan dari tutorial online. Diharapkan melalui assessment kali ini, pemahaman Anda terhadap materi perkuliahan semakin mantap dan komprehensif.
Saudara mahasiswa, Anda diminta untuk membaca bahan ajar cetak keseluruhan unit 3 sampai 5. Anda diminta merangkumnya dalam bentuk bagan-bagan atau peta konsep.
Assessment kali ini, selain Anda diminta untuk membaca juga menuliskan petra konsep pemahaman Anda dalam bentuk bagan-bagan resume. Hal ini dimaksudkan agar Anda memiliki kompetensi dasar dalam memahami MBS. Pengukuran keberhasilan Anda akan dilihat dari hasil tulisan esai Anda.
Selanjutnya Anda harus membuat peta konsep dalam bentuk bagan-bagan yang isinya mencakup sub-sub yang ada pada unit yang membahas ini dalam bahan cetak
Nah Saudara, selamat mengerjakan. Untuk mengetahui rubrik/skala penilaian dapat dilihat pada halaman berikut ini.
4 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
RUBRIK/SKALA PENILAIAN
EVALUASI RUBRIK INISIASI MBS #3
Nama Mahasiswa : -------------------------------------------------------------------------------
NIM : -------------------------------------------------------------------------------
Tanggal mengirin :--------------------------------------------------------------------------------
Alamat e-mail :--------------------------------------------------------------------------------
Kriteria Penilaian (1) lemah, (2) cukup (fair), (3) baik (adequate), (4) sangat baik (very good), dan (5 sempurna (exellent
A. Content Thoughts (Kemampuan Kognitif dan Pemahaman Isi)
ASPEK YANG DINILAI
SKALA NILAI
Kemampuan mengingat informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan memahami informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menerapkan informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menganalisis informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan mensintesakan 2 informasi/lebih MBS
1
2
3
4
Kemampuan mengkritisi informasi MBS
1
2
3
4
B. Organization and Style Thoughts ( Sistematika Penulisan)
Kemampuan menangkap ide utama dalam peta konsep
1
2
3
4
Kemampuan mengembangkan ide dalam sub-sub
1
2
3
4
Kemampuan menyusun peta konsep dalam bentuk/tipografi
1
2
3
4
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 5
C. Afection Domain ( Afektif)
Ketepatan waktu mengerjakan tugas
1
2
3
4
Kerapihan dan sistematika
1
2
3
4
Kerjasama dengan teman (peer learning)
1
2
3
4
Nilai mahasiswa untuk tugas ini =
Jumlah skor mahasiswa
12
Predikat Nilai berdasarkan konversi angka :
Angka Pencapaian
Nilai Huruf
4
A
3
B
2
C
1
D
6 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Inisiasi 4
Peran Serta Masyarakat Dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online kali ini, Anda akan dipandu oleh tutor Anda untuk matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Pada inisiasi keempat ini, akan kita diskusikan materi yang ada pada bahan ajar cetak. Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam buku ajar cetak, unit 4 materi yang dibicarakan adalah peran serta masyarakat dalam MBS. Saudara, pendidikan bukan hanya kewajiban pemerintah, sekolah, dan guru saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Masyarakat diharapkan peran sertanya dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikan, terutama dalam mendidik moral, norma, dan etika yang sesuai dengan agama dan kesepakatan masyarakat. Anda tentunya paham, siswa belajar di sekolah dalam waktu terbatas, sedangkan waktu terbanyak ada di rumah dan masyarakat.
Saudara mahasiswa, tentunya setelah mempelajari bahan ajar cetak Anda telah memiliki pemahaman bahwa pendidikan merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama segenap pihak, termasuk masyarakat. Sudah tentu diharapkan setelah mempelajari unit 4 pada buku cetak Anda telah mampu :
1. mendiskripsikan konsep dasar peran serta masyarakat dalam pendidikan;
2. menjelaskan peran serta orang tua dalam pendidikan; serta
3. menjabarkan peran serta masyarakat dan komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Saudara mahasiswa, peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta masyarakat itu tidak hanya berupa dukungan dana atau sumbangan fisik saja, tetapi bisa lebih dari itu. Peran serta masyarakat sudah dapat dianggap baik jika dapat dapat terlibat dalam bidang pengelolaan sekolah, apalagi bila dapat masuk ke biang akademik. Orang tua merupakan salah satu aspek yang penting dalam pelaksanaan MBS. Sebagai pihak yang sangat berkepentingan dengan kemajuan belajar anaknya, orang tua sudah selayaknya dilibatkan secara aktif oleh sekolah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta mereka tidak hanya berupa dana, tetapi juga [emikiran atau tenaga dalam pembelajaran, perencanaan pengembangan sekolah, dan pengelolaan kelas. Komitmen dan kerjasama Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 1
sangat diperlukan dalam upaya realisasi peran serta ini. Antara sekolah dan orang tua idealnya saling proaktif. Peran serta orang tua dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat disesuaikan dengan latar belakang sosial ekonomi dan kemampuan orang tua.
Demikian pula, dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama, dunia usaha dan dunia industri, serta kelembagaan sosial budaya. Penyertaan mereka dalam pengelolaan sekolah hendaknya dilakukan secara integral, sinergis, dan efektif, dengan memperhatikan keterbukaan sekolah untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan dengan baik apabila komite sekolah diberdayakan secara optimal. Komite sekolah dbentuk sebagai mitra sekolah dalam mengembangkan diri menuju peningkatan kualitas pendidikan. Dalam pelaksanaannya komite sekolah bekerja berdasarkan fungsi-fungsi manajemen.
Sebagai mitra sekolah, komite sekolah memiliki peran sebagai (1) advisory agency (pemberi pertimbangan), (2) supporting agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan), (3) controlling agency (pengontrol kegiatan layanan pendidikan), dan (4) mediator atau penghubung atau pengait tali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah. Sejalan dengan upaya memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah diharapkan dapat membina jalinan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Sebagai bagian dari konsep Manajemen Berbasis Sekolah, pemberdayaan komite/dewan sekolah ini merupakan wujud manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat, sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah
Selanjutnya, kami mempersilakan Anda membaca kembali bahan ajar cetak Manajemen Berbasis Sekolah yang telah Anda miliki , khususnya unit 4 dengan cermat, kemudian kerjakanlah soal-soal berikut
1. Bagaimanakah sekolah mampu memberdayakan peran serta orang tua, komite sekolah dan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah ?
2. Bagaimana dengan kondisi di lingkungan Anda, deskripsikan berdasarkan pengamatan dan analisis Anda !
Untuk mengetahui keakuratan hasil jawaban Anda, kami persilakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas mailing list yang telah Saudara bergabung ketika Residensial sesuai dengan alamat mailing list perguruan tinggi tempat Anda kuliah.
Saudara mahasiswa, jika ada sesuatu materi yang belum atau kurang jelas dan ingin Anda tanyakan, gunakanlah sarana ini untuk menyampaikan permasalahan Anda tersebut. Perlu Anda ketahui, bahwa materi ini sangat penting untuk Anda kuasai.
Nah Saudara, sampai di sini pertemuan tutorial online kita melalui wahana internet, sampai jumpa dan Selamat belajar! Selamat menikmati hari-hari indah Anda !
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 3
Inisiasi 5
Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pendidikan Dan Kependidikan Dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online kali ini, Anda akan dipandu oleh tutor Anda untuk matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Pada inisiasi kelima ini, akan kita diskusikan materi yang ada pada bahan ajar cetak. Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam buku ajar cetak, unit 5 materi yang dibicarakan adalah peningkatan profesionalisme tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan dalam MBS.
Saudara mahasiswa, sebagaimana Anda tahu, tenaga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbing-an dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik bertugas menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Untuk itu, pendidik harus memiliki komitmen profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai pendidik ia harus memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan, sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Anda mengetahui pula bahwa pada dasarnya upaya memberdayakan kinerja tenaga pendidik dalam konteks MBS adalah melalui koodinasi dan komunikasi. Koordinasi yang dilakukan kepala sekolah dengan para guru dan masyarakat dapat dilakukan secara vertikal, horisontal, fungsional, dan diagonal. Koordinasi dapat juga dilakukan secara internal dan eksternal. Koordinasi dilakukan secara terus menerus sebagai langkah konsolidasi untuk memperkuat kelembagaan dalam mencapai tujuan.
Guru merupakan kunci keberhasilan peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Sebagai manajer kelas, guru harus mempromosikan fasilitas belajar bagi para siswa. Sebagai motivator, guru harus mampu menjadi mendorong dan menyemangati siswanya dalam belajar dan mengubah sikap siswa yang kurang termotivasi.
Kelompok Kerja Guru dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah sangat berperan dalam mewujudkan MBS. Kelompok Kerja Guru merupakan wadah berkumpulnya para guru dalam satu gugus yang berfungsi untuk meningkatkan mutu kegiatan
Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah 1
belajar mengajar di sekolah melalui kegiatan pemecahan masalah, melakukan uji coba dan mengembangkan ide-ide baru proses pembelajaran, serta kegiatan lain yang menunjang kemajuan pendidikan di sekolah. Dalam sistem gugus, KKG menjadi penting dalam MBS karena dapat dipandang sebagai pembinaan profesional guru. Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilakukan hanya dengan memperbaharui kurikulum belaka, melainkan juga dengan konsep-konsep pendidikan yang menjadi mind set guru, menjadikan professional behaviour dengan motivasi intrinsiknya, yang dapat dilakukan di kelas, di sekolah, dan dalam hubungannya antarguru sebagaimana terjadi dalam KKG.
Selanjutnya, kami mempersilakan Anda membaca kembali bahan ajar cetak Manajemen Berbasis Sekolah yang telah Anda miliki , khususnya unit 5 dengan cermat, kemudian kerjakanlah soal-soal berikut
1. Bagaimanakah sekolah mampu memberdayakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah ?
2. Bagaimana dengan kondisi di lingkungan Anda, deskripsikan berdasarkan pengamatan dan analisis Anda !
Nah, untuk mengetahui keakuratan hasil jawaban Anda, kami persilakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas mailing list yang telah Saudara bergabung ketika Residensial sesuai dengan alamat mailing list perguruan tinggi tempat Anda kuliah.
Saudara mahasiswa, jika ada sesuatu materi yang belum atau kurang jelas dan ingin Anda tanyakan, gunakanlah sarana ini untuk menyampaikan permasalahan Anda tersebut. Perlu Anda ketahui, bahwa materi ini sangat penting untuk Anda kuasai. Nah Saudara, sampai di sini pertemuan tutorial online kita melalui wahana internet, sampai jumpa dan Selamat belajar! Selamat menikmati hari-hari indah Anda !
2 Inisiasi Manajemen Berbasis Sekolah

baca selengkapnya......

