Minggu, 23 November 2008

INISIASI PEND.HAM 4-5



Inisiasi 4

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM
MENURUT DEKLARASI PBB, PANCASILA
DAN UUD 1945

Saudara mahasiswa, selamat bertemu kembali pada inisiasi 4, Pendidikan HAM.
Dalam inisiasi 4 ini, Anda akan mengakaji Perkembangan Pemikiran, HAM menurut Deklarasi PBB, Pancasila, dan Undang-undang Dasar 1945. Dengan mempelajari materi
tutorial keempat ini anda diharapkan memiliki kompetensi: (1) dapat menjelaskan
HAM menurut Deklarasi PBB, (2) dapat menjelaskan HAM berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

Deklarasi PBB

Setelah usai perang dunia kedua tahun 1945 yang ditandai dengan menyerahnya negara Jepang dan Jerman kepada sekutu serta banyak negara Asia dan Afrika yang merdeka, dibentuklah suatu badan internasional yang menampung negara di seluruh dunia. Badan internasional tersebut disebut United Nation of Organization disingkat UNO dan diterjemahkan menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Semula PBB ini didirikan dengan maksud untuk mencegah perang dunia kembali. Piagam PBB telah menempatkan HAM sebagai salah satu tujuan dari kerjasama internasional. Melalui kerja sama perlindungan HAM dapat ditingkatkan. Pada sidang majelis umum tanggal 10 Desember 1948, PBB mendeklarasikan pernyataan umum HAM melalui Universal Declaration
Independent of Human Right. Deklarasi HAM ini berisi 30 pasal. Semua pasal tersebut menegaskan pada semua bangsa bahwa setiap manusia dilahirkan itu memiliki hak fundamental yang tidak dapat dirampas dan dicabut oleh manusia lainnya. Makna HAM yang dinyatakan di dalam deklarasi tersebut mengakui manusia sebagai pribadi atau individu.

Pernyataan HAM dalam deklarasi PBB tersebut diikuti dengan disusunnya berbagai konvensi internasional sebagai berikut.

1. Konvensi nomor 98 tentang diberlakukannya prinsip-prinsip hak berorganisasi
dan berunding yang diterima oleh ILO tahun 1949
2. Konvensi nomor 100 tentang pengupahan yang sama bagi buruh perempuan dan
laki-laki untuk pekerjaan yang sama diterima ILO tahun 1951.
3. Konvensi hak-hak politik Perempuan yang diterima oleh sidang umum PBB tahun 1952
4. Konvensi mengenai hak kewarganegaraan perempuan bersuami diterima dalam
sidang umum PBB tahun 1957
5. Konvensi hak-hak anak diterima dalam sidang umum PBB tahun 1959.
6. Konvensi menentang diskriminasi dalam bidang pendidikan diterima dalam
konferensi Unesco tahun 1960.
7. Konvensi tentang izin menikah, usia minimum menikah dan pencatatan
pernikahan diterima dengan resolusi tahun 1962.
8. Konvensi internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial
diterima dalam sidang PBB tahun 1965.
9. International Convenant on Economic, Social, and Cultural Rights (konvensi
internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya)
10. International Convenant on Civil and Political Rights (konvensi internasional
tentang hak-hak sipil dan politik.
11. Option Protocol to the International Convenant on Civil and Political Rights
(protokol konvensi internasional tentang hak-hak sipil dan politik).

Ajaran HAM di dalam Pancasila dan UUD 1945

Saudara mahasiswa yang saya hormati. Pancasila sebagai dasar filsafat
negara dan pandangan hidup kolektif bangsa Indonesia menjadi leitstern atau
pemandu di dalam memahami HAM. Pemahaman ini perlu dimiliki setiap warga
negara agar dapat melaksanakan HAM dengan sebaik-baiknya. HAM merupakan
hak dasar yang dimiliki setiap individu yang harus dilindungi oleh negara dan
hukum. Pandangan Pancasila tentang ide HAM sangat jelas digambarkan secara
sistematis di dalam Pembukaan UUD 1945. Sejak proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945, perhatian bangsa Indonesia terhadap HAM sudah demikian besar.
Perhatian itu diwujudkan dengan memasukkan unsur HAM ke dalam alinea pertama
UUD 1945, yaitu “kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34 juga
menjelaskan tentang berbagai hak asasi. Apakah hak-hak asasi yang terkandung di
dalam pasal-pasal tersebut di atas sudah terealisaikan? dan mengapa kita dianggap
oleh bangsa lain (Barat) belum memperhatikan HAM baik dalam konstitusi maupun
dalam praktiknya? (Diskusikan dengan teman anda permasalahan ini).
Pencantuman unsur HAM ke dalam beberapa pasal sebagaimana tersebut
di atas, UUD 1945 dianggap belum secara eksplisit dan terang-terangan menyebut
HAM. Perhatian terhadap HAM semakin jelas ketika UUDS mencantumkan HAM
secara eksplisit. Pada pasal 7 sampai dengan pasal 43 dicantumkan prinsip-prinsip
HAM dalam bentuk “hak-hak kebebasan-kebebasan dasar manusia” (Firdaus dalam
Muladi, 2005). Setelah kembali ke UUD 1945, pada masa presiden Sukarno dan
presiden Suharto, ajaran HAM bersumber di dalam ketentuan dalam UUD 1945
tersebut. Dalam perjalanannya, bangsa Indonesia baik pada masa presiden Sukarno
maupun prseiden Suharto dianggap tidak serius dalam menangani HAM. Berbagai
tekanan dari dalam dan luar negeri terus mengalir. Aktivis HAM di dalam negeri
terus ditekan oleh penguasa. Berbagai bantuan luar negeri selalu dikaitkan dengan
pelaksanaan HAM. Tekanan terus menerus itu kemudian direspon dengan
membentuk Komisi Hak Asasi Manusia pada tahun 1993. Selanjutnya pada tahun
1998 MPR mengeluarkan Ketetapan Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusi, tahun 1999 diundangkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia. Baru setelah UUD 1945 diamandemen keempat, HAM itu
secara eksplisit dimasukkan ke dalam pasal 28 ayat A sampai dengan J.
Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dipisahkan dari Pembukaan.
UUD 1945: yang fundamental: Alinea pertama memuat pernyataan bahwa
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu penjajahan harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Alinea
kedua, pembukaan memuat kisah perjuangan pergerakan kemerdekaan dalam
menentang segala bentuk penjajahan dan meraih proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Alinea ketiga memuat pernyataan (declaire) kemerdekaan negara
Indonesia. Kemerdekaan itu bukan hanya buah hasil perjuangan pergerakan
kemerdekaan saja, tetapi juga hasil rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dorongan
keinginan yang luhur. Alinea keempat memuat Pancasila sebagai dasar negara dan
tujuan negara. Negara Indonesia didirikan oleh pendiri negara dengan tujuan (a)
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, (b) memajukan
kesejahteran umum, (c) mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, (d) ikut serta
dalam menjaga ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kedudukan Pembukaan
UUD1 945 sebagai Pokok Kaidah Negara Fundamental (Notonagoro, 1984) yang
bersifat tetap tidak berubah. Secara khusus HAM tertuang didalam pasal 28 UUD
1945. HAM tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Hak pribadi, meliputi
Hak Hidup, Hak Melanjutkan Keturunan, Hak pendidikan, Hak atas
pekerjaan yang layak, Hak memeluk dan menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya, Hak untuk bebas dari tindak kekerasan dalam rumah tangga, Hak
untuk mengembangkan diri, Hak untuk memperoleh keadilan.

2. Hak Sosial dan Budaya
Memajukan diri sebagai pribadi tidak dapat dilepaskan dari kepentingan
masyarakat. Masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman budaya. Berbagai
upacara adat dan kebudayaan, bahasa daerah, seni, pakaian serta makanan tradisional
masih dijalankan untuk mengatur kehidupan bersama. Semuanya menjadi identitas
nasional yang disimbolisasi dalam “bhinneka tunggal ika”. Kekayaan masyarakat
dan budaya itu dijamin kelangsungan hidupnya untuk kemajuan peradaban manusia.
Pasal 28 I ayat 3 menyatakan bahwa “identitas budaya dan hak masyarakat
tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban”.
Budaya pluralistik memberikan potensi dinamika masyarakat. Hal ini
terjadi karena persepsi budaya terhadap kehidupan bersama berbeda-beda, bahkan
bertentangan. Akibatnya mudah terjadi konflik. Penyelesaian budaya telah dilakukan
oleh nenek moyang bangsa Indonesia dengan memberikan konsep bhinneka tunggal
ika, artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu sebagai bangsa Indonesia.

3. Hak Hukum
Hukum merupakan aturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang,
mempunyai tujuan tertentu, dan pelanggaran atas aturan tersebut akan dikenai sanksi
hukum. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3) menunjukkan bahwa
negara kita menganut teori kedaulatan hukum. Artinya semua warga negara dan
penyelenggara negara wajib tunduk dan patuh pada hukum.
Pasal 28 D ayat 1 menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dalam bidang hukum”. Sebelumnya, pasal 27 ayat 1 menyatakan pula bahwa “segala
warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Dari
pernyataan ini, hukum dilaksanakan untuk melindungi dan menjamin keadilan. Tidak
ada diskriminasi dalam perlakuan hukum baik bagi penyelenggara negara maupun
warga negara

4. Hak Politik
Pasal 28 D ayat ayat 3 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak
mendapat kesempatan yang sama dalam pemerintahan”. Lebih lanjut dalam pasal 28
E ayat 3 dinyatakan bahwa “ setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Hak politik ini kemudian dituangkan dalam
UU Pemilu.
Kebebasan politik dilaksanakan dengan memperhatikan sopan santun dan
budaya bangsa agar kebebasannya itu tidak melanggar norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat. Selain itu, kebebasan berpolitik dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek hukum agar tidak melanggar ketertiban dan keamanan
masyarakat. Di samping itu, kebebasan dalam berpolitik juga dilakukan sesuai
dengan nilai-nilai ketuhanan agar tidak menimbulkan dosa dan menjadi atheis.
Akhirnya, kebebasan dalam berpolitik tidak bertentangan dengan negara karena akan
meruntuhkan negara.

5. Hak Anak
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindugi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.
Untuk perkembangan kehidupannya, mereka perlu dilindungi agar kepribadiannya
berkembang secara wajar dan optimal. Untuk melaksanakan dan melindungi hak
anak tesebut, dibuatlah beberapa undang-undang. UU Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak. UU nomor 3 tahun 1997 dibuat untuk secara khusus mengadili
anak, dan UU Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.
Menurut UU No. 23 tahun 2002, mereka yang berhak mendapat
perlindungan adalah anak terlantar, anak yang menyandang cacat, anak yang
memiliki keunggulan, anak angkat, anak asuh. Prinsip yang digunakan dalam
perlindungan anak sesuai prinsip adalah sebagai berikut: non diskriminasi,
kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan, penghargaan terhadap pendapat anak.
Orang tua dalam hal ini adalah orang yang pertama bertanggungjawab atas
terwujudnya kesejahteraan anak, baik secara jasmani, rohani, maupun sosial. Apabila
orang tua terbukti melalaikan tugas dan tanggung jawabnya, maka ia dapat dicabut
haknya untuk merawat dan mengasuh anaknya. Pencabutan kuasa pengasuhan
tersebut tidak dapat menghapuskan kewajiban membiayai kehidupan, kesejahteraan,
dan pendidikannya. Pencabutan kuasa asuh atas anak ditetapkan dengan keputusan
hakim yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap (uraian selengkapnya materi
yang disajikan di atas dapat dibaca pada modul unit 4).