Minggu, 23 November 2008

INISIASI PEND.HAM 4-5



Inisiasi 4

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM
MENURUT DEKLARASI PBB, PANCASILA
DAN UUD 1945

Saudara mahasiswa, selamat bertemu kembali pada inisiasi 4, Pendidikan HAM.
Dalam inisiasi 4 ini, Anda akan mengakaji Perkembangan Pemikiran, HAM menurut Deklarasi PBB, Pancasila, dan Undang-undang Dasar 1945. Dengan mempelajari materi
tutorial keempat ini anda diharapkan memiliki kompetensi: (1) dapat menjelaskan
HAM menurut Deklarasi PBB, (2) dapat menjelaskan HAM berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

Deklarasi PBB

Setelah usai perang dunia kedua tahun 1945 yang ditandai dengan menyerahnya negara Jepang dan Jerman kepada sekutu serta banyak negara Asia dan Afrika yang merdeka, dibentuklah suatu badan internasional yang menampung negara di seluruh dunia. Badan internasional tersebut disebut United Nation of Organization disingkat UNO dan diterjemahkan menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Semula PBB ini didirikan dengan maksud untuk mencegah perang dunia kembali. Piagam PBB telah menempatkan HAM sebagai salah satu tujuan dari kerjasama internasional. Melalui kerja sama perlindungan HAM dapat ditingkatkan. Pada sidang majelis umum tanggal 10 Desember 1948, PBB mendeklarasikan pernyataan umum HAM melalui Universal Declaration
Independent of Human Right. Deklarasi HAM ini berisi 30 pasal. Semua pasal tersebut menegaskan pada semua bangsa bahwa setiap manusia dilahirkan itu memiliki hak fundamental yang tidak dapat dirampas dan dicabut oleh manusia lainnya. Makna HAM yang dinyatakan di dalam deklarasi tersebut mengakui manusia sebagai pribadi atau individu.

Pernyataan HAM dalam deklarasi PBB tersebut diikuti dengan disusunnya berbagai konvensi internasional sebagai berikut.

1. Konvensi nomor 98 tentang diberlakukannya prinsip-prinsip hak berorganisasi
dan berunding yang diterima oleh ILO tahun 1949
2. Konvensi nomor 100 tentang pengupahan yang sama bagi buruh perempuan dan
laki-laki untuk pekerjaan yang sama diterima ILO tahun 1951.
3. Konvensi hak-hak politik Perempuan yang diterima oleh sidang umum PBB tahun 1952
4. Konvensi mengenai hak kewarganegaraan perempuan bersuami diterima dalam
sidang umum PBB tahun 1957
5. Konvensi hak-hak anak diterima dalam sidang umum PBB tahun 1959.
6. Konvensi menentang diskriminasi dalam bidang pendidikan diterima dalam
konferensi Unesco tahun 1960.
7. Konvensi tentang izin menikah, usia minimum menikah dan pencatatan
pernikahan diterima dengan resolusi tahun 1962.
8. Konvensi internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial
diterima dalam sidang PBB tahun 1965.
9. International Convenant on Economic, Social, and Cultural Rights (konvensi
internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya)
10. International Convenant on Civil and Political Rights (konvensi internasional
tentang hak-hak sipil dan politik.
11. Option Protocol to the International Convenant on Civil and Political Rights
(protokol konvensi internasional tentang hak-hak sipil dan politik).

Ajaran HAM di dalam Pancasila dan UUD 1945

Saudara mahasiswa yang saya hormati. Pancasila sebagai dasar filsafat
negara dan pandangan hidup kolektif bangsa Indonesia menjadi leitstern atau
pemandu di dalam memahami HAM. Pemahaman ini perlu dimiliki setiap warga
negara agar dapat melaksanakan HAM dengan sebaik-baiknya. HAM merupakan
hak dasar yang dimiliki setiap individu yang harus dilindungi oleh negara dan
hukum. Pandangan Pancasila tentang ide HAM sangat jelas digambarkan secara
sistematis di dalam Pembukaan UUD 1945. Sejak proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945, perhatian bangsa Indonesia terhadap HAM sudah demikian besar.
Perhatian itu diwujudkan dengan memasukkan unsur HAM ke dalam alinea pertama
UUD 1945, yaitu “kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34 juga
menjelaskan tentang berbagai hak asasi. Apakah hak-hak asasi yang terkandung di
dalam pasal-pasal tersebut di atas sudah terealisaikan? dan mengapa kita dianggap
oleh bangsa lain (Barat) belum memperhatikan HAM baik dalam konstitusi maupun
dalam praktiknya? (Diskusikan dengan teman anda permasalahan ini).
Pencantuman unsur HAM ke dalam beberapa pasal sebagaimana tersebut
di atas, UUD 1945 dianggap belum secara eksplisit dan terang-terangan menyebut
HAM. Perhatian terhadap HAM semakin jelas ketika UUDS mencantumkan HAM
secara eksplisit. Pada pasal 7 sampai dengan pasal 43 dicantumkan prinsip-prinsip
HAM dalam bentuk “hak-hak kebebasan-kebebasan dasar manusia” (Firdaus dalam
Muladi, 2005). Setelah kembali ke UUD 1945, pada masa presiden Sukarno dan
presiden Suharto, ajaran HAM bersumber di dalam ketentuan dalam UUD 1945
tersebut. Dalam perjalanannya, bangsa Indonesia baik pada masa presiden Sukarno
maupun prseiden Suharto dianggap tidak serius dalam menangani HAM. Berbagai
tekanan dari dalam dan luar negeri terus mengalir. Aktivis HAM di dalam negeri
terus ditekan oleh penguasa. Berbagai bantuan luar negeri selalu dikaitkan dengan
pelaksanaan HAM. Tekanan terus menerus itu kemudian direspon dengan
membentuk Komisi Hak Asasi Manusia pada tahun 1993. Selanjutnya pada tahun
1998 MPR mengeluarkan Ketetapan Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusi, tahun 1999 diundangkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia. Baru setelah UUD 1945 diamandemen keempat, HAM itu
secara eksplisit dimasukkan ke dalam pasal 28 ayat A sampai dengan J.
Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dipisahkan dari Pembukaan.
UUD 1945: yang fundamental: Alinea pertama memuat pernyataan bahwa
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu penjajahan harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Alinea
kedua, pembukaan memuat kisah perjuangan pergerakan kemerdekaan dalam
menentang segala bentuk penjajahan dan meraih proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Alinea ketiga memuat pernyataan (declaire) kemerdekaan negara
Indonesia. Kemerdekaan itu bukan hanya buah hasil perjuangan pergerakan
kemerdekaan saja, tetapi juga hasil rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dorongan
keinginan yang luhur. Alinea keempat memuat Pancasila sebagai dasar negara dan
tujuan negara. Negara Indonesia didirikan oleh pendiri negara dengan tujuan (a)
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, (b) memajukan
kesejahteran umum, (c) mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, (d) ikut serta
dalam menjaga ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kedudukan Pembukaan
UUD1 945 sebagai Pokok Kaidah Negara Fundamental (Notonagoro, 1984) yang
bersifat tetap tidak berubah. Secara khusus HAM tertuang didalam pasal 28 UUD
1945. HAM tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Hak pribadi, meliputi
Hak Hidup, Hak Melanjutkan Keturunan, Hak pendidikan, Hak atas
pekerjaan yang layak, Hak memeluk dan menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya, Hak untuk bebas dari tindak kekerasan dalam rumah tangga, Hak
untuk mengembangkan diri, Hak untuk memperoleh keadilan.

2. Hak Sosial dan Budaya
Memajukan diri sebagai pribadi tidak dapat dilepaskan dari kepentingan
masyarakat. Masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman budaya. Berbagai
upacara adat dan kebudayaan, bahasa daerah, seni, pakaian serta makanan tradisional
masih dijalankan untuk mengatur kehidupan bersama. Semuanya menjadi identitas
nasional yang disimbolisasi dalam “bhinneka tunggal ika”. Kekayaan masyarakat
dan budaya itu dijamin kelangsungan hidupnya untuk kemajuan peradaban manusia.
Pasal 28 I ayat 3 menyatakan bahwa “identitas budaya dan hak masyarakat
tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban”.
Budaya pluralistik memberikan potensi dinamika masyarakat. Hal ini
terjadi karena persepsi budaya terhadap kehidupan bersama berbeda-beda, bahkan
bertentangan. Akibatnya mudah terjadi konflik. Penyelesaian budaya telah dilakukan
oleh nenek moyang bangsa Indonesia dengan memberikan konsep bhinneka tunggal
ika, artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu sebagai bangsa Indonesia.