TUGAS TO 4

Saudara mahasiswa, untuk meningkatkan wawasan anda tentang pemikiran hak azasi manusia, silahkan anda menganalisis pertanyaan berikut ini, dan melaporkan hasilnya dalam bentuk essay sepanjang 0.5 s/d 1 halaman kuarto 1.5 spasi:

1. Pernyataan HAM dalam deklarasi PBB selanjutnya diikuti dengan berbagai konvensi internasional. Menurut anda, apa pentingnya konvensi internasional tersebut bagi bangsa Indonesia?
2. Sudah lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, namun dalam kurun waktu tersebut
hak pribadi warga Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam rumusan sila
Pancasila dan UUD 1945 belum dapat dinikmati sepenuhnya. Berikan analisis
anda tentang hak rakyat yang terabaikan, kira-kira apa penyebabnya, dan berikan
saran pemikiran anda agar hak pribadi tersebut dapat dinikmati seluruh rakyat
Indonesia!

Catatan :
2. Batas Waktu Pengiriman Tugas TO 4 : tanggal 1 Desember. 2008
3. Kirim ke e-mail : mawardiu@gmail.com ; Subject : Tugas TO 4



Inisiasi 5 Pendidikan HAM (Inisiasi terakhir)

PEMBELAJARAN HAM DI SEKOLAH DASAR

Saudara mahasiswa yang saya hormati. Salam sejahtera dan selamat bertemu
lagi dalam kegiatan tutorial online mata kuliah Pendidikan Hak Azasi Manusia. Pada
tutorial kelima ini topik pokok bahasannya adalah pembelajaran HAM di sekolah
dasar. Asumsinya: (1) pendidikan SD sebagai basis pengembangan dan peningkatan
kualitas pendidikan selanjutnya, (2) pendidikan SD ditentukan struktur
kurikulumnya, termasuk didalamnya HAM yang terintegrasi di dalam matapelajaran,
(3) rancangan kurikulum yang baik menentukan masa depan pendidikan anak
selanjutnya. Atas dasar itulah kompetensi yang diharapkan setelah anda
menyelesaikan rangkaian kegiatan tutorial 5 ini yaitu: (1) dapat mengenalkan dasardasar
HAM pada anak usia SD, (2) dapat menjelaskan pendekatan pembelajaran
HAM pada anak usia SD, (3) dapat menjelaskan prinsip pembelajaran HAM pada
anak usia SD, (4) dapat menjelaskan materi pembelajaran HAM pada anak usia SD,
(5) dapat menjelaskan perencanaan pembelajaran HAM pada anak usia SD, (6)
dapat menjelaskan pendekatan pembelajaran HAM pada anak usia SD.

Hakikat Anak SD
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sebelum melaksanakan
pembelajaran HAM di SD, sebaiknya kita perlu memahami lebih dulu siapa anak SD
yang akan kita didik. Pemahaman yang tepat terhadap anak SD akan membantu
memudahkan dalam pembelajaran HAM. Artinya, materi HAM yang diajarkan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak SD sehingga mudah
dipahami oleh anak. Secara fisik, anak usia SD masih memasuki tahap
perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan
sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak,
berlari, dan tidak pernah diam di tempat.
Menurut Kolhberg, moralitas manusia tumbuh melalui tiga tingkatan yaitu
pra konvensional, konvensional, pasca konvensional. Anak usia SD cenderung
berada pada tahap perkembangan moral konvensional, artinya anak-anak SD akan
melakukan suatu perbuatan yang baik sesuai dengan konformitas hubungan
interpersonal yang akrab dan intensif. Di samping itu, anak SD akan berbuat baik
manakala sesuai dengan hukum dan aturan yang sudah ada dan bukan kesadaran etik
universal (Satibi, 2006).
Secara kognitif, pemikiran anak SD sedang mengalami pertumbuhan
sangat cepat. Menurut Jean Piaget perkembangan kognitif anak SD dalam fase
operasional konkrit (6-12 tahun), anak memiliki pengetahuan melalui operasi bendabenda
konkrit. Pembelajaran dengan menggunakan referensi benda konkrit sangat
membantu anak memahami simbol-simbol abstrak. Untuk itu diperlukan kemampuan
guru dalam menterjemahkan materi HAM yang abtrak menjadi materi yang konkrit
dan mudah dipahami. Demikian pula, perkembangan sosial anak SD berada pada
tahap kesadaran kolektif yang ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri anak dan di
luar diri anak. Faktor dari dalam diri anak berupa kondisi internal anak baik fisik,
kognitif, sosial emosi, moral, dan spiritual anak. Faktor di luar diri manusia adalah
lingkungan anak baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pendekatan Pembelajaran HAM di SD
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sesuai tahap pertumbuhan anak.
Pembelajaran HAM di SD bukan saja menyampaikan materi tentang nilai-nilai HAM
tetapi pembelajarannya sendiri harus sesuai dan dijiwai dengan HAM. Jika tidak,
maka anak akan mengalami suatu keadaan paradoksal atau inkonsistensi yaitu
bagaimana ia dapat memahami materi HAM yang diterima ketika pembelajarannya
sendiri melanggar HAM.
Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam pembelajaran HAM di SD,
antara lain: induktif, deduktuf, kontekstual, kooperatif (cooperative learning),
inquiry, discovery, konstruktivistik, behavioristik. Strategi yang digunakan berdasarkan pendekatan tersebut adalah: (a) siswa belajar secara aktif; (b) siswa membangun peta konsep sendiri; (c) siswa mampu menggali informasi dari berbagai media dan sumber belajar; (d) siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi; (e) siswa
mengamati secara aktif; (f) siswa menganalisis sebab akibat; (g) siswa melakukan
kerja praktik artinya melakukan aktivitas praktis di dalam belajar HAM.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran HAM di SD
Sesuai dengan hakikat pembelajaran anak usia SD, maka prinsip yang digunakan dalam pembelajaran HAM dikembangkan sesuai dengan karakteristik belajar anak. Pertama, anak SD belajar secara konkrit sehingga pembelajaran HAM diupayakan secara konkit pula. Kedua, pembelajaran HAM menggunakan prinsip bermain sambil belajar dan belajar serayabermain (bermain bebas, bermain dengan bimbingan, bermain dengan diarahkan), Ketiga, pembelajaran HAM di SD menggunakan prinsip active learning. Keempat, pembelajaran HAM di SD dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, tanpa tekanan, dan menarik (Penjelasan dapat dibaca pada modul unit 5), misalnya dengan memberikan sentuhan akrab, ramah, sambil bernyanyi, dengan gambar, dan lain
sebagainya. Kelima, berpusat pada anak yaitu anak menjadi subjek aktif dalam
belajar. Keenam, pembelajaran HAM di SD memberikan kesempatan paada anak
untuk mengalami atau berksperimen (mencoba) mengalami berbagai kegaiatan
pembelajaran HAM.
Pembelajaran HAM di SD dapat mengembangkan berbagai keterampilan
sosial, kognitif, dan emosional serta spiritual. Multiple intelligence dapat
ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran HAM sehingga pembelajaran tersebut
akan lebih bermakna bagi kehidupan anak.

Materi Pembelajaran HAM di SD
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan anak. Materi pembelajaran sebaiknya dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh anak, kalimatnya sederhana, lugas, dan jelas. Kalau perlu materi
disertai gambar dan ilustrasi menarik dan menyenangkan. Unsur problematik dalam
materi HAM juga akan membuat sajian materi tidak monoton dan menjemukan,
tetapi menantang penalaran kritis anak. Supaya memiliki kebermaknaan pada anak,
materi HAM diangkat dari realitas kehidupan anak sehari-hari. Dengan demikian
materi yang dikembangkan disesuaikan dengan pekermbangan dan kebutuhan anak.
Materi HAM dikembangkan dari kurikulum. Para guru dapat memulai
dengan menganalisis substansi materi kajian dari kurikulum. Substansi materi kajian
dijabarkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar Misalnya Standar
kompetensi kelas II SD semester 2 berbunyi: menampilkan sikap demokratis.
Kompetensi dasar yang akan dicapai adalah mengenal kegiatan bermusyawarah.
Materi pokok yang dikembangkan adalah (a) kebebasan berpendapat dengan alasan
yang masuk akal, (b) menghargai pendapat yang berbeda, (c) kesempatan yang sama
dalam mengemukakan pendapat, (d) persoalan yang dibicarakan dalam musyawarah
adalah masalah bersama, (e) keuntungan semua pihak. Implementasi materi HAM
diberikan di SD dapat berdiri sendiri (separated) dan terpisah dari matapelajaran lain dan dapat pula terintegrasi dengan matapelajaran lain yang sudah ada.

Media dan Sumber Pembelajaran HAM
Saudara mahasiswa yang saya hormati. Sebagaimana kita ketahui bahwa
tingkat perkembangan kognitif anak SD berada pada fase operasional konkrit. Oleh
karena itu, penggunaan media dan sumber pembelajaran sangat penting dan mutlak
dilakukan, baik media yang dirancang khusus sesuai kebutuhan maupun
memanfaatkan benda atau peristiwa yang ada disekitar anak, seperti; antrian I kantor
pos, perilaku pedagang di pasar, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan media pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa hal
penting berikut: (a) media yang digunakan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan anak, (b) media yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar yang
akan dicapai, (c) sesuai dengan pesan atau materi yang akan disampaikan pada anak,
(d) media yang digunakan sesuai dengan metode atau strategi pembelajaran yang
dilakukan (Anderson 1983), (e) sesuai dengan kemampuan guru dalam
menggunakannya, (f) sesuai dengan potensi sekolah.

Perencanaan Pembelajaran HAM di SD
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran HAM di SD sangat ditentukan oleh perencanaan yang baik. Perencanaan tersebut akan membantu guru untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara sistematik. Langkah-langkah penyusunan perencanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. menganalisis substansi kajian kurikulum. Melalui analisis ini dapat diketahui
bahwa materi pokok HAM yang terintegrasi di dalam matapelajaran sebagaimana
termuat di kurikulum dapat diketahui.
2. Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam silabus yang dikembangkan.
Silabus tersebut berupa rencana kegiatan pembelajaran secara sistematis yang
memuat materi pokok, media, dan evaluasi serta alokasi waktu yang akan
dilakasnakan di dalam pembelajaran.
3. Pengembangan silabus disesuaikan dengan potensi anak, sarana dan prasarana
sekolah, serta kemampuan guru. Di dalam silabus kita dapat merencanakan
pembelajaran yang akan memberikan pengalaman belajar HAM yang sesuai
dengan kurikulum dan potensi anak. Silabus adalah suatu rencana yang memuat
pokok-pokok pengalaman belajar yang akan diperoleh anak dalam pembelajaran.
Format silabus yang dikembangkan sangat bergantung pada guru, dan tidak ada
yang sama.
4. Dari silabus tersebut dapat dikembangkan rencana pembelajaran (RP). Rencana
pembelajaran adalah seperangkat langkah-langkah pembelajaran yang harus
diikuti guru dalam membelajarkan anak.
5. Perencanaan pembelajaran HAM di SD dikembangkan berdasarkan: (a)
pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan komptensi dasar yang akan
dicapai, (b) berpusat pada anak, (c) pembelajaran memperhatikan pertumbuhan
dan kebutuhan anak SD, (d) pembelajaran menghargai dan memberdayakan hak
anak, (e) mampu mengembangkan seluruh potensi anak, (f) mengembangkan
active learning, (g) mendorong berpikir kritis dan kreatif anak, (h) sesuai dengan
potensi sekolah dan guru, (i) memungkinkan anak dapat mengakses sumber
belajar yang ada.
6. Perencanaan pembelajaran (RP) memuat bagian-bagian pokok: (a) identitas
matakuliah, (b) standar kompetensi, (c) kompetensi dasar, (d) langkah-langkah
pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir), (e) media dan sumber
pembelajaran, (f) evaluasi pembelajaran (jenis evaluasi, prosedur evaluasi).