3. Hak Hukum
Hukum merupakan aturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang,
mempunyai tujuan tertentu, dan pelanggaran atas aturan tersebut akan dikenai sanksi
hukum. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3) menunjukkan bahwa
negara kita menganut teori kedaulatan hukum. Artinya semua warga negara dan
penyelenggara negara wajib tunduk dan patuh pada hukum.
Pasal 28 D ayat 1 menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dalam bidang hukum”. Sebelumnya, pasal 27 ayat 1 menyatakan pula bahwa “segala
warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Dari
pernyataan ini, hukum dilaksanakan untuk melindungi dan menjamin keadilan. Tidak
ada diskriminasi dalam perlakuan hukum baik bagi penyelenggara negara maupun
warga negara

4. Hak Politik
Pasal 28 D ayat ayat 3 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak
mendapat kesempatan yang sama dalam pemerintahan”. Lebih lanjut dalam pasal 28
E ayat 3 dinyatakan bahwa “ setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Hak politik ini kemudian dituangkan dalam
UU Pemilu.
Kebebasan politik dilaksanakan dengan memperhatikan sopan santun dan
budaya bangsa agar kebebasannya itu tidak melanggar norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat. Selain itu, kebebasan berpolitik dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek hukum agar tidak melanggar ketertiban dan keamanan
masyarakat. Di samping itu, kebebasan dalam berpolitik juga dilakukan sesuai
dengan nilai-nilai ketuhanan agar tidak menimbulkan dosa dan menjadi atheis.
Akhirnya, kebebasan dalam berpolitik tidak bertentangan dengan negara karena akan
meruntuhkan negara.

5. Hak Anak
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindugi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.
Untuk perkembangan kehidupannya, mereka perlu dilindungi agar kepribadiannya
berkembang secara wajar dan optimal. Untuk melaksanakan dan melindungi hak
anak tesebut, dibuatlah beberapa undang-undang. UU Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak. UU nomor 3 tahun 1997 dibuat untuk secara khusus mengadili
anak, dan UU Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.
Menurut UU No. 23 tahun 2002, mereka yang berhak mendapat
perlindungan adalah anak terlantar, anak yang menyandang cacat, anak yang
memiliki keunggulan, anak angkat, anak asuh. Prinsip yang digunakan dalam
perlindungan anak sesuai prinsip adalah sebagai berikut: non diskriminasi,
kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan, penghargaan terhadap pendapat anak.
Orang tua dalam hal ini adalah orang yang pertama bertanggungjawab atas
terwujudnya kesejahteraan anak, baik secara jasmani, rohani, maupun sosial. Apabila
orang tua terbukti melalaikan tugas dan tanggung jawabnya, maka ia dapat dicabut
haknya untuk merawat dan mengasuh anaknya. Pencabutan kuasa pengasuhan
tersebut tidak dapat menghapuskan kewajiban membiayai kehidupan, kesejahteraan,
dan pendidikannya. Pencabutan kuasa asuh atas anak ditetapkan dengan keputusan
hakim yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap (uraian selengkapnya materi
yang disajikan di atas dapat dibaca pada modul unit 4).



TUGAS TO 4

Saudara mahasiswa, untuk meningkatkan wawasan anda tentang pemikiran hak azasi manusia, silahkan anda menganalisis pertanyaan berikut ini, dan melaporkan hasilnya dalam bentuk essay sepanjang 0.5 s/d 1 halaman kuarto 1.5 spasi:

1. Pernyataan HAM dalam deklarasi PBB selanjutnya diikuti dengan berbagai konvensi internasional. Menurut anda, apa pentingnya konvensi internasional tersebut bagi bangsa Indonesia?
2. Sudah lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, namun dalam kurun waktu tersebut
hak pribadi warga Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam rumusan sila
Pancasila dan UUD 1945 belum dapat dinikmati sepenuhnya. Berikan analisis
anda tentang hak rakyat yang terabaikan, kira-kira apa penyebabnya, dan berikan
saran pemikiran anda agar hak pribadi tersebut dapat dinikmati seluruh rakyat
Indonesia!

Catatan :
2. Batas Waktu Pengiriman Tugas TO 4 : tanggal 1 Desember. 2008
3. Kirim ke e-mail : mawardiu@gmail.com ; Subject : Tugas TO 4



Inisiasi 5 Pendidikan HAM (Inisiasi terakhir)

PEMBELAJARAN HAM DI SEKOLAH DASAR

Saudara mahasiswa yang saya hormati. Salam sejahtera dan selamat bertemu
lagi dalam kegiatan tutorial online mata kuliah Pendidikan Hak Azasi Manusia. Pada
tutorial kelima ini topik pokok bahasannya adalah pembelajaran HAM di sekolah
dasar. Asumsinya: (1) pendidikan SD sebagai basis pengembangan dan peningkatan
kualitas pendidikan selanjutnya, (2) pendidikan SD ditentukan struktur
kurikulumnya, termasuk didalamnya HAM yang terintegrasi di dalam matapelajaran,
(3) rancangan kurikulum yang baik menentukan masa depan pendidikan anak
selanjutnya. Atas dasar itulah kompetensi yang diharapkan setelah anda
menyelesaikan rangkaian kegiatan tutorial 5 ini yaitu: (1) dapat mengenalkan dasardasar
HAM pada anak usia SD, (2) dapat menjelaskan pendekatan pembelajaran
HAM pada anak usia SD, (3) dapat menjelaskan prinsip pembelajaran HAM pada
anak usia SD, (4) dapat menjelaskan materi pembelajaran HAM pada anak usia SD,
(5) dapat menjelaskan perencanaan pembelajaran HAM pada anak usia SD, (6)
dapat menjelaskan pendekatan pembelajaran HAM pada anak usia SD.

Hakikat Anak SD
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sebelum melaksanakan
pembelajaran HAM di SD, sebaiknya kita perlu memahami lebih dulu siapa anak SD
yang akan kita didik. Pemahaman yang tepat terhadap anak SD akan membantu
memudahkan dalam pembelajaran HAM. Artinya, materi HAM yang diajarkan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak SD sehingga mudah
dipahami oleh anak. Secara fisik, anak usia SD masih memasuki tahap
perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan
sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak,
berlari, dan tidak pernah diam di tempat.
Menurut Kolhberg, moralitas manusia tumbuh melalui tiga tingkatan yaitu
pra konvensional, konvensional, pasca konvensional. Anak usia SD cenderung
berada pada tahap perkembangan moral konvensional, artinya anak-anak SD akan
melakukan suatu perbuatan yang baik sesuai dengan konformitas hubungan
interpersonal yang akrab dan intensif. Di samping itu, anak SD akan berbuat baik
manakala sesuai dengan hukum dan aturan yang sudah ada dan bukan kesadaran etik
universal (Satibi, 2006).
Secara kognitif, pemikiran anak SD sedang mengalami pertumbuhan
sangat cepat. Menurut Jean Piaget perkembangan kognitif anak SD dalam fase
operasional konkrit (6-12 tahun), anak memiliki pengetahuan melalui operasi bendabenda
konkrit. Pembelajaran dengan menggunakan referensi benda konkrit sangat
membantu anak memahami simbol-simbol abstrak. Untuk itu diperlukan kemampuan
guru dalam menterjemahkan materi HAM yang abtrak menjadi materi yang konkrit
dan mudah dipahami. Demikian pula, perkembangan sosial anak SD berada pada
tahap kesadaran kolektif yang ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri anak dan di
luar diri anak. Faktor dari dalam diri anak berupa kondisi internal anak baik fisik,
kognitif, sosial emosi, moral, dan spiritual anak. Faktor di luar diri manusia adalah
lingkungan anak baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pendekatan Pembelajaran HAM di SD
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sesuai tahap pertumbuhan anak.
Pembelajaran HAM di SD bukan saja menyampaikan materi tentang nilai-nilai HAM
tetapi pembelajarannya sendiri harus sesuai dan dijiwai dengan HAM. Jika tidak,
maka anak akan mengalami suatu keadaan paradoksal atau inkonsistensi yaitu
bagaimana ia dapat memahami materi HAM yang diterima ketika pembelajarannya
sendiri melanggar HAM.
Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam pembelajaran HAM di SD,
antara lain: induktif, deduktuf, kontekstual, kooperatif (cooperative learning),
inquiry, discovery, konstruktivistik, behavioristik. Strategi yang digunakan berdasarkan pendekatan tersebut adalah: (a) siswa belajar secara aktif; (b) siswa membangun peta konsep sendiri; (c) siswa mampu menggali informasi dari berbagai media dan sumber belajar; (d) siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi; (e) siswa
mengamati secara aktif; (f) siswa menganalisis sebab akibat; (g) siswa melakukan
kerja praktik artinya melakukan aktivitas praktis di dalam belajar HAM.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran HAM di SD
Sesuai dengan hakikat pembelajaran anak usia SD, maka prinsip yang digunakan dalam pembelajaran HAM dikembangkan sesuai dengan karakteristik belajar anak. Pertama, anak SD belajar secara konkrit sehingga pembelajaran HAM diupayakan secara konkit pula. Kedua, pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan belajar serayabermain (bermain bebas, bermain dengan bimbingan, bermain dengan diarahkan), Ketiga, pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip active learning. Keempat, pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, tanpa tekanan, dan menarik (Penjelasan dapat dibaca pada modul unit 5), misalnya dengan memberikan sentuhan akrab, ramah, sambil bernyanyi, dengan gambar, dan lain
sebagainya. Kelima, berpusat pada anak yaitu anak menjadi subjek aktif dalam
belajar. Keenam, pembelajaran HAM di SD memberikan kesempatan paada anak
untuk mengalami atau berksperimen (mencoba) mengalami berbagai kegaiatan
pembelajaran HAM.
Pembelajaran HAM di SD dapat mengembangkan berbagai keterampilan
sosial, kognitif, dan emosional serta spiritual. Multiple intelligence dapat
ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran HAM sehingga pembelajaran tersebut
akan lebih bermakna bagi kehidupan anak.

Materi Pembelajaran HAM di SD
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan anak. Materi pembelajaran sebaiknya dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh anak, kalimatnya sederhana, lugas, dan jelas. Kalau perlu materi
disertai gambar dan ilustrasi menarik dan menyenangkan. Unsur problematik dalam
materi HAM juga akan membuat sajian materi tidak monoton dan menjemukan,
tetapi menantang penalaran kritis anak. Supaya memiliki kebermaknaan pada anak,
materi HAM diangkat dari realitas kehidupan anak sehari-hari. Dengan demikian
materi yang dikembangkan disesuaikan dengan pekermbangan dan kebutuhan anak.
Materi HAM dikembangkan dari kurikulum. Para guru dapat memulai
dengan menganalisis substansi materi kajian dari kurikulum. Substansi materi kajian
dijabarkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar Misalnya Standar
kompetensi kelas II SD semester 2 berbunyi: menampilkan sikap demokratis.
Kompetensi dasar yang akan dicapai adalah mengenal kegiatan bermusyawarah.
Materi pokok yang dikembangkan adalah (a) kebebasan berpendapat dengan alasan
yang masuk akal, (b) menghargai pendapat yang berbeda, (c) kesempatan yang sama
dalam mengemukakan pendapat, (d) persoalan yang dibicarakan dalam musyawarah
adalah masalah bersama, (e) keuntungan semua pihak. Implementasi materi HAM
diberikan di SD dapat berdiri sendiri (separated) dan terpisah dari matapelajaran lain dan dapat pula terintegrasi dengan matapelajaran lain yang sudah ada.

Media dan Sumber Pembelajaran HAM
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sebagaimana kita ketahui bahwa
tingkat perkembangan kognitif anak SD berada pada fase operasional konkrit. Oleh
karena itu, penggunaan media dan sumber pembelajaran sangat penting dan mutlak
dilakukan, baik media yang dirancang khusus sesuai kebutuhan maupun
memanfaatkan benda atau peristiwa yang ada disekitar anak, seperti; antrian I kantor
pos, perilaku pedagang di pasar, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan media pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa hal
penting berikut: (a) media yang digunakan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan anak, (b) media yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar yang
akan dicapai, (c) sesuai dengan pesan atau materi yang akan disampaikan pada anak,
(d) media yang digunakan sesuai dengan metode atau strategi pembelajaran yang
dilakukan (Anderson 1983), (e) sesuai dengan kemampuan guru dalam
menggunakannya, (f) sesuai dengan potensi sekolah.

Perencanaan Pembelajaran HAM di SD
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran HAM di SD sangat ditentukan oleh perencanaan yang baik. Perencanaan tersebut akan membantu guru untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara sistematik. Langkah-langkah penyusunan perencanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. menganalisis substansi kajian kurikulum. Melalui analisis ini dapat diketahui
bahwa materi pokok HAM yang terintegrasi di dalam matapelajaran sebagaimana
termuat di kurikulum dapat diketahui.
2. Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam silabus yang dikembangkan.
Silabus tersebut berupa rencana kegiatan pembelajaran secara sistematis yang
memuat materi pokok, media, dan evaluasi serta alokasi waktu yang akan
dilakasnakan di dalam pembelajaran.
3. Pengembangan silabus disesuaikan dengan potensi anak, sarana dan prasarana
sekolah, serta kemampuan guru. Di dalam silabus kita dapat merencanakan
pembelajaran yang akan memberikan pengalaman belajar HAM yang sesuai
dengan kurikulum dan potensi anak. Silabus adalah suatu rencana yang memuat
pokok-pokok pengalaman belajar yang akan diperoleh anak dalam pembelajaran.
Format silabus yang dikembangkan sangat bergantung pada guru, dan tidak ada
yang sama.
4. Dari silabus tersebut dapat dikembangkan rencana pembelajaran (RP). Rencana
pembelajaran adalah seperangkat langkah-langkah pembelajaran yang harus
diikuti guru dalam membelajarkan anak.
5. Perencanaan pembelajaran HAM di SD dikembangkan berdasarkan: (a)
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan komptensi dasar yang akan
dicapai, (b) berpusat pada anak, (c) pembelajaran memperhatikan pertumbuhan
dan kebutuhan anak SD, (d) pembelajaran menghargai dan memberdayakan hak
anak, (e) mampu mengembangkan seluruh potensi anak, (f) mengembangkan
active learning, (g) mendorong berpikir kritis dan kreatif anak, (h) sesuai dengan
potensi sekolah dan guru, (i) memungkinkan anak dapat mengakses sumber
belajar yang ada.
6. Perencanaan pembelajaran (RP) memuat bagian-bagian pokok: (a) identitas
matakuliah, (b) standar kompetensi, (c) kompetensi dasar, (d) langkah-langkah
pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir), (e) media dan sumber
pembelajaran, (f) evaluasi pembelajaran (jenis evaluasi, prosedur evaluasi).


Tugas TO 5

Buatlah contoh RPP Pendidikan HAM dari kelas yang Anda ampu, materi pokoknya diambilkan dari kurikulum (KTSP) PKn SD yang memuat nilai-nilai HAM . RPP yang anda susun dapat menggunakan rambu-rambu penyusunan sebagai berikut:
1. Identitas mata pelajaran
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar/Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
4. Pengembangan materi
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
5. Media dan sumber pembelajaran
6. Evaluasi pembelajaran.

Catatan : : 1. Batas waktu pengiriman tugas TO 5 : tanggal 21 Desember 2008
2. Kirim ke e-mail : mawardiu@gmail.com ; Subject : Tugas TO 5.

baca selengkapnya......

INISIASI PEND. PESERTA DIDIK 1-5



Inisiasi 1
(Perkembangan Fisik dan Sosial)
Salam dan selamat berjumpa dalam kegiatan tutorial online untuk matakuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Seperti Anda ketahui melalui pembelajaran matakuliah ini, Anda sebagai mahasiswa/i S1 PGSD program PJJ yang juga menjadi guru SD diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik usia SD/ MI. Pada pertemuan perdana kegiatan tutorial online ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 2, khususnya subunit 1 dan 2 mengenai perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan emosi) telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial.
Pada bahan ajar cetak unit 2 subunit 1 mengenai perkembangan fisik telah dipaparkan mengenai pengertian dan faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan motorik, dan keterampilan dasar pada masa anak akhir usia SD/ MI. Selanjutnya pada subunit 2 mengenai perkembangan sosial telah dipaparkan mengenai pengertian dan proses sosialisasi, peranan kelompok dan permainan, serta penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali dengan lebih cermat mengenai perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online perdana ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
2. Menjelaskan perkembangan keterampilan motorik
3. Menjelaskan empat keterampilan dasar pada masa anak akhir (usia SD/ MI)
4. Menjelaskan pengertian dan proses sosialisasi
5. Menjelaskan peranan kelompok dan permainan anak
6. Menjelaskan penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI
Dengan memahami perkembangan fisik dan sosial, akan sangat bermanfaat bagi Anda sebagai guru SD dalam memahami peserta didik Anda. Anda dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran maupun bimbingan dalam mengembangkan aspek fisik dan sosial anak usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik peserta didik usia SD/ MI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot dan lemak. Perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam keluarga, jenis kelamin, gizi dan kesehatan, status sosial ekonomi, gangguan emosional, dll. Pertumbuhan dan perkembangan fisik tubuh ini secara langsung akan menentukan keterampilan bergerak anak, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain, serta mempengaruhi cara anak melakukan penyesuaian dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Terdapat perbedaan dalam pertambahan tinggi dan berat, namun umumnya mengikuti pola/ aturan/ hukum arah perkembangan. Perkembangan proporsi dan bentuk tubuh anak dapat dikelompokkan menjadi bentuk tubuh yang cenderung menjadi gemuk (endomorf), kekar (mesomorf), atau kurus (ektomorf). Selanjutnya pada peserta didik di kelas V dan VI (masa puber/ 11-13 tahun) terjadi perubahan fisik yang sangat pesat disebabkan oleh kematangan kelenjar dan hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan seksual. Perubahan ini mengakibatkan anak mengalami ketidakseimbangan, menarik diri, bersikap negatif, kurang percaya diri, perubahan minat dan aktivitas, dll.
Perkembangan keterampilan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan fisik melalui kegiatan syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pada peserta didik usia SD/ MI keterampilan motorik meliputi keterampilan tangan dan kaki. Dalam perkembangan keterampilan motorik dapat menimbulkan masalah apabila terjadi keterlambatan penguasaan keterampilan gerak yang mengakibatkan anak mengalami kesulitan/ hambatan dalam penyesuaian pribadi dan sosialnya.
Selain perkembangan fisik dan motorik, Hurlock (1991) mengemukakan ada empat keterampilan dasar yang perlu dikuasai anak SD/ MI pada masa anak akhir yaitu: keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan menolong orang lain (sosial), keterampilan bermain, dan keterampilan bersekolah (skolastik).
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat di mana anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas perkembangannya. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Proses sosialisasi dilakukan melalui belajar berperilaku dan memainkan peran sosial yang
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat melakukan penyesuaian sosial. Kemampuan peserta didik bersosialisasi antara lain dipengaruhi oleh kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti, dan metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi.
Dalam perkembangan sosial peserta didik usia SD/ MI, kelompok dan permainan anak memegang peranan penting. Melalui kegiatan kelompok dan permainan, anak SD/ MI belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Agar dapat diterima dan tidak ditolak oleh kelompok dan permainan, anak perlu mengadakan penyesuaian sosial. Untuk itu anak perlu mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, menolong orang lain, dll.
Tugas Tutorial Online 1
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pengaruh langsung ataupun tidak langsung perkembangan fisik motorik bagi perkembangan peserta didik secara keseluruhan!
2. Keterampilan dasar apa saja yang perlu dikuasai peserta didik usia SD/ MI? Jelaskan dan beri contoh!
3. Bagaimana peran kelompok dan permainan dalam penyesuaian sosial anak SD/ MI?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 1
1. Amati kegiatan peserta didik di kelas Anda ketika waktu istirahat antar pelajaran di sekolah! Catat tempat lokasi, waktu kejadian, dan subjek peserta didik yang Anda amati!
2. Deskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan peserta didik (satu atau lebih dari satu peserta didik).tersebut!
3. Keterampilan fisik dan sosial apa saja yang dikembangkan melalui kegiatan tersebut? Beri penjelasan singkat!
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
Menuliskan tempat lokasi (misalnya halaman sekolah, ruang kelas, dll),
waktu (hari, tanggal, jam) pengamatan dilakukan,
serta subjek peserta didik (individu ataupun kelompok) yang diamati
1
1
1
2.
Mendeskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan subjek peserta didik yang diamati
2
3.
-Keterampilan fisik motorik yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: keterampilan tangan ketika bermain lempar tangkap bola)
-Kemampuan sosialisasi anak yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: membantu teman yang terjatuh, memberi bola pada teman)
-Keterampilan/kemampuan lain yang muncul dan penjelasannya
(misal: anak belajar kebersihan/cara hidup sehat dengan cara mencu-ci tangan ketika selesai bermain bola)
2
2
1
Jumlah
10
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik


Inisiasi 2
(Perkembangan Intelek dan Bahasa)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang kedua untuk matakuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kegiatan online kali ini kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 3, khususnya subunit 1 dan 2 mengenai perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan moral) telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial. Subunit 4 (perkembangan kepribadian) merupakan akumulatif aspek-aspek perkembangan secara keseluruhan yang bersifat dinamis dalam diri seseorang yang ditentukan oleh penyesuaian seseorang terhadap lingkungannya.
Pada bahan ajar cetak unit 3 subunit 1 mengenai perkembangan intelek telah dipaparkan menganai pengertian dan klasifikasi intelegensi, struktur pengetahuan, tahap perkembangan kognitif, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD/ MI. Selanjutnya pada subunit 2 mengenai perkembangan bahasa telah dipaparkan mengenai pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa, pola perkembangan bahasa anak, serta faktor/ kondisi dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa pada peserta didik usia SD/ MI. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali mengenai perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online kedua ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian intelegensi dan kemampuan berdasarkan klasifikasi IQ
2. Menjelaskan pembentukan (konstruksi) struktur pengetahuan (skema kognitif)
3. Membedakan dengan contoh empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek
5. Menjelaskan pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa
6. Menjelaskan keterkaitan kemampuan bahasa dengan kemampuan berfikir/ intelek
7. Menjelaskan pola perkembangan bahasa anak
8. Mengidentifikasikan faktor dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Dengan memahami perkembangan intelek dan bahasa, akan bermanfaat dan membantu Anda sebagai guru SD dalam memahami peserta didik Anda, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran di SD/ MI menjadi lebih menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan serta karakteristik cara belajar anak.
Perkembangan Intelek
Intelek merupakan kemampuan psikis yang relatif menetap dalam proses berpikir dan membuat hubungan tanggapan, serta kemampuan memahami, menganalisis, mensintesiskan dan mengevaluasinya. Intelek berfungsi dalam pembentukan konsep atau pengertian yang dilakukan melalui penginderaan pengamatan, tanggapan, ingatan, dan berpikir. Kecerdasan intelektual (IQ) dalam populasi dikategorikan atas: genius (>140), sangat cerdas (130-139), cerdas (120-129), di atas normal (110-119), normal (90-109), di bawah normal (80-89), bodoh (70-79), debil (50-59), embecil (25-49), dan idiot (< 24).
Pembentukan struktur pengetahuan dikembangkan berdasarkan konsep dasar teori kognitif Piaget yang mengemukakan bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, ada sistem yang mengatur dari dalam diri anak yang cenderung menetap yaitu skema kognitif dan adaptasi (asimilasi dan akomodasi), kemudian dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Proses asimilasi dan akomodasi terjadi bersamaan dan saling melengkapi (komplementer) dalam pembentukan struktur pengetahuan seseorang. Selain itu Piaget juga mengemukakan adanya urutan yang sama dalam perkembangan kognitif anak, tetapi ada perbedaan dalam waktu untuk mencapai tahap perkembangan kognitif tertentu. Berdasarkan konsep dasar ini, Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi tahap sensorimotor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun), konkret operasional (7-11 tahun), dan formal operasional (11 tahun-dewasa). Dengan mengetahui tahap perkembangan kognitif tersebut, diharapkan Anda dapat mengembangkan kemampuan kognitif / intelek anak dengan tepat sesuai usia perkembangan kognitifnya.
Perkembangan Bahasa
Bahasa (lisan, tertulis, isyarat) merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pikiran, perasaan, pendapat, dll) dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama oleh suatu komunitas/ masyarakat. Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai media komunikasi untuk mengungkapkan pikiran, maka bahasa erat kaitannya dengan berpikir.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Perkembangan bahasa anak sebenarnya sudah dimulai sejak anak lahir dengan menggunakan bahasa atau prabicara yang paling sederhana yaitu ”menangis”, kemudian perkembangan dalam bentuk ”celoteh/ocehan”, kata/ kalimat sederhana disertai gerakan tubuh/ syarat sebagai pelengkap bicara. Setelah anak sekolah, perkembangan bahasa bukan sekedar mendengarkan dan bicara saja, tapi anak belajar untuk membaca dan menulis. Isi pembicaraan anak umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu bicara yang berpusat pada diri sendiri, dan yang berpusat pada orang lain. Menurut Owen (Semiawan, 1998) perkembangan bahasa (isi maupun cara) pada setiap usia memiliki kekhasan tersendiri (penjelasan lebih rinci dapat Anda pelajari pada bahan ajar cetak).
Hambatan atau kesulitan perkembangan bahasa, juga berbagai aspek perkembangan lainnya biasanya berkenaan dengan keterlambatan perkembangan aspek tersebut sehingga anak menjadi kurang percaya diri, yang akan mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya yang erat kaitannya dengan perkembangan kepribadian.
Tugas Tutorial Online 2
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pembentukan struktur pengetahuan dalam perkembangan intelek/ kognitif peserta didik!
2. Jelaskan dengan contoh keempat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget!
3. Jelaskan secara singkat perkembangan bahasa peserta didik usia SD/ MI!
4. Apa dampak keterlambatan aspek perkembangan tertentu terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 2
1. Jelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan perkembangan bahasa anak! Beri contoh!
2. Bagaimana mengajarkan peserta didik di kelas 1 SD mempelajari bahasa (membaca dan menulis) permulaan yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget?
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
-Menuliskan secara singkat perkembangan intelek khususnya dalam kemampuan berpikir dan pembentukan struktur pengetahuan
-Menuliskan fungsi bahasa sebagai alat/media komunikasi
-Menjelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan bahasa: bahasa sebagai alat komunikasi atau mengungkapkan pendapat/pikiran atau pikiran yang ingin diungkapkan diekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya.
-Contoh: apabila perkembangan bahasa anak baik (dapat menggunakan bahasa yang baik dan jelas), maka ia tidak akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikirkan. Demikian juga apabila pikiran anak kacau, maka susunan kalimat yang diekspresikan juga kacau.
1
1
2
1
2.
-Bahasa permulaan adalah bahasa yang dipelajari di kelas I dan II SD khususnya dalam menguasai keterampilan membaca dan menulis sebagai dasar untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya
-Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ada empat tahap yaitu tahap sensorimotor, pra-operasional, konkret operasional, dan formal operasional
-Peserta didik SD kelas 1 (usia 6-7 tahun) baru melewati tahap sensorimotor dan memasuki tahap konkret operasional. Jadi mempelajari sesuatu perlu banyak menggunakan indera (sensori) dan gerakan (motorik), serta benda-benda yang konkret
-Mengajarkan membaca dan menulis di kelas 1 SD harus banyak menggunakan permainan, benda-benda konkret atau alat peraga, serta kalimat yang mengandung makna/arti bagi anak.
-Contoh: mengajarkan membaca dan menulis dimulai dengan kalimat yang berarti seperti ”nama saya .....”, kemudian ”nama ibu/bapak/ kakak/adik/teman saya .....”, dst
1
1
1
1
1
Jumlah
10