Tugas TO 5

Buatlah contoh RPP Pendidikan HAM dari kelas yang Anda ampu, materi pokoknya diambilkan dari kurikulum (KTSP) PKn SD yang memuat nilai-nilai HAM . RPP yang anda susun dapat menggunakan rambu-rambu penyusunan sebagai berikut:
1. Identitas mata pelajaran
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar/Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
4. Pengembangan materi
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
5. Media dan sumber pembelajaran
6. Evaluasi pembelajaran.

Catatan : : 1. Batas waktu pengiriman tugas TO 5 : tanggal 21 Desember 2008
2. Kirim ke e-mail : mawardiu@gmail.com ; Subject : Tugas TO 5.

baca selengkapnya......

INISIASI PEND. PESERTA DIDIK 1-5



Inisiasi 1
(Perkembangan Fisik dan Sosial)
Salam dan selamat berjumpa dalam kegiatan tutorial online untuk matakuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Seperti Anda ketahui melalui pembelajaran matakuliah ini, Anda sebagai mahasiswa/i S1 PGSD program PJJ yang juga menjadi guru SD diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik usia SD/ MI. Pada pertemuan perdana kegiatan tutorial online ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 2, khususnya subunit 1 dan 2 mengenai perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan emosi) telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial.
Pada bahan ajar cetak unit 2 subunit 1 mengenai perkembangan fisik telah dipaparkan mengenai pengertian dan faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan motorik, dan keterampilan dasar pada masa anak akhir usia SD/ MI. Selanjutnya pada subunit 2 mengenai perkembangan sosial telah dipaparkan mengenai pengertian dan proses sosialisasi, peranan kelompok dan permainan, serta penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali dengan lebih cermat mengenai perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online perdana ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
2. Menjelaskan perkembangan keterampilan motorik
3. Menjelaskan empat keterampilan dasar pada masa anak akhir (usia SD/ MI)
4. Menjelaskan pengertian dan proses sosialisasi
5. Menjelaskan peranan kelompok dan permainan anak
6. Menjelaskan penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI
Dengan memahami perkembangan fisik dan sosial, akan sangat bermanfaat bagi Anda sebagai guru SD dalam memahami peserta didik Anda. Anda dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran maupun bimbingan dalam mengembangkan aspek fisik dan sosial anak usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik peserta didik usia SD/ MI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot dan lemak. Perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam keluarga, jenis kelamin, gizi dan kesehatan, status sosial ekonomi, gangguan emosional, dll. Pertumbuhan dan perkembangan fisik tubuh ini secara langsung akan menentukan keterampilan bergerak anak, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain, serta mempengaruhi cara anak melakukan penyesuaian dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Terdapat perbedaan dalam pertambahan tinggi dan berat, namun umumnya mengikuti pola/ aturan/ hukum arah perkembangan. Perkembangan proporsi dan bentuk tubuh anak dapat dikelompokkan menjadi bentuk tubuh yang cenderung menjadi gemuk (endomorf), kekar (mesomorf), atau kurus (ektomorf). Selanjutnya pada peserta didik di kelas V dan VI (masa puber/ 11-13 tahun) terjadi perubahan fisik yang sangat pesat disebabkan oleh kematangan kelenjar dan hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan seksual. Perubahan ini mengakibatkan anak mengalami ketidakseimbangan, menarik diri, bersikap negatif, kurang percaya diri, perubahan minat dan aktivitas, dll.
Perkembangan keterampilan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan fisik melalui kegiatan syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pada peserta didik usia SD/ MI keterampilan motorik meliputi keterampilan tangan dan kaki. Dalam perkembangan keterampilan motorik dapat menimbulkan masalah apabila terjadi keterlambatan penguasaan keterampilan gerak yang mengakibatkan anak mengalami kesulitan/ hambatan dalam penyesuaian pribadi dan sosialnya.
Selain perkembangan fisik dan motorik, Hurlock (1991) mengemukakan ada empat keterampilan dasar yang perlu dikuasai anak SD/ MI pada masa anak akhir yaitu: keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan menolong orang lain (sosial), keterampilan bermain, dan keterampilan bersekolah (skolastik).
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat di mana anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas perkembangannya. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Proses sosialisasi dilakukan melalui belajar berperilaku dan memainkan peran sosial yang
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat melakukan penyesuaian sosial. Kemampuan peserta didik bersosialisasi antara lain dipengaruhi oleh kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti, dan metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi.
Dalam perkembangan sosial peserta didik usia SD/ MI, kelompok dan permainan anak memegang peranan penting. Melalui kegiatan kelompok dan permainan, anak SD/ MI belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Agar dapat diterima dan tidak ditolak oleh kelompok dan permainan, anak perlu mengadakan penyesuaian sosial. Untuk itu anak perlu mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, menolong orang lain, dll.
Tugas Tutorial Online 1
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pengaruh langsung ataupun tidak langsung perkembangan fisik motorik bagi perkembangan peserta didik secara keseluruhan!
2. Keterampilan dasar apa saja yang perlu dikuasai peserta didik usia SD/ MI? Jelaskan dan beri contoh!
3. Bagaimana peran kelompok dan permainan dalam penyesuaian sosial anak SD/ MI?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 1
1. Amati kegiatan peserta didik di kelas Anda ketika waktu istirahat antar pelajaran di sekolah! Catat tempat lokasi, waktu kejadian, dan subjek peserta didik yang Anda amati!
2. Deskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan peserta didik (satu atau lebih dari satu peserta didik).tersebut!
3. Keterampilan fisik dan sosial apa saja yang dikembangkan melalui kegiatan tersebut? Beri penjelasan singkat!
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
Menuliskan tempat lokasi (misalnya halaman sekolah, ruang kelas, dll),
waktu (hari, tanggal, jam) pengamatan dilakukan,
serta subjek peserta didik (individu ataupun kelompok) yang diamati
1
1
1
2.
Mendeskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan subjek peserta didik yang diamati
2
3.
-Keterampilan fisik motorik yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: keterampilan tangan ketika bermain lempar tangkap bola)
-Kemampuan sosialisasi anak yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: membantu teman yang terjatuh, memberi bola pada teman)
-Keterampilan/kemampuan lain yang muncul dan penjelasannya
(misal: anak belajar kebersihan/cara hidup sehat dengan cara mencu-ci tangan ketika selesai bermain bola)
2
2
1
Jumlah
10
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik


Inisiasi 2
(Perkembangan Intelek dan Bahasa)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang kedua untuk matakuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kegiatan online kali ini kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 3, khususnya subunit 1 dan 2 mengenai perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan moral) telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial. Subunit 4 (perkembangan kepribadian) merupakan akumulatif aspek-aspek perkembangan secara keseluruhan yang bersifat dinamis dalam diri seseorang yang ditentukan oleh penyesuaian seseorang terhadap lingkungannya.
Pada bahan ajar cetak unit 3 subunit 1 mengenai perkembangan intelek telah dipaparkan menganai pengertian dan klasifikasi intelegensi, struktur pengetahuan, tahap perkembangan kognitif, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD/ MI. Selanjutnya pada subunit 2 mengenai perkembangan bahasa telah dipaparkan mengenai pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa, pola perkembangan bahasa anak, serta faktor/ kondisi dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa pada peserta didik usia SD/ MI. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali mengenai perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online kedua ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian intelegensi dan kemampuan berdasarkan klasifikasi IQ
2. Menjelaskan pembentukan (konstruksi) struktur pengetahuan (skema kognitif)
3. Membedakan dengan contoh empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek
5. Menjelaskan pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa
6. Menjelaskan keterkaitan kemampuan bahasa dengan kemampuan berfikir/ intelek
7. Menjelaskan pola perkembangan bahasa anak
8. Mengidentifikasikan faktor dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Dengan memahami perkembangan intelek dan bahasa, akan bermanfaat dan membantu Anda sebagai guru SD dalam memahami peserta didik Anda, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran di SD/ MI menjadi lebih menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan serta karakteristik cara belajar anak.
Perkembangan Intelek
Intelek merupakan kemampuan psikis yang relatif menetap dalam proses berpikir dan membuat hubungan tanggapan, serta kemampuan memahami, menganalisis, mensintesiskan dan mengevaluasinya. Intelek berfungsi dalam pembentukan konsep atau pengertian yang dilakukan melalui penginderaan pengamatan, tanggapan, ingatan, dan berpikir. Kecerdasan intelektual (IQ) dalam populasi dikategorikan atas: genius (>140), sangat cerdas (130-139), cerdas (120-129), di atas normal (110-119), normal (90-109), di bawah normal (80-89), bodoh (70-79), debil (50-59), embecil (25-49), dan idiot (< 24).
Pembentukan struktur pengetahuan dikembangkan berdasarkan konsep dasar teori kognitif Piaget yang mengemukakan bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, ada sistem yang mengatur dari dalam diri anak yang cenderung menetap yaitu skema kognitif dan adaptasi (asimilasi dan akomodasi), kemudian dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Proses asimilasi dan akomodasi terjadi bersamaan dan saling melengkapi (komplementer) dalam pembentukan struktur pengetahuan seseorang. Selain itu Piaget juga mengemukakan adanya urutan yang sama dalam perkembangan kognitif anak, tetapi ada perbedaan dalam waktu untuk mencapai tahap perkembangan kognitif tertentu. Berdasarkan konsep dasar ini, Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi tahap sensorimotor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun), konkret operasional (7-11 tahun), dan formal operasional (11 tahun-dewasa). Dengan mengetahui tahap perkembangan kognitif tersebut, diharapkan Anda dapat mengembangkan kemampuan kognitif / intelek anak dengan tepat sesuai usia perkembangan kognitifnya.
Perkembangan Bahasa
Bahasa (lisan, tertulis, isyarat) merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pikiran, perasaan, pendapat, dll) dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama oleh suatu komunitas/ masyarakat. Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai media komunikasi untuk mengungkapkan pikiran, maka bahasa erat kaitannya dengan berpikir.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Perkembangan bahasa anak sebenarnya sudah dimulai sejak anak lahir dengan menggunakan bahasa atau prabicara yang paling sederhana yaitu ”menangis”, kemudian perkembangan dalam bentuk ”celoteh/ocehan”, kata/ kalimat sederhana disertai gerakan tubuh/ syarat sebagai pelengkap bicara. Setelah anak sekolah, perkembangan bahasa bukan sekedar mendengarkan dan bicara saja, tapi anak belajar untuk membaca dan menulis. Isi pembicaraan anak umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu bicara yang berpusat pada diri sendiri, dan yang berpusat pada orang lain. Menurut Owen (Semiawan, 1998) perkembangan bahasa (isi maupun cara) pada setiap usia memiliki kekhasan tersendiri (penjelasan lebih rinci dapat Anda pelajari pada bahan ajar cetak).
Hambatan atau kesulitan perkembangan bahasa, juga berbagai aspek perkembangan lainnya biasanya berkenaan dengan keterlambatan perkembangan aspek tersebut sehingga anak menjadi kurang percaya diri, yang akan mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya yang erat kaitannya dengan perkembangan kepribadian.
Tugas Tutorial Online 2
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pembentukan struktur pengetahuan dalam perkembangan intelek/ kognitif peserta didik!
2. Jelaskan dengan contoh keempat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget!
3. Jelaskan secara singkat perkembangan bahasa peserta didik usia SD/ MI!
4. Apa dampak keterlambatan aspek perkembangan tertentu terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 2
1. Jelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan perkembangan bahasa anak! Beri contoh!
2. Bagaimana mengajarkan peserta didik di kelas 1 SD mempelajari bahasa (membaca dan menulis) permulaan yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget?
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
-Menuliskan secara singkat perkembangan intelek khususnya dalam kemampuan berpikir dan pembentukan struktur pengetahuan
-Menuliskan fungsi bahasa sebagai alat/media komunikasi
-Menjelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan bahasa: bahasa sebagai alat komunikasi atau mengungkapkan pendapat/pikiran atau pikiran yang ingin diungkapkan diekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya.
-Contoh: apabila perkembangan bahasa anak baik (dapat menggunakan bahasa yang baik dan jelas), maka ia tidak akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikirkan. Demikian juga apabila pikiran anak kacau, maka susunan kalimat yang diekspresikan juga kacau.
1
1
2
1
2.
-Bahasa permulaan adalah bahasa yang dipelajari di kelas I dan II SD khususnya dalam menguasai keterampilan membaca dan menulis sebagai dasar untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya
-Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ada empat tahap yaitu tahap sensorimotor, pra-operasional, konkret operasional, dan formal operasional
-Peserta didik SD kelas 1 (usia 6-7 tahun) baru melewati tahap sensorimotor dan memasuki tahap konkret operasional. Jadi mempelajari sesuatu perlu banyak menggunakan indera (sensori) dan gerakan (motorik), serta benda-benda yang konkret
-Mengajarkan membaca dan menulis di kelas 1 SD harus banyak menggunakan permainan, benda-benda konkret atau alat peraga, serta kalimat yang mengandung makna/arti bagi anak.
-Contoh: mengajarkan membaca dan menulis dimulai dengan kalimat yang berarti seperti ”nama saya .....”, kemudian ”nama ibu/bapak/ kakak/adik/teman saya .....”, dst
1
1
1
1
1
Jumlah
10