Inisiasi 3
(Analisis/ interpretasi sosiometri)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang ketiga untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada Unit 4 subunit 4. Seperti yang telah Anda ketahui, dalam modul 4 telah dibahas tentang teknik-teknik non-tes untuk memahami peserta didik. Materi ini dibahas lebih lanjut dalam setiap subunit, yaitu subunit 1 tentang teknik observasi, subunit 2 tentang teknik angket, subunit 3 tentang teknik wawancara, dan subunit 4 tentang teknik sosiometri. Pada bahan ajar cetak subunit 4 telah dipaparkan tentang pengertian sosiometri, bagaimana kriteria hubungan sosial yang ada, bentuk-bentuk penentuan hubungan sosial, hal-hal yang perlu diingat dalam melaksanakan sosiometri, dan bagaimana langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri.
Nah Saudara Mahasiswa, pada kegiatan tutorial online kali ini materi yang akan dibahas secara mendalam adalah analisis/ interpretasi data yang terkumpul melalui teknik sosiometri. Oleh karena itu, penting untuk Anda membaca kembali bahan ajar cetak Anda mengenai teknik sosiometri itu sendiri sehingga dalam mengikuti kegiatan tutorial ini Anda tidak mengalami hambatan-hambatan yang cukup berarti. Kegiatan tutorial online ketiga ini bertujuan agar Anda mampu menganalisis atau menginterpretasikan data yang telah terkumpul melalui teknik sosiometri. Hal ini dapat berguna untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok yang terjadi di antara para peserta didik dan juga dapat membantu Anda untuk mengetahui popularitas seorang peserta didik dalam kelompoknya serta menolong Anda untuk melihat kesulitan hubungan peserta didik terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.
Analisis hasil sosiometri
Langkah ini merupakan langkah ketiga dalam penyelenggaraan sosiometri. Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam menganalisis hasil sosiometri adalah:
1. Memeriksa hasil angket sosiometri,
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri,
3. Membuat sosiogram,
4. Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat dengan rumus:
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
1.−=nmemilihyangJumlahpi
Keterangan:
i.p = indeks pemilihan
n = jumlah anggota dalam kelompok
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri.
Berikut ini paparan tahap-tahap analisis hasil sosiometri:
1. Angket sosiometri
Langkah pertama dalam analisis sosiometri adalah memeriksa angket sosiometri. Berikut ini contoh angket sosiometri:
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : ................................................................................................... L / P
Kelas : .............................................................................................................
Tanggal : .............................................................................................................
Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok
Pilihan I : ............................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
Pilihan II : ...........................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : .................................................... L / P : ........................................
Umur : .................................................... Alamat : ........................................
Isilah titik dibawah ini dengan sejujurnya:
1. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak belajar bersama:
a. ........................................................., alasannya ............................................
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
2. Pilihlah seorang teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelompok belajar:
..........................................................., alasannya ................................................
3. Pilihlah teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelas:
..........................................................., alasannya ................................................
4. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak bermain-main bersama (misalnya: kesenian, olahraga, dan lain-lain):
a. ........................................................., alasannya ............................................
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
5. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang kurang anda senangi:
a. ........................................................., alasannya ............................................
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
6. Pilihlah seorang teman anda dalam kelas ini yang paling tidak anda senangi:
..........................................................., alasannya ................................................
2. Matrik sosiometri
Data yang diperoleh dari angket sosiometri kemudian dirangkum dalam matrik sosiometri, yaitu suatu tabel yang berisi nama pemilih, nama yang dipilih beserta urutan pilihan dan jumlah pilihannya {f = (Pilihan I x 3)+(Pilihan II x 2)+(Pilihan III x 1)}
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
MATRIK SOSIOMETRI
YANG DIPILIH
PEMILIH
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
X
1
1
2
1
1
X
-
1
-
2
2
X
-
2
-
-
3
X
3
3
3
2
3
X
Pilihan I
3
2
-
-
-
Pilihan II
1
-
3
-
1
Pilihan III
-
-
-
2
3
Jumlah (f)
11
6
6
2
5
3. Sosiogram
Sosiogram adalah penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan. Sosiogram dibuat berdasarkan pada data matrik sosiometri, yang dapat dipakai untuk melihat hubungan sosial secara keseluruhan. Sosiogram dapat dibuat dalam bentuk lajur, lingkaran atau bentuk bebas. Dari sosiogram dapat diketahui dengan jelas tentang:
1. Status sosiometri dari setiap subyek
2. Besarnya jumlah pemilihan untuk setiap subyek
3. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu
4. Kualitas arah pilihan
5. Intensitas pilihan
6. Ada dan tidaknya pusat pilihan
7. Ada tidaknya isolasi
8. Kecenderungan timbulnya kelompok
Cara membuat sosiogram:
1. Buatlah sebuah sumbu ordinat dan dibuat skala yang mencakup frekuensi pemilihan terbanyak.
2. Letakkan setiap individu setinggi frekuensi pemilih yang diperoleh. Misalnya A pemilihnya 5 angka maka A diletakkan pada garis yang setinggi frekuensi 5.
3. Buat garis pilihan yang ditandai dengan panah:
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
A B berarti A memilih B
A B berarti A dan B saling memilih
A B berarti A menolak B
A B berarti A menolak B dan B menolak A
A B berarti A memilih B dan B menolak A
Bentuk hubungan
1. Berbentuk segitiga (triangle). Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat.
A
C
2. Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab kalau A (yang berkedudukan sebagai pusat) tidak ada maka kelompok itu akan pecah (disintegrasi).
A
B
3. Berbentuk jala (network). Hubungan cukup menyeluruh, baik, kuat, dan hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya bubar karena hubungan ini mempunyai intensitas cukup kuat.
E
A
D
B
C
4. Berbentuk rantai (chain). Hubungan searah atau sepihak, tidak menyeluruh, kelompok demikian ini keadaannya rapuh
A → B → C → D
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
SOSIOGRAM
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
___________ : pilihan pertama D C B E 11 6 5 A2
----------------- : pilihan kedua
...................... : pilihan ketiga
4. Indeks pemilihan
Dari contoh di atas, kesimpulan secara umum diperoleh bahwa A adalah anak yang paling populer dalam kelompok tersebut, dengan mendapat jumlah pemilih 4 terdiri atas 3 pilihan pertama dan 1 pilihan kedua. Dengan demikian tingkat popularitas A dalam kelompok dapat dicari melalui perhitungan indeks pemilihan, yaitu: 1154.=−=pi
Jadi indeks pemilihan untuk A = 1. Berarti semua anggota kelompok telah memilih A.
Dari antara kelima anggota kelompok tidak ada yang terisolir, dapat dilihat lagi pada sosiogram di atas.
Pada sosiogram juga tampak tiga pasang anak yang saling memilih, yaitu untuk pilihan pertama, A – B; untuk pilihan kedua, C – E; sedang untuk pilihan ketiga, D – E. Disamping itu ada dua klik yang mencolok yaitu A – C – E dan C – D – E yang saling memilih triangle.
Berdasar pada tujuan sosiometri yaitu membentuk kelompok belajar maka ada beberapa alternatif yang dipertimbangkan untuk membuatkan kelompok belajar ini, disamping juga perlu dipertimbangkan dengan alasan setiap pilihan. Misalnya:
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Kelompok I : A – B – C
Kelompok II : C – D – E
Kelompok III : C – B – E
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
Untuk mencatat data sosiometri secara individu maka dapat digunakan kartu sosiometri untuk setiap siswa dan kartu sosiometri ini disimpan dalam kartu pribadi.
KARTU SOSIOMETRI
NO. ……………….. Nama siswa ………………………………….. L / P
Kegiatan Belajar kelompok
Jumlah siswa 5 orang
Dipilih oleh 1. ………………………. 2. ………………………
3. ………………………. 4. ……………………….
Jumlah pemilih 4 orang
Indeks pemilih 1
Teman yang dipilih I. …………………………………………………...
II. …………………………………………………..
III. ………………………………………………….
Komentar ……………………………………………………...
………………………………………………………
Untuk membantu Anda mengetahui bagaimana penguasaan Anda dalam materi ini, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut:
1. Jelaskan dengan singkat, apakah yang dimaksud dengan matrik sosiometri?
2. Apa yang Anda ketahui tentang sosiogram? Paparkan dengan singkat.
3. Berikan sebuah contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan seseorang dalam kelompok sosialnya.
4. Apakah kegunaan kartu sosiometri?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas yang ada.
Selamat belajar! Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas Tutorial (Alternative Assessment) 3
1. Buatlah sebuah angket sosiometri dan sebarkan pada sebuah kelompok (minimal berjumlah 5 orang).
2. Analisislah hasil angket sosiometri tersebut melalui langkah-langkah analisis sosiometri yang telah Anda pelajari.
Rubrik
Tingkat penilaian dan bobot
Kurang
Cukup
Baik
Kriteria
2
4
6
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan tidak lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan kurang lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan lengkap
Pernyataan/ pertanyaan tidak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan agak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan sesuai dengan kriterium pemilihan
Angket sosiometri
Tulisan tangan dan tidak rapi
Tulisan tangan, rapi
Ketikan komputer/ mesin ketik
Penyebaran angket sosiometri
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak ada
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak jelas
Penjelasan petunjuk pengisian angket jelas
Penjelasan tentang sosiogram
Menjelaskan hanya satu bagian dari sosiogram
Menjelaskan dua bagian dari sosiogram
Menjelaskan tentang pengertian sosiogram, hal-hal yang dapat diketahui melalui sosiogram, dan bagaimana cara membuat sosiogram
Tidak memberikan contoh kasus
Contoh kasus yang diberikan kurang jelas
Kasus yang diceritakan berurutan
Contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan
Penjelasan tidak menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
8 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
tetapi tidak lengkap/ salah
Tidak memberikan kesimpulan
Memberikan sedikit kesimpulan
Memberikan kesimpulan
Penjelasan tentang kegunaan kartu sosiometri
Tidak menjelaskan tentang kegunaan kartu sosiometri
Penjelasan sedikit/ kurang jelas dan tidak menyertai contoh kartu sosiometri. Atau hanya contoh kartu saja, tidak disertai penjelasan
Menjelaskan dengan menyertai contoh kartu sosiometri