Inisiasi 3
(Analisis/ interpretasi sosiometri)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang ketiga untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada Unit 4 subunit 4. Seperti yang telah Anda ketahui, dalam modul 4 telah dibahas tentang teknik-teknik non-tes untuk memahami peserta didik. Materi ini dibahas lebih lanjut dalam setiap subunit, yaitu subunit 1 tentang teknik observasi, subunit 2 tentang teknik angket, subunit 3 tentang teknik wawancara, dan subunit 4 tentang teknik sosiometri. Pada bahan ajar cetak subunit 4 telah dipaparkan tentang pengertian sosiometri, bagaimana kriteria hubungan sosial yang ada, bentuk-bentuk penentuan hubungan sosial, hal-hal yang perlu diingat dalam melaksanakan sosiometri, dan bagaimana langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri.
Nah Saudara Mahasiswa, pada kegiatan tutorial online kali ini materi yang akan dibahas secara mendalam adalah analisis/ interpretasi data yang terkumpul melalui teknik sosiometri. Oleh karena itu, penting untuk Anda membaca kembali bahan ajar cetak Anda mengenai teknik sosiometri itu sendiri sehingga dalam mengikuti kegiatan tutorial ini Anda tidak mengalami hambatan-hambatan yang cukup berarti. Kegiatan tutorial online ketiga ini bertujuan agar Anda mampu menganalisis atau menginterpretasikan data yang telah terkumpul melalui teknik sosiometri. Hal ini dapat berguna untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok yang terjadi di antara para peserta didik dan juga dapat membantu Anda untuk mengetahui popularitas seorang peserta didik dalam kelompoknya serta menolong Anda untuk melihat kesulitan hubungan peserta didik terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.
Analisis hasil sosiometri
Langkah ini merupakan langkah ketiga dalam penyelenggaraan sosiometri. Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam menganalisis hasil sosiometri adalah:
1. Memeriksa hasil angket sosiometri,
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri,
3. Membuat sosiogram,
4. Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat dengan rumus:
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
1.−=nmemilihyangJumlahpi
Keterangan:
i.p = indeks pemilihan
n = jumlah anggota dalam kelompok
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri.
Berikut ini paparan tahap-tahap analisis hasil sosiometri:
1. Angket sosiometri
Langkah pertama dalam analisis sosiometri adalah memeriksa angket sosiometri. Berikut ini contoh angket sosiometri:
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : ................................................................................................... L / P
Kelas : .............................................................................................................
Tanggal : .............................................................................................................
Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok
Pilihan I : ............................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
Pilihan II : ...........................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : .................................................... L / P : ........................................
Umur : .................................................... Alamat : ........................................
Isilah titik dibawah ini dengan sejujurnya:
1. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak belajar bersama:
a. ........................................................., alasannya ............................................
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
2. Pilihlah seorang teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelompok belajar:
..........................................................., alasannya ................................................
3. Pilihlah teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelas:
..........................................................., alasannya ................................................
4. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak bermain-main bersama (misalnya: kesenian, olahraga, dan lain-lain):
a. ........................................................., alasannya ............................................
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
5. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang kurang anda senangi:
a. ........................................................., alasannya ............................................
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
6. Pilihlah seorang teman anda dalam kelas ini yang paling tidak anda senangi:
..........................................................., alasannya ................................................
2. Matrik sosiometri
Data yang diperoleh dari angket sosiometri kemudian dirangkum dalam matrik sosiometri, yaitu suatu tabel yang berisi nama pemilih, nama yang dipilih beserta urutan pilihan dan jumlah pilihannya {f = (Pilihan I x 3)+(Pilihan II x 2)+(Pilihan III x 1)}
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
MATRIK SOSIOMETRI
YANG DIPILIH
PEMILIH
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
X
1
1
2
1
1
X
-
1
-
2
2
X
-
2
-
-
3
X
3
3
3
2
3
X
Pilihan I
3
2
-
-
-
Pilihan II
1
-
3
-
1
Pilihan III
-
-
-
2
3
Jumlah (f)
11
6
6
2
5
3. Sosiogram
Sosiogram adalah penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan. Sosiogram dibuat berdasarkan pada data matrik sosiometri, yang dapat dipakai untuk melihat hubungan sosial secara keseluruhan. Sosiogram dapat dibuat dalam bentuk lajur, lingkaran atau bentuk bebas. Dari sosiogram dapat diketahui dengan jelas tentang:
1. Status sosiometri dari setiap subyek
2. Besarnya jumlah pemilihan untuk setiap subyek
3. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu
4. Kualitas arah pilihan
5. Intensitas pilihan
6. Ada dan tidaknya pusat pilihan
7. Ada tidaknya isolasi
8. Kecenderungan timbulnya kelompok
Cara membuat sosiogram:
1. Buatlah sebuah sumbu ordinat dan dibuat skala yang mencakup frekuensi pemilihan terbanyak.
2. Letakkan setiap individu setinggi frekuensi pemilih yang diperoleh. Misalnya A pemilihnya 5 angka maka A diletakkan pada garis yang setinggi frekuensi 5.
3. Buat garis pilihan yang ditandai dengan panah:
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
A B berarti A memilih B
A B berarti A dan B saling memilih
A B berarti A menolak B
A B berarti A menolak B dan B menolak A
A B berarti A memilih B dan B menolak A
Bentuk hubungan
1. Berbentuk segitiga (triangle). Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat.
A
C
2. Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab kalau A (yang berkedudukan sebagai pusat) tidak ada maka kelompok itu akan pecah (disintegrasi).
A
B
3. Berbentuk jala (network). Hubungan cukup menyeluruh, baik, kuat, dan hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya bubar karena hubungan ini mempunyai intensitas cukup kuat.
E
A
D
B
C
4. Berbentuk rantai (chain). Hubungan searah atau sepihak, tidak menyeluruh, kelompok demikian ini keadaannya rapuh
A → B → C → D
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
SOSIOGRAM
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
___________ : pilihan pertama D C B E 11 6 5 A2
----------------- : pilihan kedua
...................... : pilihan ketiga
4. Indeks pemilihan
Dari contoh di atas, kesimpulan secara umum diperoleh bahwa A adalah anak yang paling populer dalam kelompok tersebut, dengan mendapat jumlah pemilih 4 terdiri atas 3 pilihan pertama dan 1 pilihan kedua. Dengan demikian tingkat popularitas A dalam kelompok dapat dicari melalui perhitungan indeks pemilihan, yaitu: 1154.=−=pi
Jadi indeks pemilihan untuk A = 1. Berarti semua anggota kelompok telah memilih A.
Dari antara kelima anggota kelompok tidak ada yang terisolir, dapat dilihat lagi pada sosiogram di atas.
Pada sosiogram juga tampak tiga pasang anak yang saling memilih, yaitu untuk pilihan pertama, A – B; untuk pilihan kedua, C – E; sedang untuk pilihan ketiga, D – E. Disamping itu ada dua klik yang mencolok yaitu A – C – E dan C – D – E yang saling memilih triangle.
Berdasar pada tujuan sosiometri yaitu membentuk kelompok belajar maka ada beberapa alternatif yang dipertimbangkan untuk membuatkan kelompok belajar ini, disamping juga perlu dipertimbangkan dengan alasan setiap pilihan. Misalnya:
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Kelompok I : A – B – C
Kelompok II : C – D – E
Kelompok III : C – B – E
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
Untuk mencatat data sosiometri secara individu maka dapat digunakan kartu sosiometri untuk setiap siswa dan kartu sosiometri ini disimpan dalam kartu pribadi.
KARTU SOSIOMETRI
NO. ……………….. Nama siswa ………………………………….. L / P
Kegiatan Belajar kelompok
Jumlah siswa 5 orang
Dipilih oleh 1. ………………………. 2. ………………………
3. ………………………. 4. ……………………….
Jumlah pemilih 4 orang
Indeks pemilih 1
Teman yang dipilih I. …………………………………………………...
II. …………………………………………………..
III. ………………………………………………….
Komentar ……………………………………………………...
………………………………………………………
Untuk membantu Anda mengetahui bagaimana penguasaan Anda dalam materi ini, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut:
1. Jelaskan dengan singkat, apakah yang dimaksud dengan matrik sosiometri?
2. Apa yang Anda ketahui tentang sosiogram? Paparkan dengan singkat.
3. Berikan sebuah contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan seseorang dalam kelompok sosialnya.
4. Apakah kegunaan kartu sosiometri?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas yang ada.
Selamat belajar! Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas Tutorial (Alternative Assessment) 3
1. Buatlah sebuah angket sosiometri dan sebarkan pada sebuah kelompok (minimal berjumlah 5 orang).
2. Analisislah hasil angket sosiometri tersebut melalui langkah-langkah analisis sosiometri yang telah Anda pelajari.
Rubrik
Tingkat penilaian dan bobot
Kurang
Cukup
Baik
Kriteria
2
4
6
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan tidak lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan kurang lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan lengkap
Pernyataan/ pertanyaan tidak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan agak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan sesuai dengan kriterium pemilihan
Angket sosiometri
Tulisan tangan dan tidak rapi
Tulisan tangan, rapi
Ketikan komputer/ mesin ketik
Penyebaran angket sosiometri
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak ada
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak jelas
Penjelasan petunjuk pengisian angket jelas
Penjelasan tentang sosiogram
Menjelaskan hanya satu bagian dari sosiogram
Menjelaskan dua bagian dari sosiogram
Menjelaskan tentang pengertian sosiogram, hal-hal yang dapat diketahui melalui sosiogram, dan bagaimana cara membuat sosiogram
Tidak memberikan contoh kasus
Contoh kasus yang diberikan kurang jelas
Kasus yang diceritakan berurutan
Contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan
Penjelasan tidak menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
8 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
tetapi tidak lengkap/ salah
Tidak memberikan kesimpulan
Memberikan sedikit kesimpulan
Memberikan kesimpulan
Penjelasan tentang kegunaan kartu sosiometri
Tidak menjelaskan tentang kegunaan kartu sosiometri
Penjelasan sedikit/ kurang jelas dan tidak menyertai contoh kartu sosiometri. Atau hanya contoh kartu saja, tidak disertai penjelasan
Menjelaskan dengan menyertai contoh kartu sosiometri