Inisiasi 4
(Rancangan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik terutama kreativitas dan bakat)
Saudara mahasiswa, kita bertemu kembali dalam kegiatan tutorial online yang keempat. Pada pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada Unit 5 subunit 4, yaitu model pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas. Selain model pembelajaran, akan diuraikan pula kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan bakat dan kreativitas peserta didik usia SD/ MI. Anda diharapkan membaca kembali bahan ajar cetak Unit 5 agar Anda tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas pada tutorial online kali ini.
Sebagai seorang guru SD/ MI, Anda diharapkan memiliki kemampuan merancang kegiatan untuk mengembangkan potensi terutama bakat dan kreativitas peserta didik. Kemampuan ini dapat Anda gunakan dalam membuat desain pembelajaran yang menarik bagi peserta didik usia SD/ MI.
Konsep dan Pokok-pokok Kurikulum Berdiferensiasi
Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah dan di dalam masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensinya. Disadari adanya kenyataan bahwa setiap siswa memiliki minat dan kemampuan yang berbeda-beda. Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap kenyataan ini (Munandar 1999).
Pendidikan berdiferensiasi, yaitu memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward dalam Munandar, 1999).
Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum berdiferensiasi adalah (Clark dalam Munandar, 1999):
- Materi yang dipercepat dan/ atau yang lebih maju.
- Pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi.
- Tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informasi lebih tinggi dan beragam.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
- Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami suatu topik/ bidang dapat diperpanjang.
- Menciptakan informasi dan/ atau produk baru.
- Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih menantang.
- Pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
- Kemandirian dalam berpikir dan belajar.
Sisk (Munandar, 1999) menjelaskan lebih lanjut asas-asas kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institute:
- Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema, atau masalah yang luas.
- Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
- Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling memperkuat dalam suatu bidang studi
- Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri dalam suatu bidang studi.
- Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan diri sendiri
- Mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, yang produktif, kompleks, dan abstrak.
- Memusatkan pada tugas yang berakhir terbuka (open-ended).
- Mengembangkan keterampilan dan metode penelitian.
- Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir lebih tinggi dalam kurikulum.
- Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan teknik, bahan, dan bentuk baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman diri, misalnya untuk mengenal dan menggunakan kemampuan mereka, mengarahkan dan menghargai kesamaan dan perbedaan antara mereka dan orang lain.
- Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifik melalui baik penilaian diri maupun melalui alat baku.
Modifikasi Kurikulum Berdiferensiasi
Maker (Munandar, 1999) menekankan modifikasi kurikulum yang mencakup materi yang diberikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan, dan modifikasi lingkungan belajar.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Modifikasi materi kurikulum
Siswa berbakat memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep yang lebih maju. Guru dapat menyediakan materi yang lebih kompleks. Ada program dalam memodifikasi materi, seperti kelas yang maju lebih cepat, pengelompokkan silang tingkat, belajar mandiri, sistem maju berkelanjutan, dan pemadatan kurikulum.
Metode proses/ metode pembelajaran
Guru dapat menggunakan teknik mengajukan pertanyaan tingkat-tingkat, simulasi, membuat kontrak belajar (perjanjian antara guru dan siswa tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa), penggunaan mentor, dan pemecahan masalah. Guru juga dituntut lebih tekun dalam memantau kemajuan siswa secara perorangan.
Modifikasi produk belajar
Memberikan alternatif kepada siswa mengenai produk yang akan dihasilkan dan kesempatan untuk merancang produknya sendiri (misalnya melalui jurnal, menulis untuk koran sekolah, melakukan drama, wawancara, atau kritik untuk menyampaikan pengetahuan yang telah mereka peroleh dalam satuan pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu). Guru memerlukan sarana untuk menyalurkan produk-produk siswa tersebut. Guru dapat mengadakan pekan raya sains, konferensi penemu muda tingkat sekolah, atau pameran-pameran.
Modifikasi lingkungan belajar
Lingkungan yang mendukung berkembangnya bakat dan kreativitas adalah lingkungan yang memungkinkan semua siswa merasa bebas untuk belajar sesuai dengan caranya sendiri. Guru yang mengajar bagaimana menggunakan bahan, sumber, waktu, dan bakat mereka untuk menguasai bidang-bidang minatnya. Lingkungan yang berpusat pada siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Parke dalam Munandar 1999):
1. Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
2. Pola duduk yang memudahkan belajar.
3. Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas.
4. Rencana belajar yang diindividualkan berdasarkan kontrak belajar dengan tiap siswa.
5. Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa (misalnya dalam menyusun aturan kelas, menentukan kegiatan belajar, waktu dan kecepatan belajar, dan evaluasi belajar)
Lingkungan yang berpusat pada siswa, memungkinkan siswa menjadi pelajar yang aktif, mandiri dan bertanggung jawab, dan semua siswa dimungkinkan untuk memperoleh pembelajaran yang sesuai minat dan tingkat kemampuannya masing-masing.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Pembelajaran Bakat Khusus
Berdasarkan lima bidang bakat, berikut ini kita akan bahas tentang pengembangan bakat akademik khusus yang dikaitkan juga dengan bakat kreatif siswa SD/ MI melalui kegiatan pembelajaran:
• Pengembangan bakat sains (IPA)
Karakteristik siswa berbakat sains antara lain: kepekaan terhadap masalah, kemampuan untuk mengembangkan gagasan baru, kemampuan untuk menilai (Guilford dalam Munandar, 1999), kemampuan mekanikal tinggi, ketekunan, semangat, kemampuan visual spasial, kemampuan untuk mengkomunikasikan, keuletan, dan pencetus ide.
Sisk (Munandar, 1999) mengemukakan hasil identifikasi guru-guru mengenai keterampilan dan kegiatan yang perlu dilakukan siswa berbakat sains: membaca dan menafsir tulisan ilmiah untuk memperoleh informasi ilmiah; melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan hipotesa; menguasai dan menggunakan teknik dan alat ilmiah; menyeleksi data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti; menarik kesimpulan dan prediksi dari data yang diperoleh; mengungkapkan gagasan kuntitatif dan kualitatif; menggunakan dan menerapkan ilmu untuk melakukan perubahan sosial; merumuskan hubungan dan gagasan baru dari fakta dan konsep yang diteliti. Hasil lokakarya ini, dapat memberikan informasi bagi guru dalam merancang model pembelajaran dalam bidang sains.
• Pengembangan bakat matematika
Karakteristik siswa berbakat dalam bidang matematika (Greenes, dalam Munandar, 1999): fleksibilitas dalam mengolah data, kemampuan luar biasa untuk menyusun data, ketangkasan mental, penafsiran yang orisinil, kemampuan luar biasa uantuk mengalihkan gagasan, dan kemampuan luar biasa untuk generalisasi. Greenes menambahkan bahwa siswa berbakat matematika lebih menyukai komunikasi lisan daripada tulisan.
Saran bagi guru dalam merencanakan model pembelajaran bagi siswa yang berbakat matematika: mendorong pertimbangan dan pemikiran mandiri, mendorong siswa untuk menggunakan berbagai metode untuk memecahkan masalah yang sama, mendorong siswa untuk melakukan pengecekan, memberikan masalah yang menantang dan luar biasa.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
• Pengembangan bakat bahasa
Karakteristik siswa berbakat bahasa: mempunyai ingatan yang luar biasa, belajar membaca sendiri pada usia dini, mempunyai perbendaharaan kata yang luas, dapat memecahkan masalah dengan cara yang majemuk, mempunyai jangkauan perhatian yang luas, mempunyai rasa humor seperti orang dewasa, memberikan pendapatnya saat diminta atau tidak, bicara terus menerus, selalu mengajukan pertanyaan, memahami buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi, mengajukan beberapa pemecahan untuk masalah yang sama.
Saran pembelajaran untuk mengembangkan bakat ini adalah memadukan kegiatan membaca dan menulis, memberikan bahan membaca yang beragam untuk setiap siswa, membantu siswa untuk menjadi pembaca yang efektif, menentukan kebutuhan pembelajaran dari individu dan kelompok, memberikan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara, mendorong untuk membaca kritis dan membaca kreatif, dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah.
• Pengembangan bakat IPS
Karakteristik siswa berbakat dalam IPS: pemahaman konseptual yang lebih maju dari anak seusianya, memiliki gudang pengetahuan yang baru dan sangat spesifik, menyukai tugas yang sulit atau majemuk, menentukan standar tinggi untuk proyek mandiri, dianggap sebagai sumber pengetahuan dan gagasan baru oleh teman, pengelola kelompok, menggunakan humor dalam berelasi, menceritakan atau menulis cerita imajinatif, mempunyai minat luas dan sangat terfokus, cepat menyerap pengetahuan, pembaca yang intensif, ekstensif, dan maju (dua tingkat di atas kelasnya), melihat hubungan yang tidak dilihat orang lain, berfantasi jika sedang bosan, dan kepekaan sosial (minat yang sungguh-sungguh terhadap orang dan terhadap akibat interaksi sosial, serta menghargai gagasan dan nilai susila orang lain). Karakteristik ini menggambarkan juga jenis bakat sosial yang memiliki karakteristik kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi dengan orang lain.
Kurikulum yang meliputi topik-topik yang luas, tema dasar yang dikemukakan oleh Gold (Munandar, 1999): menggunakan sumber alam secara bijak, memahami dan mengakui ketergantungan secara global, mengakui harkat dan martabat manusia, menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia, menggunakan kesempatan pendidikan secara demokaratis dan cerdas, meningkatkan keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial dasar, mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif, membagi kekuasaan secara bijak dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan, bekerjasama untuk mencapai
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
kedamaian dan kesejahteraan, dan mencapai kestabilan dan perubahan sosial secara stabil.
• Pengembangan bakat seni dan psikomotorik
Disamping itu pembelajaran yang berkaitan dengan jenis bakat khusus di bidang seni dan kinestetik/ psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada prinsipnya semakin bervariasi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) akan semakin besar kesempatan bagi setiap siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Sekalipun demikian, sekolah perlu mempertimbangkan anggaran yang diberikan oleh pihak yayasan/ pemerintah karena kegiatan ekskul membutuhkan dana tambahan yaitu dalam pengadaan sumber daya manusia (SDM) dan kelengkapan prasarana (misalnya peralatan olah raga, instrumen musik, dan sebagainya).
Kegiatan ekskul yang dapat mengembangkan bakat seni antara lain ekskul vocal group/ paduan suara, ekskul instrumen musik (pianika, suling, angklung), dan ekskul lukis (melatih juga kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3 SD/ MI).
Menurut Goode (2005), banyak bidang perkembangan dan pembelajaran anak terpengaruh secara positif oleh pelatihan di bidang musik. Ia pun menambahkan bahwa irama musik memacu perkembangan motorik anak. Bermain piano pada usia prasekolah mempengaruhi otak selama masa perkembangan korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan mencipta. Latihan musik juga dapat meningkatkan kemampuan belajar atau kemampuan di bidang matematika.
Untuk mengembangkan bakat psikomotorik, kegiatan ekskul yang dapat dikembangkan sekolah adalah ekskul tari tradisional, atau modern dance, ekskul ini dapat juga mengembangkan bakat seni, ekskul di bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengalami/ mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan pengayaan keterampilan motorik, dan ekskul pramuka, selain mengembangkan bakat psikomotorik, pramuka juga dapat mengembangkan bakat sosial.
Guru sangat berperan dalam pengembangan bakat dan kreativitas siswa usia SD/ MI. Sekolah menjadi sarana bagi siswa yang di rumahnya tidak memiliki prasarana yang mendukung pengembangan bakat dan kreativitas.
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas tutorial online 4:
1. Mengapa kurikulum berdiferensiasi mendukung pengembangan kreativitas peserta didik. Jelaskan alasan Anda.
2. Kemampuan apa saja yang diperlukan oleh seorang pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan potensi peserta didik.
3. Bakat sosial harus dikembangkan sejak usia dini karena bakat sosial mendukung keberhasilan penyesuaian diri seseorang di lingkungannya. Seorang pendidik dapat memupuk bakat sosial peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bagaimana cara-cara memupuk bakat sosial peserta didik usia SD/MI melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tugas tutorial alternatif 4
Setelah Anda mengetahui persyaratan kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan potensi peserta didik, Anda diharapkan membuat suatu rancangan kegiatan pembelajaran, yang dapat mengembangkan potensi peserta didik terutama bakat dan kreativitas pada mata pelajaran tertentu yang Anda ampu.
Petunjuk Pengerjaan
a. Rancangan kegiatan yang Anda buat dengan mengacu pada format perencanaan di bawah ini:
Kegiatan
Pokok Bahasan
Sub pokok bahasan
Kompetensi
(potensi yang ingin dikembangkan)
Guru Sisw
a
Waktu
(menit)
b. Uraikanlah secara deskriptif langkah-langkah proses pembelajaran sesuai dengan format perencanaan yang telah Anda susun.
Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan Anda kirim kembali jawaban Anda pada fasilitas yang tersedia.
Rubrik
Tingkat Penilaian dan Bobot
Kurang
Cukup
Baik
No.
Kriteria
1
2
3
4
5
a.
Perencanaan kegiatan
Tidak membuat perencanaan kegiatan
Satu subpokok bahasan dengan satu kegiatan siswa
Satu subpokok bahasan dengan dua kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan tiga kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan lebih dari tiga kegiatan siswa
b.
Deskripsi rencana kegiatan
Tidak membuat deskripsi rencana kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan tidak bertahap dan tidak dilengakpi dengan alat bantu/perlengkapan kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan bertahap namun tidak dilengkapi dengan alat bantu/perlengkapan kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan kegiatan namun penjelasannya tidak bertahap
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan dan penjelasannya bertahap