Inisiasi 4
(Rancangan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik terutama kreativitas dan bakat)
Saudara mahasiswa, kita bertemu kembali dalam kegiatan tutorial online yang keempat. Pada pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada Unit 5 subunit 4, yaitu model pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas. Selain model pembelajaran, akan diuraikan pula kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan bakat dan kreativitas peserta didik usia SD/ MI. Anda diharapkan membaca kembali bahan ajar cetak Unit 5 agar Anda tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas pada tutorial online kali ini.
Sebagai seorang guru SD/ MI, Anda diharapkan memiliki kemampuan merancang kegiatan untuk mengembangkan potensi terutama bakat dan kreativitas peserta didik. Kemampuan ini dapat Anda gunakan dalam membuat desain pembelajaran yang menarik bagi peserta didik usia SD/ MI.
Konsep dan Pokok-pokok Kurikulum Berdiferensiasi
Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah dan di dalam masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensinya. Disadari adanya kenyataan bahwa setiap siswa memiliki minat dan kemampuan yang berbeda-beda. Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap kenyataan ini (Munandar 1999).
Pendidikan berdiferensiasi, yaitu memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward dalam Munandar, 1999).
Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum berdiferensiasi adalah (Clark dalam Munandar, 1999):
- Materi yang dipercepat dan/ atau yang lebih maju.
- Pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi.
- Tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informasi lebih tinggi dan beragam.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
- Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami suatu topik/ bidang dapat diperpanjang.
- Menciptakan informasi dan/ atau produk baru.
- Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih menantang.
- Pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
- Kemandirian dalam berpikir dan belajar.
Sisk (Munandar, 1999) menjelaskan lebih lanjut asas-asas kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institute:
- Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema, atau masalah yang luas.
- Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
- Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling memperkuat dalam suatu bidang studi
- Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri dalam suatu bidang studi.
- Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan diri sendiri
- Mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, yang produktif, kompleks, dan abstrak.
- Memusatkan pada tugas yang berakhir terbuka (open-ended).
- Mengembangkan keterampilan dan metode penelitian.
- Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir lebih tinggi dalam kurikulum.
- Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan teknik, bahan, dan bentuk baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman diri, misalnya untuk mengenal dan menggunakan kemampuan mereka, mengarahkan dan menghargai kesamaan dan perbedaan antara mereka dan orang lain.
- Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifik melalui baik penilaian diri maupun melalui alat baku.
Modifikasi Kurikulum Berdiferensiasi
Maker (Munandar, 1999) menekankan modifikasi kurikulum yang mencakup materi yang diberikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan, dan modifikasi lingkungan belajar.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Modifikasi materi kurikulum
Siswa berbakat memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep yang lebih maju. Guru dapat menyediakan materi yang lebih kompleks. Ada program dalam memodifikasi materi, seperti kelas yang maju lebih cepat, pengelompokkan silang tingkat, belajar mandiri, sistem maju berkelanjutan, dan pemadatan kurikulum.
Metode proses/ metode pembelajaran
Guru dapat menggunakan teknik mengajukan pertanyaan tingkat-tingkat, simulasi, membuat kontrak belajar (perjanjian antara guru dan siswa tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa), penggunaan mentor, dan pemecahan masalah. Guru juga dituntut lebih tekun dalam memantau kemajuan siswa secara perorangan.
Modifikasi produk belajar
Memberikan alternatif kepada siswa mengenai produk yang akan dihasilkan dan kesempatan untuk merancang produknya sendiri (misalnya melalui jurnal, menulis untuk koran sekolah, melakukan drama, wawancara, atau kritik untuk menyampaikan pengetahuan yang telah mereka peroleh dalam satuan pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu). Guru memerlukan sarana untuk menyalurkan produk-produk siswa tersebut. Guru dapat mengadakan pekan raya sains, konferensi penemu muda tingkat sekolah, atau pameran-pameran.
Modifikasi lingkungan belajar
Lingkungan yang mendukung berkembangnya bakat dan kreativitas adalah lingkungan yang memungkinkan semua siswa merasa bebas untuk belajar sesuai dengan caranya sendiri. Guru yang mengajar bagaimana menggunakan bahan, sumber, waktu, dan bakat mereka untuk menguasai bidang-bidang minatnya. Lingkungan yang berpusat pada siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Parke dalam Munandar 1999):
1. Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
2. Pola duduk yang memudahkan belajar.
3. Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas.
4. Rencana belajar yang diindividualkan berdasarkan kontrak belajar dengan tiap siswa.
5. Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa (misalnya dalam menyusun aturan kelas, menentukan kegiatan belajar, waktu dan kecepatan belajar, dan evaluasi belajar)
Lingkungan yang berpusat pada siswa, memungkinkan siswa menjadi pelajar yang aktif, mandiri dan bertanggung jawab, dan semua siswa dimungkinkan untuk memperoleh pembelajaran yang sesuai minat dan tingkat kemampuannya masing-masing.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Pembelajaran Bakat Khusus
Berdasarkan lima bidang bakat, berikut ini kita akan bahas tentang pengembangan bakat akademik khusus yang dikaitkan juga dengan bakat kreatif siswa SD/ MI melalui kegiatan pembelajaran:
• Pengembangan bakat sains (IPA)
Karakteristik siswa berbakat sains antara lain: kepekaan terhadap masalah, kemampuan untuk mengembangkan gagasan baru, kemampuan untuk menilai (Guilford dalam Munandar, 1999), kemampuan mekanikal tinggi, ketekunan, semangat, kemampuan visual spasial, kemampuan untuk mengkomunikasikan, keuletan, dan pencetus ide.
Sisk (Munandar, 1999) mengemukakan hasil identifikasi guru-guru mengenai keterampilan dan kegiatan yang perlu dilakukan siswa berbakat sains: membaca dan menafsir tulisan ilmiah untuk memperoleh informasi ilmiah; melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan hipotesa; menguasai dan menggunakan teknik dan alat ilmiah; menyeleksi data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti; menarik kesimpulan dan prediksi dari data yang diperoleh; mengungkapkan gagasan kuntitatif dan kualitatif; menggunakan dan menerapkan ilmu untuk melakukan perubahan sosial; merumuskan hubungan dan gagasan baru dari fakta dan konsep yang diteliti. Hasil lokakarya ini, dapat memberikan informasi bagi guru dalam merancang model pembelajaran dalam bidang sains.
• Pengembangan bakat matematika
Karakteristik siswa berbakat dalam bidang matematika (Greenes, dalam Munandar, 1999): fleksibilitas dalam mengolah data, kemampuan luar biasa untuk menyusun data, ketangkasan mental, penafsiran yang orisinil, kemampuan luar biasa uantuk mengalihkan gagasan, dan kemampuan luar biasa untuk generalisasi. Greenes menambahkan bahwa siswa berbakat matematika lebih menyukai komunikasi lisan daripada tulisan.
Saran bagi guru dalam merencanakan model pembelajaran bagi siswa yang berbakat matematika: mendorong pertimbangan dan pemikiran mandiri, mendorong siswa untuk menggunakan berbagai metode untuk memecahkan masalah yang sama, mendorong siswa untuk melakukan pengecekan, memberikan masalah yang menantang dan luar biasa.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
• Pengembangan bakat bahasa
Karakteristik siswa berbakat bahasa: mempunyai ingatan yang luar biasa, belajar membaca sendiri pada usia dini, mempunyai perbendaharaan kata yang luas, dapat memecahkan masalah dengan cara yang majemuk, mempunyai jangkauan perhatian yang luas, mempunyai rasa humor seperti orang dewasa, memberikan pendapatnya saat diminta atau tidak, bicara terus menerus, selalu mengajukan pertanyaan, memahami buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi, mengajukan beberapa pemecahan untuk masalah yang sama.
Saran pembelajaran untuk mengembangkan bakat ini adalah memadukan kegiatan membaca dan menulis, memberikan bahan membaca yang beragam untuk setiap siswa, membantu siswa untuk menjadi pembaca yang efektif, menentukan kebutuhan pembelajaran dari individu dan kelompok, memberikan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara, mendorong untuk membaca kritis dan membaca kreatif, dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah.
• Pengembangan bakat IPS
Karakteristik siswa berbakat dalam IPS: pemahaman konseptual yang lebih maju dari anak seusianya, memiliki gudang pengetahuan yang baru dan sangat spesifik, menyukai tugas yang sulit atau majemuk, menentukan standar tinggi untuk proyek mandiri, dianggap sebagai sumber pengetahuan dan gagasan baru oleh teman, pengelola kelompok, menggunakan humor dalam berelasi, menceritakan atau menulis cerita imajinatif, mempunyai minat luas dan sangat terfokus, cepat menyerap pengetahuan, pembaca yang intensif, ekstensif, dan maju (dua tingkat di atas kelasnya), melihat hubungan yang tidak dilihat orang lain, berfantasi jika sedang bosan, dan kepekaan sosial (minat yang sungguh-sungguh terhadap orang dan terhadap akibat interaksi sosial, serta menghargai gagasan dan nilai susila orang lain). Karakteristik ini menggambarkan juga jenis bakat sosial yang memiliki karakteristik kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi dengan orang lain.
Kurikulum yang meliputi topik-topik yang luas, tema dasar yang dikemukakan oleh Gold (Munandar, 1999): menggunakan sumber alam secara bijak, memahami dan mengakui ketergantungan secara global, mengakui harkat dan martabat manusia, menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia, menggunakan kesempatan pendidikan secara demokaratis dan cerdas, meningkatkan keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial dasar, mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif, membagi kekuasaan secara bijak dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan, bekerjasama untuk mencapai
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
kedamaian dan kesejahteraan, dan mencapai kestabilan dan perubahan sosial secara stabil.
• Pengembangan bakat seni dan psikomotorik
Disamping itu pembelajaran yang berkaitan dengan jenis bakat khusus di bidang seni dan kinestetik/ psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada prinsipnya semakin bervariasi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) akan semakin besar kesempatan bagi setiap siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Sekalipun demikian, sekolah perlu mempertimbangkan anggaran yang diberikan oleh pihak yayasan/ pemerintah karena kegiatan ekskul membutuhkan dana tambahan yaitu dalam pengadaan sumber daya manusia (SDM) dan kelengkapan prasarana (misalnya peralatan olah raga, instrumen musik, dan sebagainya).
Kegiatan ekskul yang dapat mengembangkan bakat seni antara lain ekskul vocal group/ paduan suara, ekskul instrumen musik (pianika, suling, angklung), dan ekskul lukis (melatih juga kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3 SD/ MI).
Menurut Goode (2005), banyak bidang perkembangan dan pembelajaran anak terpengaruh secara positif oleh pelatihan di bidang musik. Ia pun menambahkan bahwa irama musik memacu perkembangan motorik anak. Bermain piano pada usia prasekolah mempengaruhi otak selama masa perkembangan korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan mencipta. Latihan musik juga dapat meningkatkan kemampuan belajar atau kemampuan di bidang matematika.
Untuk mengembangkan bakat psikomotorik, kegiatan ekskul yang dapat dikembangkan sekolah adalah ekskul tari tradisional, atau modern dance, ekskul ini dapat juga mengembangkan bakat seni, ekskul di bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengalami/ mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan pengayaan keterampilan motorik, dan ekskul pramuka, selain mengembangkan bakat psikomotorik, pramuka juga dapat mengembangkan bakat sosial.
Guru sangat berperan dalam pengembangan bakat dan kreativitas siswa usia SD/ MI. Sekolah menjadi sarana bagi siswa yang di rumahnya tidak memiliki prasarana yang mendukung pengembangan bakat dan kreativitas.
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas tutorial online 4:
1. Mengapa kurikulum berdiferensiasi mendukung pengembangan kreativitas peserta didik. Jelaskan alasan Anda.
2. Kemampuan apa saja yang diperlukan oleh seorang pendidik dalam merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung pengembangan potensi peserta didik.
3. Bakat sosial harus dikembangkan sejak usia dini karena bakat sosial mendukung keberhasilan penyesuaian diri seseorang di lingkungannya. Seorang pendidik dapat memupuk bakat sosial peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bagaimana cara-cara memupuk bakat sosial peserta didik usia SD/MI melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tugas tutorial alternatif 4
Setelah Anda mengetahui persyaratan kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan potensi peserta didik, Anda diharapkan membuat suatu rancangan kegiatan pembelajaran, yang dapat mengembangkan potensi peserta didik terutama bakat dan kreativitas pada mata pelajaran tertentu yang Anda ampu.
Petunjuk Pengerjaan
a. Rancangan kegiatan yang Anda buat dengan mengacu pada format perencanaan di bawah ini:
Kegiatan
Pokok Bahasan
Sub pokok bahasan
Kompetensi
(potensi yang ingin dikembangkan)
Guru Sisw
a
Waktu
(menit)
b. Uraikanlah secara deskriptif langkah-langkah proses pembelajaran sesuai dengan format perencanaan yang telah Anda susun.
Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan Anda kirim kembali jawaban Anda pada fasilitas yang tersedia.
Rubrik
Tingkat Penilaian dan Bobot
Kurang
Cukup
Baik
No.
Kriteria
1
2
3
4
5
a.
Perencanaan kegiatan
Tidak membuat perencanaan kegiatan
Satu subpokok bahasan dengan satu kegiatan siswa
Satu subpokok bahasan dengan dua kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan tiga kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan lebih dari tiga kegiatan siswa
b.
Deskripsi rencana kegiatan
Tidak membuat deskripsi rencana kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan tidak bertahap dan tidak dilengakpi dengan alat bantu/perlengkapan kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan bertahap namun tidak dilengkapi dengan alat bantu/perlengkapan kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan kegiatan namun penjelasannya tidak bertahap
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan dan penjelasannya bertahap