INISIASI 5
Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Usia SD/ MI
Informasi
Salam bahagia, kita berjumpa kembali melalui tutorial online inisiasi 5 dari unit 6 untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pertemuan kali ini mengajak Anda untuk menyimak materi unit 6 yang akan memaparkan berbagai ragam perilaku anak SD/ MI dengan gangguan sosial–emosional yang erat terkait dengan kemampuan belajar anak.
Materi unit 6 terdiri atas 4 sub unit yaitu sub unit 1 mengenai prinsip-prinsip belajar, sub unit 2 mengenai pandangan para pakar psikologi mengenai belajar, sub unit 3 memaparkan kesulitan dan kegagalan belajar, sedangkan sub unit 4 mengkaji masalah gangguan sosial–emosional anak SD/ MI.
Saudara-saudara mahasiswa PGSD program S1, perhatikan dengan teliti kegiatan tutorial online unit 6. Apakah kasus di kelas yang Anda jumpai sehari-hari seperti gejala-gejala berikut ini. Melalui tutorial online, saudara dipandu untuk mampu mengklasifikasikan tipe perilaku anak SD/ MI. Anda diharapkan mampu mengidentifikasi gejala perilaku anak SD/ MI. Dan pada akhirnya Anda sebagai guru SD/ MI dapat menemukan alternatif cara mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI tersebut.
Sekali lagi Anda kami ajak untuk berkonsentrasi mempelajari unit 6 dari bahan ajar cetak, agar pola mengajar di kelas dapat sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI, agar semua anak mampu meraih prestasi belajar yang terbaik.
Anda sebagai guru bukan hanya menyampaikan pesan, namun Anda harus mengenali karakteristik siswa di kelas dengan cara mengilhami pola belajar yang sesuai.
Permasalahan belajar karena gangguan sosial – emosional
Semua guru ingin murid-muridnya memiliki prestasi belajar yang baik. Situasi sekarang ini akibat era informasi dan teknologi canggih memberi peluang untuk banyak siswa agar menjadi lebih cerdas daripada jaman sebelumnya. Peluang membantu anak menjadi cerdas dan mengembangkan potensi menjadi lebih luas dan lebih terbuka. Media dan sumber belajar demikian pesat berkembang. Namun, kenyataannya tidak selalu seperti yang dicita-citakan seorang guru.
Didukung dengan tayangan audio visual sub unit 4 Anda akan mempelajari berbagai kasus contoh ganguan sosial–emosional anak usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam di kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian, meloncat, bahkan berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan aktivitas secara teratur dan tertib. Anak ini suka mengganggu teman sekelas. Ia adalah anak “Hyperactive/ hiperaktif”.
Tipe anak ini cenderung cepat bosan. Anak ini mudah mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi. Sulit memusatkan perhatian pada kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak seperti ini disebut “Distractibility Child”.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Berikut ini adalah anak pendiam. Ia sangat perasa/ sensitif, anak ini mudah tersinggung. Sikapnya pasif dan cenderung tidak berani bertanya, karena merasa diri tidak mampu. Anak seperti ini kurang bergaul, ia disebut “Poor Self Concept”
Di kelas acapkali dijumpai anak yang cepat bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan pertanyaan guru. Jawaban spontan kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini berteriak pada saat menjawab. Anak seperti ini ingin menunjukkan diri sebagai anak pandai, namun jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya. Jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Ia disebut anak “Impulsive”.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Wah, anak ini tipe perusak. Sikapnya agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan temperamen yang tinggi dan suka merusak. Ia disebut “Distractive Behavior”.
Profil berikut ini adalah anak yang berusia 6 tahun 2 bulan yang duduk di kelas I SD/ MI. Anak ini takut ditinggal sendiri di kelas. Sikap over protective ibunya, membuat anak ini bergantung. Ia termasuk anak yang “Dependency”.
Bayangkan anak yang Anda amati adalah anak yang merasa dirinya bodoh dan malu untuk pergi ke sekolah. Sosial ekonomi orang tua yang menyebabkan anak ini menjadi anak pemalu. Ia memiliki rasa harga diri yang rendah. Ia disebut anak “Withdrawl”.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Oto dan Ito, sama-sama berusia 8 tahun. Namun Oto mengalami kerusakan fisik maupun syaraf. Nampaknya Oto berpenampilan berbeda dengan Ito yang sebaya. Oto perlu penanganan serius yang dilakukan oleh lembaga khusus atau klinik Anak Berkebutuhan Khusus. Anak ini termasuk kelompok “Learning Disorder”.
Benarkah komentar Pak Ridwan pada kasus muridnya yang disebut “bodoh” atau “tolol”. Hasil ulangannya selalu rendah, padahal potensi intelektualnya diatas rata-rata. Upaya dan semangat belajar anak ini juga sangat rendah. Anak ini sering melupakan tugas/ PRnya. Anak seperti ini disebut “Underachiever”.
Karakteristik anak berikut ini adalah anak yang belajar dengan motivasi tinggi. Anak ini cepat merespon dan acapkali enggan untuk menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya. Anak “Overachiever” perlu ditangani oleh para guru dengan cara memotivasi yang baik.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
Sering sebagai guru kelas di SD/ MI menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk menjawab dan tugas/ PRnya sering dilupakan dan acapkali tidak pernah selesai. Anak ini acapkali malas dan menunjukkan tendensi malas. Cara berfikir yang lambat dan cara kerja yang lama, dikelompokkan untuk anak “Slow Learner”.
Tono menunjukkan sikap “Cuek”. Ia kurang peka terhadap lingkungannya. Tono sulit membaca ekspresi guru dan teman-temannya. Tono kaku dalam bergaul dengan teman-temannya. Tono agak diacuhkan oleh teman-teman disekitarnya. Anak seperti ini disebut “Sosial Interception”.
Setelah Anda menyimak panduan tutorial online, silakan Anda membaca modul dengan saksama dan kerjakan soal-soal berikut ini:
Amati dengan saksama siswa-siswi Anda di sekolah atau di kelas dan tuliskan dengan detail tipe kasus tersebut dengan melengkapi pula 4 gejala-gejala perilaku yang khusus. Buatlah kelima soal ini dengan menuliskan tipe karakteristik anak dan sebutkan gejala-gejalanya secara khas.
1. Ciri perilaku Pembosan
2. Ciri perilaku Pemalu
3. Ciri perilaku Penakut
4. Ciri perilaku Bersemangat
5. Ciri perilaku Penyendiri
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Lembar Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2
Pemalu
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
3
Penakut
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
4
Bersemangat
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
5
Penyendiri
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
Untuk mengetahui kebenaran jawaban saudara, kirimkan kembali jawaban tersebut melalui fasilitas yang ada, sesuai dengan format yang disediakan.
Selamat bekerja dan selamat belajar.
Sistem Penilaian
Ada 25 jawaban, bila jawaban tersebut benar sesuai kunci jawaban diberi nilai 4.
Jawaban hampir benar atau mendekati kebenaran diberi nilai 2
Jawaban kosong atau keliru dan sama sekali salah nilai 0
Skor
25 jawaban X 4 = 100
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Kunci Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
Distractibility
1.1. Cepat bosan
1.2. Cepat tertarik pada hal yang baru
1.3. Cepat beralih perhatian
1.4. Sulit berkonsentrasi
2
Pemalu
Poor Self Concept
1.1. Pasif
1.2. Tidak bergaul
1.3. Perasa
1.4. Pendiam
3
Penakut
Dependency
1.1. Bergantung (terutama pada ibu/ pengasuh
1.2. Tidak melakukan apa-apa
1.3. Suka mengeluh
1.4. Minta tolong
4
Bersemangat
Overachiever
1.1. Cepat berespon
1.2. Usaha baik
1.3. Tidak menerima kegagalan
1.4. Optimis nilai tinggi
5
Penyendiri
Sosial Interception
1.1. Sulit adaptasi
1.2. Kurang peka
1.3. Kurang peduli
1.4. Sulit membaca ekspresi orang lain
Ket :
Setiap jawaban benar = 4
Setiap jawaban mirip/ menyerupai = 2
Tidak dijawab = 0
Dikirim ke email Pak.Sumiyarso

baca selengkapnya......