INISIASI 5
Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Usia SD/ MI
Informasi
Salam bahagia, kita berjumpa kembali melalui tutorial online inisiasi 5 dari unit 6 untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pertemuan kali ini mengajak Anda untuk menyimak materi unit 6 yang akan memaparkan berbagai ragam perilaku anak SD/ MI dengan gangguan sosial–emosional yang erat terkait dengan kemampuan belajar anak.
Materi unit 6 terdiri atas 4 sub unit yaitu sub unit 1 mengenai prinsip-prinsip belajar, sub unit 2 mengenai pandangan para pakar psikologi mengenai belajar, sub unit 3 memaparkan kesulitan dan kegagalan belajar, sedangkan sub unit 4 mengkaji masalah gangguan sosial–emosional anak SD/ MI.
Saudara-saudara mahasiswa PGSD program S1, perhatikan dengan teliti kegiatan tutorial online unit 6. Apakah kasus di kelas yang Anda jumpai sehari-hari seperti gejala-gejala berikut ini. Melalui tutorial online, saudara dipandu untuk mampu mengklasifikasikan tipe perilaku anak SD/ MI. Anda diharapkan mampu mengidentifikasi gejala perilaku anak SD/ MI. Dan pada akhirnya Anda sebagai guru SD/ MI dapat menemukan alternatif cara mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI tersebut.
Sekali lagi Anda kami ajak untuk berkonsentrasi mempelajari unit 6 dari bahan ajar cetak, agar pola mengajar di kelas dapat sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI, agar semua anak mampu meraih prestasi belajar yang terbaik.
Anda sebagai guru bukan hanya menyampaikan pesan, namun Anda harus mengenali karakteristik siswa di kelas dengan cara mengilhami pola belajar yang sesuai.
Permasalahan belajar karena gangguan sosial – emosional
Semua guru ingin murid-muridnya memiliki prestasi belajar yang baik. Situasi sekarang ini akibat era informasi dan teknologi canggih memberi peluang untuk banyak siswa agar menjadi lebih cerdas daripada jaman sebelumnya. Peluang membantu anak menjadi cerdas dan mengembangkan potensi menjadi lebih luas dan lebih terbuka. Media dan sumber belajar demikian pesat berkembang. Namun, kenyataannya tidak selalu seperti yang dicita-citakan seorang guru.
Didukung dengan tayangan audio visual sub unit 4 Anda akan mempelajari berbagai kasus contoh ganguan sosial–emosional anak usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam di kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian, meloncat, bahkan berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan aktivitas secara teratur dan tertib. Anak ini suka mengganggu teman sekelas. Ia adalah anak “Hyperactive/ hiperaktif”.
Tipe anak ini cenderung cepat bosan. Anak ini mudah mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi. Sulit memusatkan perhatian pada kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak seperti ini disebut “Distractibility Child”.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Berikut ini adalah anak pendiam. Ia sangat perasa/ sensitif, anak ini mudah tersinggung. Sikapnya pasif dan cenderung tidak berani bertanya, karena merasa diri tidak mampu. Anak seperti ini kurang bergaul, ia disebut “Poor Self Concept”
Di kelas acapkali dijumpai anak yang cepat bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan pertanyaan guru. Jawaban spontan kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini berteriak pada saat menjawab. Anak seperti ini ingin menunjukkan diri sebagai anak pandai, namun jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya. Jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Ia disebut anak “Impulsive”.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Wah, anak ini tipe perusak. Sikapnya agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan temperamen yang tinggi dan suka merusak. Ia disebut “Distractive Behavior”.
Profil berikut ini adalah anak yang berusia 6 tahun 2 bulan yang duduk di kelas I SD/ MI. Anak ini takut ditinggal sendiri di kelas. Sikap over protective ibunya, membuat anak ini bergantung. Ia termasuk anak yang “Dependency”.
Bayangkan anak yang Anda amati adalah anak yang merasa dirinya bodoh dan malu untuk pergi ke sekolah. Sosial ekonomi orang tua yang menyebabkan anak ini menjadi anak pemalu. Ia memiliki rasa harga diri yang rendah. Ia disebut anak “Withdrawl”.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Oto dan Ito, sama-sama berusia 8 tahun. Namun Oto mengalami kerusakan fisik maupun syaraf. Nampaknya Oto berpenampilan berbeda dengan Ito yang sebaya. Oto perlu penanganan serius yang dilakukan oleh lembaga khusus atau klinik Anak Berkebutuhan Khusus. Anak ini termasuk kelompok “Learning Disorder”.
Benarkah komentar Pak Ridwan pada kasus muridnya yang disebut “bodoh” atau “tolol”. Hasil ulangannya selalu rendah, padahal potensi intelektualnya diatas rata-rata. Upaya dan semangat belajar anak ini juga sangat rendah. Anak ini sering melupakan tugas/ PRnya. Anak seperti ini disebut “Underachiever”.
Karakteristik anak berikut ini adalah anak yang belajar dengan motivasi tinggi. Anak ini cepat merespon dan acapkali enggan untuk menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya. Anak “Overachiever” perlu ditangani oleh para guru dengan cara memotivasi yang baik.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
Sering sebagai guru kelas di SD/ MI menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk menjawab dan tugas/ PRnya sering dilupakan dan acapkali tidak pernah selesai. Anak ini acapkali malas dan menunjukkan tendensi malas. Cara berfikir yang lambat dan cara kerja yang lama, dikelompokkan untuk anak “Slow Learner”.
Tono menunjukkan sikap “Cuek”. Ia kurang peka terhadap lingkungannya. Tono sulit membaca ekspresi guru dan teman-temannya. Tono kaku dalam bergaul dengan teman-temannya. Tono agak diacuhkan oleh teman-teman disekitarnya. Anak seperti ini disebut “Sosial Interception”.
Setelah Anda menyimak panduan tutorial online, silakan Anda membaca modul dengan saksama dan kerjakan soal-soal berikut ini:
Amati dengan saksama siswa-siswi Anda di sekolah atau di kelas dan tuliskan dengan detail tipe kasus tersebut dengan melengkapi pula 4 gejala-gejala perilaku yang khusus. Buatlah kelima soal ini dengan menuliskan tipe karakteristik anak dan sebutkan gejala-gejalanya secara khas.
1. Ciri perilaku Pembosan
2. Ciri perilaku Pemalu
3. Ciri perilaku Penakut
4. Ciri perilaku Bersemangat
5. Ciri perilaku Penyendiri
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Lembar Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2
Pemalu
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
3
Penakut
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
4
Bersemangat
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
5
Penyendiri
…………………………...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
Untuk mengetahui kebenaran jawaban saudara, kirimkan kembali jawaban tersebut melalui fasilitas yang ada, sesuai dengan format yang disediakan.
Selamat bekerja dan selamat belajar.
Sistem Penilaian
Ada 25 jawaban, bila jawaban tersebut benar sesuai kunci jawaban diberi nilai 4.
Jawaban hampir benar atau mendekati kebenaran diberi nilai 2
Jawaban kosong atau keliru dan sama sekali salah nilai 0
Skor
25 jawaban X 4 = 100
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Kunci Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
Distractibility
1.1. Cepat bosan
1.2. Cepat tertarik pada hal yang baru
1.3. Cepat beralih perhatian
1.4. Sulit berkonsentrasi
2
Pemalu
Poor Self Concept
1.1. Pasif
1.2. Tidak bergaul
1.3. Perasa
1.4. Pendiam
3
Penakut
Dependency
1.1. Bergantung (terutama pada ibu/ pengasuh
1.2. Tidak melakukan apa-apa
1.3. Suka mengeluh
1.4. Minta tolong
4
Bersemangat
Overachiever
1.1. Cepat berespon
1.2. Usaha baik
1.3. Tidak menerima kegagalan
1.4. Optimis nilai tinggi
5
Penyendiri
Sosial Interception
1.1. Sulit adaptasi
1.2. Kurang peka
1.3. Kurang peduli
1.4. Sulit membaca ekspresi orang lain
Ket :
Setiap jawaban benar = 4
Setiap jawaban mirip/ menyerupai = 2
Tidak dijawab = 0
Dikirim ke email Pak.Sumiyarso

baca selengkapnya......

INISIASI KAPITA SELECTA 1-5

INISIASI 1
TUGAS TUTORIAL ONLINE KE 1
Saudara Mahasiswa, pada pertemuan ini kita akan mendiskusikan materi tentang pendekatan pembelajaran di SD. Untuk kelancaran mempelajari materi ini, sebaiknya Anda telah menguasai materi yang ada pada modul Kapita Selekta Pembelajaran di SD Bab 1. Jika Anda pelajari dengan seksama modul tersebut, Anda memperoleh informasi tentang berbagai pendekatan atau model-model pembelajaran di SD. Pendekatan tersebut meliputi: pendekatan proses, pendekatan ITM, pendekatan terpadu, pendekatan pembelajaran melalui permaian.


Di samping itu, mungkin Anda perlu mempelajari sumber lain jika dalam modul itu tidak dapat ditemukan konsep-konsep yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran tersebut.
Tugas yang harus Anda lakukan sekarang adalah mengerjakan soal-soal berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan:
a. Pendekatan pendekatan pembelajaran proses?
b. Pendekatan pendekatan pembelajaran ITM?
c. Pendekatan pendekatan pembelajaran terpadu?
d. Pendekatan pendekatan pembelajaran melalui permainan edukatif?
2. Mengapa diperlukan pendekatan-pendekatan pembelajaran:
a. Pendekatan pendekatan pembelajaran proses?
b. Pendekatan pendekatan pembelajaran ITM?
c. Pendekatan pendekatan pembelajaran terpadu?
d. Pendekatan pendekatan pembelajaran melalui permainan edukatif?
3. Untuk dapat melaksanakan berbagai pendekatan pembelajaran, diperlukan berbagai keterampilan pendukung. Tuliskan keterampilan-keterampilan pendukung untuk dapat melaksanakan pendekatan pembelajaran berikut ini.
a. Pendekatan pendekatan pembelajaran proses.
b. Pendekatan pendekatan pembelajaran ITM.
c. Pendekatan pendekatan pembelajaran terpadu.
d. Pendekatan pendekatan pembelajaran melalui permainan edukatif.
Saudara Mahasiswa, semua soal di atas merupakan beban tugas online yang pertama. Oleh karena itu, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh agar Anda mempunyai nilai yang dapat dikonstribusikan ke nilai akhir. Untuk menyelesaikan tugas ini, Anda diberi waktu selama dua minggu, terhitung dari saat dikirimnya tugas ini.

INISIASI 2
Saudara, seperti yang telah kami informasikan pada kegiatan tutorial yang lalu bahwa pada bab 1 dan 2 isinya membahas pokok-pokok bahasan tentang teori belajar, pendekatan dan model pembelajaran di sekolah dasar.
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai materi-materi tersebut, coba Anda kerjakan dan diskusikan beberapa problema berikut.
1. Coba Anda jelaskan teori belajar menurut pandangan behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme dan humanisme ?
2. Jelaskan teori konektivisme dari Thorndike ?
3. Jelaskan pengaruh konstruktivisme dalam proses pembelajaran ?
4. Jelaskan bagaimana belajar dapat terbentuk pada siswa yang mempunyai kebutuhan berbeda ?
5. Bagaimana menurut anda tentang pemberian latihan soal-soal matematika di sekolah dasar ?
6. Coba jelaskan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan Bahasa Indonesia di sekolah dasar ?
7. Apa yang dimaksud dengan discovery- inquiry learning ? Ketrampilan proses apa yang dapat diharapkan melalui kedua metode tersebut dalam pembelajaran IPA ?
8. Jelaskan penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran IPS di SD ?
9. Dalam memberikan pembelajaran menggambar di SD pendekatan apa yang akan anda berikan ?
10. Apakah metode inquiry dapat diberikan dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar? Jelaskan bagaimana caranya ?
Selanjutnya, dalam modul 3 ini isinya membahas tentang pembelajaran melalui permainan edukatif. Masing-masing materi tersebut terdapat dalam kegiatan belajar yang berbeda. Permainan edukatif pada Permainan edukatif untuk matapelajaran matematika pada Bacaan 1, untuk matapelajaran Bahasa Indonesia pada Bacaan 4, untuk matapelajaran IPS pada Bacaan 7 dan 8, untuk matapelajaran seni pada Bacaan 9 dan matapelajaran Penjas pada Bacaan 10.. Silakan Anda pahami materi-materi tersebut dengan cara mengerjakan soal-soal berikut.
1. Jelaskan manfaat bermain bagi anak-anak SD?
2. Apa yang harus disiapkan guru dalam menggunakan pendekatan permainan ?
3. Bagaimana cara memilih permainan yang mampu mengembangkan krativitas?
4. Kembangkan contoh pembelajaran dengan pendekatan permainan untuk mengajarkan salah satu konsep matematika di SD ?
5. Bagaimana cara mengevaluasi penggunaan pendekatam permainan ?

INISIASI 3
Mahasiswa yang terkasih, selamat bertemu kembali pada tutorial on line yang ke 3. Semoga pada pertemuan tutorial on line ini, kita semua dalam keadaan sehat dan bersemangat. Saya yakin anda telah siap dengan materi yang hendak kita diskusikan kali ini. Tema tutorial on line kali ini adalah Merancang Pembelajaran melalui permainan Edukatif di SD. Setelah diskusi ini, diharapkan anda mampu merancang pembelajaran melalui permainan edukatif di SD. Untuk kelancaran diskusi ini, saya harap anda telah memahami konsep pembelajaran melalui permainan edukatif yang telah anda pelajari sebelumnya.
Pembelajaran melalui permainan edukatif pada dasarnya dimaksudkan untuk membawa siswa dalam suasana belajar yang menyenangkan. Banyak hal yang bisa diperoleh siswa dengan pembelajaran melalui permainan edukatif ini. Bermain bagi anak selain merupakan alat belajar juga merupakan kebutuhan hidup seperti bergerak, berlari dan berpikir. Anda dapat mempelajari materi ini lebih dalam pada Bacaan 10 sampai dengan 14. Selanjutnya buatlah rancangan pembelajaran melalui permainan edukatif. Agar dalam membuat rancangan ini dapat berjalan dengan baik, ikutilah tahap-tahap pengerjaan tugas berikut ini.
1. Pilih satu topik dalam salah satu mata pelajaran di sekolah dasar.
2. Rumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
3. Tentukan permainan edukatif yang akan digunakan dalam pembelajaran topik tersebut.
4. Jelaskan mengapa permainan edukatif tersebut yang dipilih dengan mempertimbangkan karakteristik topik dan siswanya.
5. Buatlah skenario pelaksanaan pembelajaran melalui permainan edukatif yang telah ditetapkan.
Selamat mengerjakan. Jika ada materi atau hal lain sehubungan dengan tugas ini yang ingin anda tanyakan, anda bisa menggunakan sarana ini untuk menyampaikan permasalahan anda tersebut. Kerjakanlah tugas ini dengan sungguh-sungguh agar anda mendapat pengalaman belajar yang maksimal dan mempunyai nilai baik yang dapat dikontribusikan pada nilai akhir.

INISIASI 3
Mahasiswa yang terkasih, selamat bertemu kembali pada tutorial on line yang ke 3. Semoga pada pertemuan tutorial on line ini, kita semua dalam keadaan sehat dan bersemangat. Saya yakin anda telah siap dengan materi yang hendak kita diskusikan kali ini. Tema tutorial on line kali ini adalah Merancang Pembelajaran melalui permainan Edukatif di SD. Setelah diskusi ini, diharapkan anda mampu merancang pembelajaran melalui permainan edukatif di SD. Untuk kelancaran diskusi ini, saya harap anda telah memahami konsep pembelajaran melalui permainan edukatif yang telah anda pelajari sebelumnya.
Pembelajaran melalui permainan edukatif pada dasarnya dimaksudkan untuk membawa siswa dalam suasana belajar yang menyenangkan. Banyak hal yang bisa diperoleh siswa dengan pembelajaran melalui permainan edukatif ini. Bermain bagi anak selain merupakan alat belajar juga merupakan kebutuhan hidup seperti bergerak, berlari dan berpikir. Anda dapat mempelajari materi ini lebih dalam pada Bacaan 10 sampai dengan 14. Selanjutnya buatlah rancangan pembelajaran melalui permainan edukatif. Agar dalam membuat rancangan ini dapat berjalan dengan baik, ikutilah tahap-tahap pengerjaan tugas berikut ini.
1. Pilih satu topik dalam salah satu mata pelajaran di sekolah dasar.
2. Rumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
3. Tentukan permainan edukatif yang akan digunakan dalam pembelajaran topik tersebut.
4. Jelaskan mengapa permainan edukatif tersebut yang dipilih dengan mempertimbangkan karakteristik topik dan siswanya.
5. Buatlah skenario pelaksanaan pembelajaran melalui permainan edukatif yang telah ditetapkan.
Selamat mengerjakan. Jika ada materi atau hal lain sehubungan dengan tugas ini yang ingin anda tanyakan, anda bisa menggunakan sarana ini untuk menyampaikan permasalahan anda tersebut. Kerjakanlah tugas ini dengan sungguh-sungguh agar anda mendapat pengalaman belajar yang maksimal dan mempunyai nilai baik yang dapat dikontribusikan pada nilai akhir.

INISIASI 4
Saudara Mahasiswa, pada pertemuan kali ini kita akan mendiskusikan materi tentang bagaimana merancang pembelajaran melalui pengalaman langsung/eksplorasi di lingkungan sekitar. Melalui materi ini Saudara akan dibekali prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan STM, sehingga akan membantu Saudara dalam mengembangkan program pembelajaran yang dibutuhkan siswa. STM merupakan merupakan pendekatan yang mengkaitkan antara Sains dan Teknologi dengan permasalahan yang muncul di masyarakat/lingkungan sekitar atau di lingkungan anak. Tahapan pendekatan pembelajaran dengan pendekatan STM adalah: 1) tahap invitasi, 2) tahap eksplorasi, 3) tahap solusi, 4) tahap aplikasi. Merujuk dari materi yang telah Saudara pelajari di atas maka untuk memperdalam pemahaman Saudara, selanjutnya jawablah pertanyaan dibawah ini.
1. Jelaskan karakteristik pembelajaran melalui pendekatan STM
2. Apa yang harus dilakukan guru dalam menggunakan pendekatan STM
3. Bagaimana cara mendapatkan masalah atau topic yang tepat bagi siswa Sekolah Dasar untuk pembelajaran dengan pendekatan STM
4. Berikan contoh pembelajaran dengan pendekatan STM
5. Berikan contoh evaluasi pembelajaran dengan pendekatan STM
6. Jawaban di serahkan melalui Email. Jarot@.UMM.ac.id
7. Tugas diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu setelah tugas ini di sampaikan
Untuk mendalami pemahaman saudara mengenai materi di atas, silakan saudara membaca pada Buku Bacaan 15, 16, 17, 18, 19, 20 Panduan Kapita Selekta Pedmbelajaran Di sekolah Dasar.

Inisiasi 5
Saudara Mahasiswa, apa kabar ? pada pertemuan kali ini kita akan bersama-sama untuk mempelajari topik ”Merancang pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran terpadu”. Setelah mempelajari topik ini Anda diharapkan memiliki kemampuan Merancang Pembelajaran Terpadu untuk kegiatan pembelajaran di SD. Untuk memiliki kemampuan tersebut, unsur-unsur yang akan didiskusikan dalam merancang pembelajaran terpadu tersebut meliuputi: menetapkan tema sentral, merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran, mengidentifikasi konsep-konsep yang memiliki sifat keterkaitan baik yang terdapat dalam intra maupun antar mata pelajaran yang akan diintegrasikan, merumuskan skenario pembelajaran yang akan dilakukan, dan menetapkan alat evaluasi yang akan dilakukan.
Saudara Mahasiswa, yang dimaksud dengan merancang pembelajaran terpadu pada dasarnya adalah bagaimana membuat rencana atau niat secara tertulis sebagai pedoman operasional yang akan menjadi pedoman bagi guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran terpadu. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat rencana pembelajaran terpadu tersebut: pertama menetapkan tema pembelajaran yang akan berfungsi sebagai alat pengait pembelajaran, kedua merumuskan kompetensi yang harus dicapai siswa, ketiga menetapkan konsep atau prinsip dari setiap mata pelajaran yang memiliki keterkaitan untuk diintegrasikan baik secara intra maupun antar mata pelajaran, keempat merumuskan skenario atau kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, dan kelima merumuskan alat evaluasi yang akan digunakan.
Sebelum membuat rancangan pembelajaran dengan pendekatan terpadu ada baiknya saudara untuk dapat menelaah kembali tentang :
1. Perbedaaan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaran terpadu
2. Karakteristik Pembelajaran terpadu
3. Macam model pembelajaran terpadu
4. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran terpadu
5. Penilaian dalam pembelajaran terpadu
Untuk dapat memahami materi diatas saudara dapat mempelajarai modul Bab IV tentang PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN TERPADU.
Saudara mahasiswa, tugas saudara saat ini adalah membuat skenario/rancangan pembelajaran terpadu dengan (1) model antar matapelajaran minimal mengkaitkan 3 mata pelajaran (2) Kelas sesuai dengan saudara mengajar.
Jawaban TO Dikirim Ke emailnya Pak. Mudiyano

baca selengkapnya......

INISIASI PEND.MULTIKULTURAL 3,4,5

Inisiasi 3
Pendidikan Multikultural
Saudara mahasiswa, pada pertemuan kali ini kita akan mendiskusikan materi tentang karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai negara. Untuk kelancaran mempelajari materi ini, sebaiknya Anda telah menguasai materi-materi yang ada pada modul 2.


Pada modul ke 3 ini, anda akan diajak untuk :
1. membandingkan karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai negara. Dengan mempelajari berbagai karakteristik Pendidikan Multikultural tersebut kita akan mengetahui bahwa setiap negera memiliki keunikan yang mendasari kemunculan Pendidikan Multikultural.
2. mengkaji karakteristik alamiah yang terdapat pada halaman 3-24 dan 3-25 dan mengkaji karakteristik budaya Indonesia yang bersifat multikultur. Dengan mempelajari karakteristik alamiah dan budaya Indonesia tersebut kita memahami keunikan yang dimiliki oleh Indonesia sebagai dasar pengembangan Pendidikan Multikultural yang unik pula.
3. mengkaji berbagai wawasan multikultural yang bersifat lokal, nasional dan universal.

Nah setelah Anda kaji lebih dalam materi pada halaman yang sudah disebutkan di atas, kerjakanlah soal-soal berikut:
1. Carilah karakteritik budaya negara Amerika, Inggris, Kanada, Australia dan Asia. Buatlah apa persamaan dan perbedaan karakteristik budaya negara Amerika, Inggris, Kanada, Australia dan Asia.
2. Buatlah perbandingan pola budaya antara berbagai budaya daerah. Misalnya Jawa, Cina, Bali, Dayak, Irian, Minang, Banjar, Aceh, Papua, Bugis dan sebagainya). Pola budaya itu bisa Anda buat seperti pada halaman 3-15. Sedangkan norma yang akan anda kaji, bisa anda diskusikan dengan karakteristik budaya di tempat anda masing-masing (pandangan hidup, cara berpakaian, falsafah pembuatan rumah adat, nilai yang terdapat pada tarian daerah, dan sebagainya).
3. Carilah masing-masing tiga contoh tradisi yang berlatar belakang wawasan budaya lokal, nasional dan universal yang berada di lingkungan Anda.

Saudara, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh agar Anda mempunyai nilai yang dapat dikontribusikan ke nilai akhir. Selamat belajar dan sukses selalu.

Inisiasi 4
Pendidikan Multikultural
Saudara mahasiswa, setelah mempelajari berbagai karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai negara dan membandingkan karakteristik budaya lokal seperti dibahas pada unit 3, pada pertemuan kali ini kita akan mendiskusikan materi tentang problema Pendidikan Multikultural di Indonesia dan mengkaji prinsip pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia.
Untuk kelancaran mempelajari materi ini, sebaiknya Anda telah menguasai materi-materi yang ada pada unit 3. Pada unit ke 4 dan 5 ini, anda akan diajak untuk :
1. membahas berbagai problema kemasyarakatan Pendidikan Multikultural di Indonesia.
2. mengkaji problema penyakit budaya berbentuk prasangka, stereotipe, etnosentrisme, rasisme, diskriminasi dan scape goating.
3. mengkaji problema pembelajaran Pendidikan Multikultural.
4. mengkaji prinsip pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia.

Nah setelah Anda kaji lebih dalam materi ini, kerjakanlah soal-soal berikut:
1. daerah anda tentu memiliki keunikan yang tidak bisa ditemui di daerah lain. Carilah dan identifikasilah berbagai problema kemasyarakatan yang khusus ada di daerah Anda.
2. analisalah berbagai kejadian yang berlatar belakang problema penyakit budaya berbentuk prasangka, stereotipe, etnosentrisme, rasisme, diskriminasi dan scape goating. Lebih baik, bila kejadian itu adalah kejadian di daerah Anda sendiri. Atau berbagai kejadian nasional yang menyita perhatian publik. Hasilnya berupa tabel seperti di bawah ini.

Kejadian di masyarakat yang menyita perhatian publik
Problema penyakit budaya yang melatar belakangi kejadian
Peristiwa Sampit
Etnosentrisme karena menyangkut persoalan etnis Dayak dan Madura yang menetapkan norma budayanya sendiri terhadap kelompok lain.
Diskriminasi karena ada pembedaan di bidang ekonomi yang ada di daerah itu. Scape goating karena adanya saling menyalahkan kelompok lain.
-------
-----------

Inisiasi Pendidikan Multikultural 1
3. analisalah masalah-masalah yang temui ketika Anda akan menggunakan berbagai budaya yang ada di daerah anda itu dalam mata pelajaran dan alternatif apa yang dapat diambi; dalam mengatasi masalah tersebut. Mungkin, dari segi waktu, kemampuan guru dalam mengenal budayanya sendiri, kesesuaian dengan mata pelajaran dan sebagainya.

Penggunaan Angklung untuk mengajarkan nada dasar pada pelajaran seni suara (contoh)
Faktor-faktor yang dipertimbangkan
Masalah dalam menggunakan berbagai budaya dalam pembelajaran
Alternatif pemecahan
Waktu
Membutuhkan waktu yang namyak
Digunakan 1 kali
Kemampuan guru
Tidak semua guru memiliki kemampuan
Guru yang memiliki kemampuan mengajari teman yang belum bisa
Kesesuaian dengan mata pelajaran
------------
--------------
-----------
------------
--------------
-----------
------------



Penggunaan Sempoa untuk mengajarkan penambahan, pengurangan dan perkalian pada mata pelajaran matematika (contoh)

Faktor-faktor yang dipertimbangkan
Masalah dalam menggunakan berbagai budaya dalam pembelajaran
Alternatif pemecahan
------
-------
--------
------
-------
--------


2 Inisiasi Pendidikan Multikultural
4. diskusikan dan laporkan bentuk-bentuk budaya daerah Anda yang dapat dimasukkan dalam pengembangan Pendidikan Multikultural seperti yang dibahas pada halaman 5 – 15 sampai 5 – 17.

Tahapan Pengembangan Pendidikan Multikultural
Bentuk Pengembangan
Penambahan materi multikultural
Memasukkan permainan .... pada .... (contoh)
Mata pelajaran yang berdiri sendiri
Pelajaran tari atau kesenian lain (contoh) yang berdiri sendiri
Program dan praktek di SD
.......
Reformasi sekolah secara total
.......
Gerakan persamaan
.......
Proses pembudayaan
.......



Saudara, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh agar Anda mempunyai nilai yang dapat dikontribusikan ke nilai akhir. Selamat belajar dan sukses selalu.
Selamat mengerjakan !

Inisiasi 5
Pendidikan Multikultural
Saudara mahasiswa, setelah mempelajari berbagai problematika kemasyarakatan, problema penyakit budaya dan problema pembelajaran Pendidikan Multikultural pada unit 4, pada pertemuan kali ini kita akan mendiskusikan materi tentang peranan sekolah dasar sebagai lembaga pengembangan Pendidikan Multikultural dan pembelajaran berbasis budaya. Untuk kelancaran mempelajari materi ini, sebaiknya Anda telah menguasai materi-materi yang ada pada unit 4 -5. Pada unit ke 6 dan 7 ini, anda akan diajak untuk :
1. membahas peranan sekolah dasar sebagai lembaga pengembangan Pendidikan Multikultural.
2. merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berbasis budaya. mengkaji problema pembelajaran Pendidikan Multikultural.

Nah setelah Anda kaji lebih dalam materi ini, kerjakanlah soal-soal berikut:
1. analisalah apa bentuk pewarisan budaya yang dapat dikembangkan di sekolah dasar untuk ikut membantu melestarikan budaya daerah dan analisalah nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui berbagai budaya daerah itu. Misalnya: tradisi “Maelo Pukak” (menarik pukat) untuk mengembangkan nilai gotong royong dan kekompakan. Petunjuk: Untuk tugas ini anda mencari berbagai budaya yang ada di daerah anda yang dapat dilakukan di SD seperti permainan anak-anak, alat musik tradisional daerah anda.
2. analisalah apa bentuk pengembangan yang dapat dilakukan di sekolah dasar untuk ikut membantu mengembangkan potensi daerah anda lewat program-program yang dapat dilaksanakan di sekolah dasar. Misalnya, (1) “pembentukan paguyuban orang tua siswa” yang memanfaatkan kebiasaan dan tradisi daerah yang ikut serta membantu menghias ruangan kelas, menanami kebun di sekolah, mengajari ketrampilan tertentu yang dimiliki orang tua siswa. (2) mendirikan perkumpulan seni budaya daerah (3) lomba berbagai tradisi daerah yang dapat dijadikan agenda daerah. Misal “Maelo Pukak” (menarik pukat) untuk daerah pesisir pandai di Padang. Lomba memahat kayu.

3. identifikasilah permainan rakyat, cerita rakyat dan alat tradisional yang ada di daerah Anda. Buatlah RPP dengan model pembelajaran berbasis budaya melalui permainan daerah, cerita rakyat atau penggunaan alat-alat tradisional sesuai dengan mata mata pelajaran yang memungkinkan dilaksanakannya model pembelajaran berbasis budaya.
4. Cobalah melaksanakan RPP yang menggunakan pembelajaran berbasis budaya. Analisalah kelebihan dan kelemahan pembelajaran berbasis budaya. Misalnya, apa kelebihan dan kekurangan pemanfaatan angklung untuk pembelajaran menyanyi, apa kelebihan dan kekurangan permainan kasti pada pelajaran olah raga.

Selamat mencoba dan sukses selalu.
Jawaban TO Dikirim Ke Email ridhosar@gmail.com, paling lambat tanggal 10 Desember 2008.

baca selengkapnya......